Maaf baru sempet direply Berikut articles yang ngebahas soal relasi gaya pasang surut dengan frekuensi kegempaan di Bumi. Ada yang berkesimpulan itu memang saling berkorelasi, namun ada juga yang menyimpulkan korelasinya lemah. Ya saya pikir ini wajar saja, ilmu gempa belum lama lahir (belum ada seabad), pemahaman tentang tektonik lempeng juga baru muncul pada 1960-an. Dan jikalau mau dibandingkan, model kegempaan yang paling banyak digunakan pada saat ini, yakni ellastic dislocation modelling, ternyata juga tidak sanggup menjelaskan fenomena seismic cluster seperti yang terjadi pada patahan2 aktif kayak San Andreas Fault System di California sana, ataupun juga yang terjadi di Great Sumatran Fault System di Indonesia.
Masih ada banyak hal yang musti diselidiki lebih lanjut. Masih banyak jalan menuju "rumus" empirik untuk meramalakan timing dan magnitude gempa dengan basis fase Bulan. Salam, Ma'rufin ________________________________ From: Michael DeGuzman <deguzmanbus...@yahoo.com> To: fisika_indone...@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 8, 2009 4:57:23 PM Subject: Re: Bls: [FISIKA] Re: Bulan Baru dan Purnama Jadi Alternatif Peringatan Dini (iya gitu???) Mas maryanto, saya juga berfikir semua yang kita liat adalah nisbi dan relatif. Saya juga mengerti jalan kita-kita yg basic-nya fisika, yg awalnya serba 'refference' (base on international journal?), matematis, logis atau apapun basic awalnya, kemudian berubah menjadi "logis tapi berkemungkinan" . sebagaimana jalan pikiran para geologist. Semua serba mungkin asal ada dasar pikiran logikanya (interpretasi) darimana asalnya. Tapi pada tataran fisika murni pun sebenarnya kita harus membebaskan pikiran dengan me-logis-kan ide-ide kita dengan dasar atau fenomena-fenomena yg ada, dan matematika dan fisika hanyalah alat untuk kebebasan khayalan. Dalam dunia material ataupun di-fisika-kan menjadi fisika materal pun sebenarnya juga tidak exact kalau hanya base on refferences. Saya dulu belajar menganalisa karakteristik mineral alam dengan kandungan senyawa-senyawa atau unsur-unsur yang sama. Namun dari hasil analisa X-ray, setiap mineral mempunyai karakteristik yg berbeda (spectrum energi yg berbeda) walau kandungan dan nama mineralnya sama, ternyata tergantung dari mana mineral itu berasal. Mineral X dari daerah Bangka tentunya berbeda dgn mineral X dari Riau misalnya, walau rumus kimianya sama, komposisi2 nya juga sama. Akhirnya pada jarak yang satu meter pun akan berbeda karakteristiknya. Mungkin kalau dalam dunia seismic, seperti mas maryanto jalani, kita mungkin memaksa alam dgn model wavelet extraction pada awalnya, sebelum kita memodelkan lapisan subsurface. Kalau semua harus di-exact-kan jatuh2nya diperlukan 'tindakan', semisal ekstraksi ataupun 'pemaksaan model matematis' atau base on journal ilmiah dari peneliti2 terdahulu. Pikiran dan ide2 kita tidak akan pernah bebas. Dan kenyataanya alam tidak bisa dipaksa masuk dalam model matematis, fisika atau kimia berdasarkan logika yang dibuat manusia, kecuali dibuatkan asumsi-asumsi yang begitu banyak. Begitu kita sering berinteraksi dengan alam secara langsung, kita pada akhirnya menjadi kecil untuk berani2nya memodelkan alam dgn model yg exact kecuali dgn asumsi2 yang kadang asumsi2nya pun kita tidak tahu. Semacam differential assumsi?? salam Guzman --- Pada Kam, 8/1/09, Maryanto <maryan...@yahoo. com> menulis: Dari: Maryanto <maryan...@yahoo. com> Topik: Re: Bls: [FISIKA] Re: Bulan Baru dan Purnama Jadi Alternatif Peringatan Dini (iya gitu???) Kepada: fisika_indonesia@ yahoogroups. com Tanggal: Kamis, 8 Januari, 2009, 11:20 AM Salam, Sayangnya, kata scientific, logis, nalar, masih tergantung dari "seberapa data versi yang di universikan" orang itu. Dan tiap waktu, universi orang bisa berbeda, apalagi orang yang berbeda. Tak logis bagi seseorang, bisa saja itu logis bagi orang lain. Versi-versi yang saya "unified" (universitiku) , yang saya buat sejak th 2004, ada dua publikasi pada th 2006, bisa di baca abstractnya di bawah, yang mungkin bisa menolong. http://salamology. wordpress. com/2008/ 10/11/salam- theory-and- lindu-large- intensity- natural-disaster -underground/ http://salamology. wordpress. com/2008/ 10/11/redi- recorded- volcano-eruption -development- and-implications -merapi-and- breaking- plate-tectonic- orchestra/ Memang pernah terpikir, bahwa kenapa bulan purnama kok di sunatkan puasa, yang saya duga karena perlunya lebih berfikir pada hari-hari itu. Bagaimana Mas Satria, ata yang lain? Salam, Maryanto. http://salamology. wordpress. com/ ________________________________ From: Satria Zulkarnaen <izoe...@yahoo. com> To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com Sent: Thursday, January 8, 2009 9:33:08 AM Subject: Re: Bls: [FISIKA] Re: Bulan Baru dan Purnama Jadi Alternatif Peringatan Dini (iya gitu???) Iya gitu ada hubungannya antara bulan baru dan bulan purnama dengan gempa bumi/pelepasan energi di zona subduksi? Kok kayak agak skeptis saya. Mekanismenya gimana? Is it proven theory? Please let me know if there is an article in a peer-reviewed journal about it... Jangan2 itu cuman spekulasi... . Dari sudut pandang order of magnitude, kok seperti sulit ada kemungkinan hubungannya. Tapi kalau misalkan tentang hubungan bulan baru dan bulan purnama dengan fenomena pasang surut permukaan laut (tide in and tide out), saya sih yakin, karena itu proven. Please explain to me scientifically. Maklum, saya bukan spesialis di bidang ini, tapi penasaran juga.... >>->>IZUL<<-<<$4+|~14<< ------------ --------- -- Satria Zulkarnaen Bisri Graduate Student Low Temperature Condensed State Physics (Y. Iwasa Lab.) Institute for Materials Research Tohoku University, Japan URL: http://www-lab. imr.tohoku. ac.jp/~satria/ index.html ________________________________ From: Michael DeGuzman <deguzmanbusang@ yahoo.com> To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com Cc: Ma'rufin Sudibyo <maruf...@yahoo. com>; "iagi-...@iagi. or.id" <iagi-...@iagi. or.id>; Forum HAGI <fo...@hagi.or. id>; "geologiugm@ freelists. org" <geologi...@freelist s.org>; Serba_KL Serba_KL <serba...@googlegrou ps.com>; Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail. com>; Rukyat <rukyatulhilal@ yahoogroups. com>; Jogja Astroclub <jogja_astroclub@ yahoogroups. com>; Astronomi Indonesia <astronomi_indonesia @yahoogroups. com>; Himpunan Astronom Amatir Jakarta <haa...@yahoogroups. com>; Sains <sa...@yahoogroups. com>; Forum Pembaca Kompas <forum-pembaca- kom...@yahoogrou ps.com>; Dr. Thomas Djamaluddin <t_dja...@bdg. lapan.go. id>; wahyu budi <wahyubudisetyawan@ yahoo.com>; Dirmawan <lik_...@yahoo. co.id>; Agus Hendratno MT <agushendratno@ yahoo.com>; Ihda <brother_ihda@ yahoo.co. id>; Sulistyowati <al_i...@yahoo. co.id>; Ayah Abdillah H <abdill...@gmail. com>; Iffah <a.if...@gmail. com> Sent: Thursday, January 8, 2009 11:09:23 AM Subject: Bls: [FISIKA] Re: Bulan Baru dan Purnama Jadi Alternatif Peringatan Dini Salam kenal semua, Apakah karena itu pula dalam agama disunnahkan puasa diawal bulan dan ditengah bulan Hijriah? (supaya kita waspada dan selalu mengingat Allah?) Waktu saya kerja survey di offshore memang untuk daerah2 tertentu (lautan lepas) adalah adalah masa2 menegangkan saat malam purnama atau awal bulan hijriah.... Melihat energi pasang yang begitu besar sangat mungkin gaya gravitasi membantu 'menggetarkan- menarik' zona-zona lemah (struktur) yang kompleks terutama di Indonesia bagian Timur. Faktor iklim juga kemungkinan sangat berpengaruh besar, karena di Indonesia timur biasanya hanya ada beberapa bulan tenang dari 12 bulan yang ada. Terutama daerah papua dan maluku utara. wass wr Guzman