Ternyata memang anda ini asal berapi-api,dan akhirnya termakan sendiri oleh
sikap berapi-api anda ketika segala macam omongan anda,yg ternyata tidak
lebih dari sekedar pencitraan itu (bukan aslinya),runtuh oleh kenyataan yang
menggelar dirinya sendiri didepan mata telanjang kita semua,bukan hanya anda
dan orang-orang Golkar.

Saya tertarik anda akan berkelit seperti apa lagi.Saya tunggu



2009/8/30 Indra J Piliang <pi_li...@yahoo.com>

>
>
>
>
> Kebanyakan pengamat, ya, pengamat PERNYATAAN, bukan KENYATAAN. Pengamat
> juga membawa ideologinya masing2. Dan boleh dikatakan, jarang sekali
> pengamat yg tanya sana dan sini, tentang peristiwa politik tertentu,
> langsung ke sumber pertama atau kedua.
>
> Kesimpulannya juga melompat2. Lihat bgmn Fadjroel membuat kesimpulan
> melompat atas Yuddy: Yuddy bukan lg aset demokrasi, Yuddy menempatkan uang
> sbg faktor utama demokrasi, Yuddy bukan lg bagian klpk reformis. Ini bahasa
> sampah dan kesimpulan sampah.
>
> Padahal, fakta empirisnya berasal dari perjumpaan Yuddy dg Tutut, lalu
> pernyataan politik Yuddy bhw apabila Tutut maju, Yuddy mundur. Sama juga dg
> sy nyatakan di sini; kalau Yuddy mundur, sy berhenti jadi CMnya dan tdk
> bergabung dgn tim Yuddy lg. Sy juga akan memilih abstain saja dlm Munas,
> abstain scr fisik dan politik, kalau Yuddy tdk jd bertarung. Ini pernyataan
> sy. Tp kalau dinilai, ini kan pernyataan KALAU, BILA, blm terjadi, blm jadi
> fakta.
>
> Kualitas demokrasi yg baik jg perlu ditunjukkan oleh pengamat atau analis
> yg baik. Kini semua campur baur. Org dari partai seenaknya mengomentari
> partai lain. Padahal, menurut sy kurang etis. Urus dulu partai sendiri dulu.
>
>
> Inilah fakta demokrasi kita: kerumunan. Yg namanya kerumunan, ya, tdk jelas
> lg siapa org2nya, hanya kepalanya terlihat dari satelit, lalu suara2 yg
> terdengar saling bersahutan dan berhasutan.
>
> Sekian.
> Masih Manajer Kampanye Yuddy.
>
> Ijp
> Berani beda, berani benar! (www.indrapiliang.com)

Kirim email ke