Porsi kesalahan JK lebih besar, karena JK membuat isu debat melebar ke hal-hal 
yang tak substansi, bahkan tak benar (sebab SBY tidak mengiklankan Indomie: 
iklan SBY bukan iklan Indomie). 

Akibat isu debat yang tak fokus adalah para debater terbawa untuk asal bicara 
(SBY pun terbawa asal menanggapi dg mengatakan Indomie campur ubi, terigu, 
sukun dsb).

Salam

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "Ridwan Nyak Baik" <rb...@...> 
wrote:
>
> Setidaknya ada 2 etika yang dilanggar oleh kedua capres kita itu dalam
> debat yll.
> 
> *         Pertama: Tidak pada tempatnya JK menyebut brand salah satu
> produk mie instan dimaksud. JK cukup mengatakan, "Maaf Pak SBY,
> mengonsumsi mie instan pemilik jingle Pak SBY itu akan meningkatkan
> impor gandum." Kalimat tersebut sudah cukup komunikatif karena public
> sudah mengerti kemana arah bidikan JK. Dengan menyebutkan merek, secara
> inplisit terkesan bahwa JK dibayar oleh si pemilik merek, karena sacara
> tidak langsung telah menjadi endorsernya. 
> 
> *         Kedua: SBY bisa dikategorikan pembohongan public, ketika di
> pasaar tidak dijumpai mie instan terbuat dari terigu, singkkong, dan
> sukun.
> 
>  
> 
> Memang, dalam debat tidak dilarang untuk saling serang secara kelakar.
> Namun, meski kelakar tetap harus bernas dan tidak melanggar etika.
> Karena nilai santun itu bukan semata dinilai lewat bicara dengan
> intonasi datar dan rendah, tapi yang paling penting adalah tidak
> membodohi public serta beretika.  
> 


Kirim email ke