Bung Asep Kurniawan, Bagi orang seperti saya tidaklah terlalu penting siapa yang akan duduk di kabinet. Yang penting adalah: Apakah benar pernyataan pejabat BI bahwa ada 13 Bank Lain diluar Bank Century yang kondisinya tidak lebih baik dari Bank Century??? Apakah Benar tidak ada yang bisa dilakukan oleh BI kecuali hanya menunggu mukzizat agar 13 Bank tersebut tidak collaps??? Bila informasi ini benar adanya, potensi terjadinya BLBI Jilid 2 hanya tinggal menunggu waktu. Karena uang LPS yang katanya sebesar Rp. 18 Triliun sudah terpakai Rp. 6,7 Triliun untuk menyelamatkan Bank Century, mau tidak mau kekurangannya akan harus ditalangi oleh APBN. Soal kompetensi Sri Mulyani dan Boediono memang tidak perlu diragukan lagi. Mungkin mereka itu untuk saat ini merupakan Putra Terbaik bangsa ini. Tetapi yang dipersoalkan oleh msyarakat bukan soal Kompetensi, tetapi soal Moral. Apakah Moral Boediono dalam mengawasi bank yang bermasalah sudah sesuai dengan yang harus dilakukannya??? Kalau pernyataan Pejabat BI memang benar bahwa upaya BI dalam mengawasi Bank Bermasalah sudah optimal karena keterbatasan kewenangan sesuai yang diatur dalam UU Perbankkan, sehingga bila ada Bank yang tiba - tiba Collapse tidak bisa disalahkan ke BI, mengapa Boediono tidak menyampaikan hal tersebut ke DPR??? Ini persoalan moral atau kompetensi??? Mengapa begitu mudahnya seorang Pejabat Publik mengelak dari tanggung jawab??? Salam, Adyanto Aditomo
--- Pada Kam, 3/9/09, Asep Kurniawan <ask...@yahoo.com> menulis: Dari: Asep Kurniawan <ask...@yahoo.com> Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono. Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 3 September, 2009, 2:59 PM Kesimpulannya ini sudah isu politis, dengan sasaran tembak Sri Mulyani dan Boediono. Maklumlah, sudah jelang pembentukan kabinet. Yang ribut memang masih kubu JK, kalo kubu Mega kan masih belum jelas akan oposisi lagi atau ikut kabinet. Salam,