--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, verdi adhanta 
<verdiadha...@...> wrote:
>
> "apa yang dilakukan oleh Galileo bukan hanya karena sekedar TAHU 
> saja tapi juga PERCAYA."
> T I D A K. 
> GALILEO, misalnya, menguji PEMAHAMAN Aristoteles tentang gravitasi, 
atau dalam hal ini, PERILAKU BENDA JATUH, BUKAN karena IA TIDAK 
PERCAYA atau PERCAYA pemahaman Aristoteles tentang GRAVITASI yang 
telah bertahan ratusan tahun sebelumnya itu, yaitu, menurut pemahaman 
Aristoteles, Benda yang lebih berat akan jatuh lebih cepat dari benda 
yang lebih ringan. IA MENGUJINYA untuk menge-TAHU-i nya. 
> SETELAH ia mengujinya, dan mendapatkan FAKTA OBSERVASI bahwa BENDA 
JATUH SAMA CEPAT tak tergantung dari BERATnya, maka ia MENGE-TAHU-i 
hal tersebut. IA TIDAK "PERCAYA" akan hal tersebut. Ia T A H U.

=============================
Dari mana Pak Verdi TAHU bahwa "BUKAN karena Galileo TIDAK PERCAYA 
atau PERCAYA pemahaman Aristoteles tentang GRAVITASI". Motif orang 
menguji bisa macam-macam, bisa karena sedang pengangguran, bisa 
karena tidak percaya, bisa karena digerakkan sesuatu kejadian. Tapi 
biasanya paling pas, kita tanya sendiri ke orang yang bersangkutan. 
Berhubung tidak mungkin menanyai sendiri GALILEO, dari mana 
kesimpulan tersebut didapat? Jangan-jangan pak Verdi sekedar PERCAYA 
tanpa melalui suatu metodologi tertentu?
-----------------------------

> "Atau pak Verdhi  sekedar percaya pada suatu buku atau website yang 
mengatakan 
> demikian? Atau ini sekedar opini/asumsi pak Verdhi saja?"
> SAYA TIDAK PERCAYA pada suatu BUKU atau WEBSITE dalam bingkai 
pembicaraan SAINS.
> SAYA TIDAK PERNAH PERCAYA pada suatu BUKU atau WEBSITE dalam 
konteks bingkai pembicaraan SAINS.
> SAYA TIDAK PERLU PERCAYA pada suatu BUKU atau WEBSITE dalam konteks 
bingkai pembicaraan sains.
> SAYA PUNYA PENGETAHUAN tentang metodologi untuk MENGUJI apakah 
sebuah KARYA SAINS tertentu telah diajukan MELALUI METODOLOGI 
tertentu yang VALID untuk BAHASAN yang tercakup dalam BINGKAI 
PERMASALAHAN yang dinyatakannya.

==================================
Singkat kata, TAHU bahwa "Galileo (sekedar) TAHU akan heliosentris" 
sudah diuji dengan metodologi tertentu?
----------------------------------

> "Contoh lain:
> Orang 1: Saya sudah lihat fotocopy Ijazah orang yang melamar, 
memang 
> lulusan S1
> Orang 2: Apa perlu kita minta ijazah aslinya?
> Orang 1: Sudah cukup fotocopynya saja
> Orang 2: Apakah kamu percaya dia benar-benar lulusan S1?
> Orang 1: Ya, saya percaya karena saya tidak mau repot-repot nelpon 
ke 
> Harvard University untuk menanyakan apakah dia benar-benar lulusan 
> Harvard. 
> Orang 3 (pelamar): Sukurin loe, ijazah sepupu gue fotokopi..."
> Terima kasih karena Anda sudah memberikan contoh lain MENGAPA SAINS 
harus tetap tidak menggunakan "PERCAYA" atau "TIDAK PERCAYA"

==============================
Contoh ini sebenarnya menunjukkan bahwa pembuktian dengan metodologi 
tertentu (fotocopy) bisa saja salah karena sesuatu hal. Bisa karena 
buktinya dimanipulasi atau akal kita saat itu belum nyampe. Kalau 
SAINS model begini bisa saja salah di kemudian hari, kenapa kita 
tidak OPEN MIND saja dalam mendefinisikan sebuah FAKTA.
------------------------------

> "Karena Piramida merupakan makam Firaun. Di sinilah didapat bukti-
> bukti sejarah bahwa dulu Firaun merupakan raja Mesir. Bahwa Ramses 
> memang benar pernah berkuasa"
> JELASKAN: BAGAIMANA "bukti-bukti sejarah bahwa dulu Firaun 
merupakan raja Mesir." Membuktikan Musa membawa bangsa Israel keluar 
dari Tanah Mesir.
> 1). Anda juga harus memberi informasi SIAPAKAH "MUSA"
> 2). Anda juga harus menyediakan fakta-fakta yang dapat diobserve 
dan/atau didemonstrasikan bahwa seseorang bernama "MUSA" sesuai 
deskripsi Anda tentang "SIAPAKAH MUSA" ADA dan berinteraksi dengan 
"RAJA MESIR" dan/atau "bangsa Israel" sehingga kemudian membawa 
"bangsa Israel" keluar dari "Tanah Mesir."
> JELASKAN: BAGAIMANA "Bahwa Ramses memang benar pernah berkuasa." 
membuktikan "Musa membawa bansa israel keluar dari tanah mesir."
> 1) Anda juga harus memberi informasi SIAPAKAH "RAMSES"
> 2) Anda juga harus menyediakan fakta-fakta yang dapat diobserve dan/
atau didemonstrasikan bahwa seorang bernama "RAMSES" sesuai deskripsi 
Anda tentang "SIAPAKAH RAMSES" dan bagaimana "RAMSES" ini membuktikan 
pernyataan Anda tentang "Musa membawa bangsa Israel keluar dari Tanah 
Mesir."
>  

==============================
Contoh Musa ini merupakan penjelasan bahwa orang untuk PERCAYA butuh 
SAINS. Jadi mungkin pak Verdi salah paham bahwa saya sedang 
menjelaskan metode SAINS yang saat ini pak Verdi anut (atau percayai
 :))
Kitab suci menyatakan Musa membawa bangsa Israel keluar dari tanah 
Mesir. Pemikiran saya sederhana saja: (FAKTA 1) sekarang negara Mesir 
juga masih ada, (FAKTA 2) ada juga piramida-piramida yang menjadi 
kuburan Firaun (mummy, bukan mommy), (FAKTA 3) sejarah juga mencatat 
adanya raja Mesir yang bernama Ramses. Dengan dasar demikian (ada 
bukti) saya percaya bahwa Musa membawa bangsa Israel keluar dari 
tanah Mesir (yang tertulis di kitab suci). Jadi saya tidak perlu 
repot-repot kenalan dulu dengan RAMSES :)
Kesimpulan : AGAMA butuh SAINS untuk bikin saya percaya.
Kalau pak Verdi PERCAYA (bukan tahu lho) karena pemuka AGAMA kotbah 
A,B,C,D, saya juga tidak melarang karena itulah saya kasih ungkapan :
BERBAHAGIALAH MEREKA YANG TIDAK MELIHAT TAPI PERCAYA
------------------------------

> "Langkah 2 dan 3 inilah yang saya gugat.  Coba jelaskan mengapa 
harus tetap demikian?" 
> BILA ANDA ingin menggugat METODOLOGI SAINS, silahkan mengajukannya 
pada otoritas SAINS.
> "Apakah selamanya harus begitu?"
> HARUS BEGITU "SELAMANYA" S A M P A I ADA METODOLOGI ALTERNATIF YANG 
MEMBUKTIKAN DIRINYA MENJADI ALTERNATIF YANG LEBIH AKURAT/VALID.
> "Coba jelaskan mengapa harus tetap demikian?"
> SETIAP SAINTIS yang mengajukan karyanya untuk diteirma dalam 
otoritas Sains TELAH MELEWATI proses Metodologi tersebut. SETIAP 
KARYA ILMIAH yang diterima oleh otoritas Sains TELAH MELEWATI proses 
metodologi tersebut.
> Setiap Saintis harus terlebih dahulu BERUSAHA dengan SEGALA CARA 
MEMBUKTIKAN teori atau klaim positif yang dinyatakannya SALAH (ALIAS 
MENGUJINYA SENDIRI), sebelum diajukan kepada PEER REVIEW (DIUJI OLEH 
SAINTIS YANG LAIN).
> HARUS TETAP DEMIKIAN karena DEMIKIANLAH cara SAINS menemukan dan 
memahami segala yang diobservasinya, sehingga sampai saat ini 
terbukti berhasil, misalnya, menghasilkan KOMPUTER yang ANDA gunakan 
untuk menulis email ini dan SEGALA produk-produk SAINS yang telah 
dinikmati oleh manusia di PERADABAN ini.
> JIKA ANDA pikir ANDA menemukan atau menciptakan METDOLOGI 
Alternatif, SILAHKAN ajukan pada otoritas SAINS terdekat.

===============================
Uraian pak Verdi di atas menunjukkan bahwa apabila saya ingin 
menyampaikan suatu alternatif, saya harus mengajukan pada otoritas 
SAINS yang tentunya mempersyaratkan hal-hal yang pak Verdi sebut di 
atas. Jelas langsung tewas :)
Yang perlu diubah itu ya SYARAT ITU atau yang disebut dengan DEMIKIAN 
di atas. Saya tidak akan menggugat bahwa yang DEMIKIAN tersebut 
SALAH. Yang saya gugat adalah masak sich tidak bisa pakai alternatif 
lain?
-------------------------------

> "Artinya Sains sendirian tidak sanggup menyakinkan Bapak/Ibu Hakim. 
> Hakim mesti mendengarkan dulu kesaksian seseorang yang bisa di-
> PERCAYA. Salah satu metodologi untuk dapat percaya omongan saksi, 
> saksinya disumpah dulu."
> T I D A K.
> Seorang Hakim tidak "PERCAYA" atau "TIDAK PERCAYA" pada kesaksian 
seseorang di dalam persidangan. Apabila Hakim tersebut mengalami rasa 
"PERCAYA" atau "TIDAK PERCAYA", hal tersebut TIDAK BOLEH MEMPENGARUHI 
KEPUTUSANNYA.
> Bagi seorang HAKIM, kesaksian seseorang adalah sebuah "ALAT BUKTI 
PENGAKUAN DALAM RUANG SIDANG" untuk ditentukan SYAH atau TIDAKNYA. 
> Sumpah seorang SAKSI di dalam pengadilan diperlakukan sebagai 
syarat untuk "SYAH TIDAKNYA" alat bukti tersebut.
> "PERCAYA" ataupun "TIDAK PERCAYA" adalah IRELEVAN bagi seorang 
HAKIM.
> -

==================================
Lalu bagaimana pak Verdi bisa menjelaskan bahwa vonis Pengadilan 
Negri bisa beda dengan Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung?
Pernah dengan dissenting opinion? Contohnya baru-baru ini yaitu 
Mahkamah Konstitusi menyatakan "Capres dan Cawapres harus melalui 
jalur partai politik" tidak melanggar Undang-Undang. Tapi dari 8 
hakim ada 3 hakim yang menyatakan pendapat berbeda.
Bisa dijelaskan para hakim ini sebenarnya TAHU atau PERCAYA saat 
menyatakan dissenting opinion?
----------------------------------

> "Kesan ini saya dapatkan dari tulisan Pak Verdi berikut:
> Faktanya, apa yang disebut dalam artikel tersebut sebagai 
> "Evolutionary Creationism" adalah bagian atau upaya dari kelompok 
> yang pernah saya tulis dalam post sebelum ini, yaitu kelompok 
> Creationist / inteligent design yang HAMPIR saja mengubah sistem 
> AKADEMI (AKADEMI = SISTEM SAINS) di Amerika dengan memasukan hal-
hal 
> seperti "Evolutionary Creationism" ini kedalam kurikulum, sesuatu 
> yang MEMAKSA agar apapun yang mereka ajarkan TIDAK PERLU MELEWATI 
> METODOLOGI SAINS untuk dapat disebut "FAKTA"."
> -
> TENTU SAJA integritas METODOLOGI SAINS harus dipertahankan.
> Mengapa? Sudah saya tulis dan tulis berulang kali.

=====================
OK kalau begitu METODOLOGI SAINS yang mau dipertahankan. Jadi SAINS 
yang tidak pakai METODOLOGI boleh-boleh saja kan? Kalau saya tidak 
pakai METODOLOGI, masa sich saya dianggap melecehkan METODOLOGI 
SAINS. Masing-masing pihak bisa menghargai perbedaan tanpa perlu 
merasa dilecehkan satu sama lain. Bhinneka Tunggal Ika gitu loch...
---------------------

> "arti radar dan lampu indikator di depannya (bisa malfunction)."
> Apabila indikator apapun, atau alat apapun MALFUNCTION, itu adalah 
persoalan INDUSTRI.
> BUKAN SAINS.
> "FAKTA tidak perlu melalui metodologi  tertentu."
> FAKTA dalam SAINS -HARUS- DIDAPATKAN MELALUI METODOLOGI TERTENTU.
> "Sama seperti Pak Verdhi mengungkap FAKTA bahwa "Gallileo bertahan 
pada APA YANG DIA TAHU. Tapi saya punya FAKTA ALTERNATIF 
> bahwa "Gallileo bertahan pada APA YANG DIA TAHU DAN PERCAYAI hingga 
> rela masuk penjara".
> TIDAK. Anda masih TIDAK MEMAHAMI KONSEP "TAHU" akan "FAKTA" yang 
didapatkan melalui "METODOLOGI tertentu" dan perbedaanya dengan apa 
yang disebut "PERCAYA".
> "Tapi saya punya FAKTA ALTERNATIF bahwa "Gallileo bertahan pada APA 
YANG DIA TAHU DAN PERCAYAI hingga rela masuk penjara"."
> 
> TIDAK. APA YANG ANDA TULIS, "Gallileo bertahan pada APA YANG DIA 
TAHU DAN PERCAYAI hingga rela masuk penjara" BUKANLAH SEBUAH FAKTA.
> APA YANG SAYA TULIS "Gallileo bertahan pada APA YANG DIA TAHU" 
BUKANLAH SEBUAH FAKTA. Saya TIDAK PERNAH mengatakan TEKS TERSEBUT 
dalah sebuah FAKTA.
> TEKS yang saya tulis tersebut adalah sebuah "ARGUMEN" berdasarkan 
sejarah tentang METODOLOGI yang dilakukan GALILEO dalam karya-
karyanya.
> JIKA ANDA ingin berargumentasi tentang "Gallileo bertahan pada APA 
YANG DIA TAHU DAN PERCAYAI hingga rela masuk penjara", silahkan 
ajukan dasar argumentasi Anda tersebut MELALUI sejarah apa yang 
dilakukan GALILEO dalam KARYA-KARYAnya, bukan APA yang diperbuat/
dikatakan/dinyatakan Galileo DILUAR bingkai pembicaraan KARYA-
KARYA(ILMIAH)nya.

================================
Singkat kata kalau "Gallileo bertahan pada APA YANG DIA TAHU" 
ternyata sebuah ARGUMEN (bukan FAKTA), sebenarnya pak Verdi TAHU atau 
PERCAYA bahwa
"Gallileo bertahan pada APA YANG DIA (sekedar) TAHU"? 
--------------------------------

> "Jadi saya jangan disuruh mengikuti metodologi tertentu. Saya ini 
mengidolakan Gus Dur, gitu aja kok repot :)"
> Saya tidak MENYURUH Anda atau siapapun untuk "mengikuti metodologi 
tertentu".
> Hanya, untuk melakukan Klaim atau argumentasi tentang SAINS, harus 
dengan memahami APAKAH SAINS itu, dan BAGAIMANA ia bekerja. KESALAH-
PAHAMAN dan MISKONSEPSI yang disebabkan oleh kurangnya informasi 
mengenai APA dan BAGAIMANA SAINS ini, telah banyak menimbulkan banyak 
resistensi. TERUTAMA akibat pencampur-adukkan konsep-konsep AGAMA dan 
SAINS. Bahkan di sekolah (di AKADEMI!), dan bahkan saya pernah 
bertemu seorang DOSEN (SAINS) yang tidak MEMAHAMI metodologi Sains, 
walaupun DIA telah membuat Karya ilmiah berdasarkan METODOLOGI 
tersebut!

===========================
Saya cukup jelas mengenai konsep SAINS yang pak Verdi jelaskan. Yang 
saat ini saya coba katakan adalah apakah definisi SAINS bisa diubah 
tanpa meninggalkan METODOLOGI SAINS (kasih alternatif). Seperti sepak 
bola (di lapangan rumput) bisa diturunkan menjadi sepak bola futsal 
(di dalam ruangan). Tidak harus selalu satu tim sebelas orang, bukan? 
Sepak bola yang asli juga tidak ditinggalkan para penggemarnya kok...
---------------------------

> Saya juga suka GUS DUR.
> Saya sekali lagi ingin menegaskan apa itu "PERCAYA" dan apa itu 
"TAHU"
> Saya (yang bukan SAINTIS, hanya penggemar SAINS) TAHU 1+1=2 dengan 
observasi: Meletakkan 1 pensil di atas meja, dan menambahkannya 1 
pensil lagi, menghasilkan 2 pensil di atas meja. SAYA "TAHU" 1+1=2, 
bukan "PERCAYA".
> TAPI SAINTIS "TAHU" 1+1=2 dengan pembuktian.
> -
> Bukti 1+1=2
> -
> The proof starts from the Peano Postulates, which define the 
natural 
> numbers N. N is the smallest set satisfying these postulates:
> 
>   P1.  1 is in N.
>   P2.  If x is in N, then its "successor" x' is in N.
>   P3.  There is no x such that x' = 1.
>   P4.  If x isn't 1, then there is a y in N such that y' = x.
>   P5.  If S is a subset of N, 1 is in S, and the implication
>        (x in S => x' in S) holds, then S = N.
> 
> Then you have to define addition recursively:
>   Def: Let a and b be in N. If b = 1, then define a + b = a'
>        (using P1 and P2). If b isn't 1, then let c' = b, with c in N
>        (using P4), and define a + b = (a + c)'.
> 
> Then you have to define 2:
>   Def:  2 = 1'
> 
> 2 is in N by P1, P2, and the definition of 2.
> 
> Theorem:  1 + 1 = 2
> 
> Proof: Use the first part of the definition of + with a = b = 1.
>        Then 1 + 1 = 1' = 2  Q.E.D.
> 
> Note: There is an alternate formulation of the Peano Postulates 
which 
> replaces 1 with 0 in P1, P3, P4, and P5. Then you have to change 
the 
> definition of addition to this:
>   Def: Let a and b be in N. If b = 0, then define a + b = a.
>        If b isn't 0, then let c' = b, with c in N, and define
>        a + b = (a + c)'.
> 
> You also have to define 1 = 0', and 2 = 1'. Then the proof of the 
> Theorem above is a little different:
> 
> Proof: Use the second part of the definition of + first:
>        1 + 1 = (1 + 0)'
>        Now use the first part of the definition of + on the sum in
>        parentheses:  1 + 1 = (1)' = 1' = 2  Q.E.D.
> 
> 
> Sumber:
> Doctor Rob, The Math Forum
> http://mathforum.org/dr.math/   
> -
> 
> Jadi SAINS "TAHU" 1+1=2, bukan "PERCAYA"
>  
=========================================
Setuju dengan pembuktian di atas. Semoga pak Manneke juga bisa 
belajar metode pembuktian pak Verdi di atas. Bukan sekedar pembuktian 
ala budayawan (atau ala kadarnya?) hehehe
-----------------------------------------

Best Regards,
Rudyanto
Berbahagialah mereka yang tidak melihat tapi PERCAYA


Reply via email to