> Saya bahkan tidak tahu menahu hubungan Sains dan Agama. Tapi yang 
saya tahu dari pengalaman surfing di internet, Ada trend dimana 
kelompok-kelompok (hanya kelompok--saya tidak melihat "keseluruhan" 
demikian) agama-agama mulai saling menggunakan Sains untuk saling 
mendebat siapakah yang "paling benar"--yang tentunya tidak masuk 
akal, karena Sains sendiri tidak pernah menawarkan Kebenaran. Jadi 
ada indikasi Sains mulai dijadikan medan-tempur berikut--yang 
merupakan kekhawatiran saya.
> 
========================================
Rupanya pak Verdi "kepleset" tempo hari :)
Saya menanggapi email pak Verdi dengan link sbb:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/114694
Kutipannya:
"Theistic Evolution yang mengemukakan bahwa Tuhan menciptakan manusia
via evolution."
Justru hal ini yang mendorong konflik.
Pertama Anda harus menyadari natur dari kedua hal yang dibenturkan 
ini:
Science = Usaha memahami keberadaan dengan mengumpulkan fakta melalui 
metodologi
tertentu.
Religion = a system of belief. (kepercayaan).
Keduanya saling tidak membutuhkan satu sama lain:
SAINS tidak membutuhkan orang PERCAYA atas sesuatu, melainkan 
MENGETAHUI dan
MEMAHAMI sesuatu, berdasarkan FAKTA-FAKTA yang ada.
AGAMA tidak membutuhkan orang untuk TAHU dan PAHAM akan sesuatu, 
melainkan
PERCAYA (BELIEVE) akan sesuatu berdasarkan DOKTRIN yang ada.
Maka, Sains tidak membutuhkan AGAMA, dan AGAMA tidak membutuhkan 
SAINS, karena
keduanya berdiri dalam realm yang berbeda.

Saya konfirmasi ulang saja pernyataan pak Verdi terakhir:
"Saya bahkan tidak tahu menahu hubungan Sains dan Agama".
Artinya pernyataan berikut dianggap saja "kepleset":
"Maka, Sains tidak membutuhkan AGAMA, dan AGAMA tidak membutuhkan 
SAINS".

Akhirnya selesai juga perdebatan ini.

Best Regards,
Rudyanto
Berbahagialah mereka yang tidak melihat tapi PERCAYA.


Reply via email to