Seharusnya kita bisa melihat kasus PLTU Lampung ini dengan kacamata yang lebih jernih, tidak tendensius apalagi cenderung fitnah. Lampung adalah Provinsi yang industri kecil dan menengahnya cukup berkembang, sehingga pertumbuhan akan kebutuhan akan Sumber Daya Listrik meningkat dengan pesat. Tumbuhnya industri kecil dan menengah ini tentu saja akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. Untuk menunjang hal tersebut, PLN berniat membangun PLTU 2 x 100 MW, dimana unitnya dibeli dari China dan kontraktor lokalnya adalah BUMN (kalau gak salah PT. Adhi Karya). Jadi gak ada hubungannya dengan JK dan perusahaan keluarganya. Diperkirakan kebutuhan Sumber Daya Listrik akan meningkat dengan pesat di akhir th. 2010 atau awal 2011, sehingga PLN mentargetkan PLTU ini siap beroperasi sekitar Oktober 2010. Dengan tersendatnya pelaksanaan pembangunan PLTU ini, maka ada potensi pertumbuhan ekonomi rakyat di Provinsi Lampung akan ikut tersendat. Jika tersendatnya pembangunan PLTU ini hanya soal bunga bank yang belum ada kesepakatan antara Mentri Keuangan dengan Bank Pemerintah sebagai pemberi kredit, JK hanya mengusulkan bagaimana soal selisih bunga itu segera diselesaikan agar pembangunan PLTU bisa segera dilanjutkan dan pertumbuhan industri kecil dan menengah yang sangat dibutuhkan oleh rakyat dalam rangka menunjang perekonomiannya tidak tersendat - sendat. Yang tidak jelas disini adalah sikap SBY dan Mentri Keuangan yang tidak mau tahu soal kesulitan rakyat di Provinsi Lampung, sehingga terlihat "cuek bebek" terhadap hambatan yang sebetulnya sepele, tetapi sangat mempengaruhi kehidupan rakyat banyak. Jadi menurut saya, sebaiknya usulan JK ini yang harus kita apresiasi agar kehidupan rakyat bisa menjadi lebih baik dan sikap "cuek bebek" nya SBY yang justru harus kita kecam. Bukan sebaliknya. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Rab, 27/5/09, Arif Fiyanto <mentarikalah...@gmail.com> menulis:
Dari: Arif Fiyanto <mentarikalah...@gmail.com> Topik: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jusuf Kalla Kecewa kepada Sri Mulyani Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 27 Mei, 2009, 8:50 AM Saya perhatikan, komentar dari Bung Harya ini makin lama makin tak menunjukkan intelektualitas- nya..Atau memang cuma segini?? Memang susah kalau preferensi politik sudah membatu, yang lain semuanya jadi salah, sementara disisi sendiri apapun jadi benar.. meskipun tahu apa yang sebenarnya.. Prihatin