Bung Nizar Bunyamin dan Bung Herman Huang,
 
Soal hancurnya pengusaha Rotan karena kalah bersaing dengan China, karena 
Indonesia terlambat memoderinisir Idustri Rotan.
Walaupun kita memiliki Sumber Bahan Baku, tetapi kalau kita gagal mengolahnya 
dengan efektif dan efisien, tentu saja kita akan kalah dengan negara lain yang 
berhasil memoderenisir mesin produksinya
Semua sistem produksi Pengolahan Rotan di Indonesia dilakukan secara manual, 
Padat Karya, sehingga selain kualitasnya tidak bisa stabil, waktu pembuatannya 
juga lama serta harganya juga tidak bisa kompetitif.
China dengan menggunakan peralatan produksi untuk Mengolah Rotan, selain 
membuat kualitasnya bagus dan stabil, waktu pembuatannya jauh lebih cepat 
dibandingkan dengan manual dan biaya produksinya menjadi sangat murah.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo




Dari: Nizar Bunyamin <bus...@gmail.com>
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Usul, Susunan Kabinet
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 12 Juli, 2009, 3:28 AM








Hancurnya pada saat harus bersaing dengan produsen rotan yang didukung
pemerintah (China dan Vietnam), tidak masuk akal jika kemudian harga rotan
dari 2 negara yang tidak memiliki bahan baku ini bisa menjadi lebih murah
daripada kita yang memiliki bahan baku. Kejadian ini bukan hanya di dunia
rotan saja sebetulnya, produsen tekstil china bisa membeli benang rayon
dengan harga premium dari produsen di indonesia dan kemudian menjual kain
rayon dengan harga yang murah. Sementara di kita pengusaha apapun harus
mampu survive tanpa dukungan pemerintah, dari sisi logika dasar saja aneh
rasanya jika kita memiliki keunggulan komparatif yang kemudian dimanfaatkan
oleh negara lain. Di sisi lain jumlah rakyat yang bisa dinafkahi jelas akan
lebih banyak jika larangan ekspor rotan mentah diberlakukan.

Kirim email ke