Pak Mendiknas, banyak kok warga masyarakat yang tidak "owel" (tak keberatan) 
mengeluarkan biaya mahal dan banyak untuk pendidikan anak-anaknya. Jadi tidak 
bisa "digebyah uyah" (disama-ratakan atau digeneralisasi) bahwa "mau pendidikan 
bagus dan bermutu kok gak mau keluar biaya".

Tolong donk ditertibkan, berbagai kampanye tentang pendidikan gratis, yang 
menurut saya salah satu implikasinya adalah menjadikan sebagian warga 
masyarakat terlalu mengharap besar atau terlalu menunggu durian runtuh itu 
(orang kemudian enggan untuk berusaha sekuat tenaga).

Pendidikan gratis sih oke-oke saja, kalau bisa rakyat tentu akan sangat 
berterimakasih, tapi kalau itu hanya dijadikan komoditas politik untuk menarik 
minat pemilih atau pendukung...itu namanya tipu-tipu. Masak tega banget nipu 
rakyat. Uch....!!

edy p

  ----- Original Message ----- 
  From: Agus Hamonangan 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, July 22, 2009 8:26 PM
  Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mendiknas: Maunya Pendidikan Bagus, tapi Tak 
Mau Keluar Biaya!


    
http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/07/22/16161127/Mendiknas.Maunya.Pendidikan.Bagus..tapi.Tak.Mau.Keluar.Biaya

  MALANG, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Prof Bambang 
Sudibyo menegaskan, negara menjamin secara penuh program wajib belajar sehingga 
tak ada lagi anak usia sekolah yang tidak sekolah karena alasan biaya.

  "Pemerintah memberikan jaminan penuh pembiyaan bagi anak usia sekolah yang 
masuk dalam kategori wajib belajar dan kalau ada pungutan di sekolah di jenjang 
lebih tinggi dari wajib belajar juga tidak menyalahi aturan seperti di SMA atau 
perguruan tinggi (PT)," kata Mendiknas, di Malang, Rabu (22/7).

  Hanya saja, kata Mendiknas, pungutan yang selama ini dikaitkan dengan 
komersialisasi pendidikan itu bisa dihindari. Namun, dampaknya kualitas 
pendidikan yang rata-rata membutuhkan biaya tinggi dan diharapkan bisa dipenuhi 
dari peran serta masyarakat itu menjadi tidak terpenuhi.

  Menurut dia, untuk membangun kultur pendidikan yang berkualitas memang harus 
ada biaya. "Masyarakat kita maunya mutu pendidikan bagus, tetapi tidak mau 
mengeluarkan biaya sama sekali," tegasnya.

  Kalau untuk pendidikan yang masih dalam kategori wajib belajar, tegas 
Mendiknas, pemerintah masih mampu dan memberikan jaminan sepenuhnya sehingga 
mereka tidak dikenakan biaya sama sekali. Namun, jika hal itu sudah di atas 
wajib belajar tidak ada lagi jaminan pembiayaan secara penuh dari pemerintah.

  Mendiknas mengemukakan, angka kemiskinan di Indonesia sekitar 16 persen, 
sementara yang mengenyam bangku pendidikan di perguruan tinggi dan masuk 
kategori miskin hanya 3 persen sehingga anggaran pendidikan dari Anggaran 
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 20 persen sudah cukup.

  LTF 
  Sumber : Ant



  


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke