Supaya uang triliunan dari rokok tidak lari keluar negeri, sebenarnya 
jawabannya ada pada diri kita masing2.  Tidak usah menunggu adanya Undang2 atau 
peraturan dlsb.  Kalau saja ramai2 kita tidak merokok dan tidak membeli rokok, 
sehari, seminggu, setahun dan seterusnya....

Ya ini gampang2 susah.....kembali lagi pengendaliannya ada pada diri kita 
masing2, saya tahu kesulitannya berhenti merokok, namun nyatanya bagi mereka yg 
beribadah puasa bisa tuh dari sahur sampai buka tidak merokok, kenapa nggak 
diteruskan saja. Atau pada saat naik pesawat terbang atau dikawasan dilarang 
merokok.

Setidaknya bagi saya tidak ada cara atau obat yg paling manjur untuk 
menghentikan merokok selain "niat" kita sendiri.

Dan itu sudah saya lakukan ditahun 1981, setelah berkali2 dan bertahun2 
berusaha berhenti merokok, jadi setidaknya sejak thn itu Rupiah hasil keringat 
saya tidak lari ke negara lain lewat keuntungan yg diperoleh perusahaan2 rokok.

Saat berbicara ttg triliunan rupiah yg mengalir keluar negeri banyak yg sangat 
rasional, namun giliran bicara atau melangkah ke tindakan nyata untuk berhenti 
merokok banyak pula yg rasionalitasnya menguap bersama asap rokok.

Maukah kita menyelamatkan uang triliunan itu untuk kepentingan bangsa dan 
negara kita? Uang itu kan bisa untuk meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat 
serta peningkatan pendidikan nasional kita dsb,dsb.


Selanjutnya terserah anda2.

Salam
Kukuh
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Kiki Soewarso <kikisoewa...@yahoo.com>
Date: Tue, 20 Oct 2009 22:44:04 
To: <Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com>
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] BAT Indonesia dan Bentoel Bakal  Merger

Di negara asal mereka peraturan mengenai pengendalian rokok semakin ketat, 
cukai tinggi harga rokok mahal, iklan dan sponsor rokok dilarang total, kawasan 
tanpa rokok berlaku di mana-mana..jadi yah tak heran mereka lari ke Indonesia, 
negara dimana Undang-Undang mengenai pengendalian rokoknya masih minim dan 
lemah, iklan dan sponsor rokok bebas merdeka, pemerintah dan masyarakatnyapun 
masih terbuai dengan mitos-mitos bahwa industri rokok memberikan kemakmuran 
kepada para petani, buruh...sementara para perokoknya sendiri tidak merasa 
kalau mereka sudah menjadi korban...




------------------------------------

=====================================================
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=====================================================
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke