===========================
F R I E N D S H I P
===========================
Original Sender : "M Fahmi Aulia" <[EMAIL PROTECTED]>
----------------------------------------------------------------
Ada yg mo komentar?? B^)
Wassalam,
Maju Tak Gentar
Milih Presiden Yang Benar
- engKoh Fahmi -
From: Ir. Rinaldi Munir
Sent: Friday, July 02, 1999 4:24 PM
Subject: [ITB] Pornografi di pers
>
> Rupanya, era reformasi diidentikkan pula dengan era kebebasan di
> segala hal, termasuk di dalamnya kebebasan memajang foto-foto yang
> dianggap porno di majalah atau tabloid. Dengan dalih bahwa foto
> artis yang memamerkan aurat itu adalah seni, atau alasan bahwa
> foto itu justru memamerkan keindahan keindahan, orang-orang yang
> terlibat di dalam media atau artis ybs menganggap sepi protes dan
> kritikan pedas berbagai kalangan.
> Sophia Latjuba misalnya, mengatakan bahwa dia tidak akan kapok
> berpose begituan. Begitu juga Sarah Azhari, dll. Artis-artis yang
> lemah iman ini lupa bahwa yang dia lakukan itu telah melukai dan
> menyinggung perasaan sebagian masyarakat. Boleh jadi memang ada
> sebagian masyarakat yang dapat menerima atau menganggap sah-sah saja
> foto semacam itu, tetapi jangan lupa bahwa sebagian besar, terutama
> perempuan baik-baik, kalangan agamawan, orang-orang saleh, dll pasti
> menolak eksploitasi wanita dengan foto merangsang birahi seperti itu.
>
> Media massa pun tidak jelas kesungguhannya memberantas pornografi
> ini. Jangan lupa, majalah Popular itu satu grup dengan Kompas-
> Gramedia. Makanya, jangan heran kalau protes pornografi akhir-akhir
> ini tidak akan ada beritanya di harian tersebut. Yang ramai dan
> peduli mengangkat isu itu adalah harian Republika.
>
> Melihat dari latar belakang Sophia Latjuba, orang pasti maklum
> mengapa dia mau melakukan itu. Mungkin karena ia keturunan Jerman dan
> menganggap bahwa di Eropa hal itu sah-sah saja, tapi dia lupa bahwa
> dia berada di Indonesia. Begitu juga latar belakang Sarah Azhari,
> hampir seluruh anggota keluarganya terjun dalam bisnis nafsu rendah,
> seperti Ayu Azhari (dulu), kakaknya Ibra Azhari yang poster filmnya
> di bioskop berperan dalam adegan-adegan seks.
>
> Masalahnya sekarang, belum ada batasan apakah sesuatu itu porno atau
> bukan. Sebagian penentang mengatakan bahwa pornografi itu tidak
> sesuai dengan adat timur atau budaya luhur bangsa. Kalau ini
> alasannya, maka para pendukung pornografi akan berkilah: budaya luhur
> yang mana? Bukankah wanita-wanita Indonesia di sebagian daerah sudah
> biasa bertelanjang dada, misalnya wanita Jawa yang memakai kemben,
> atau wanita Bali yang mandi di sungai tanpa penutup (maaf), atau
> waniat Irian Jaya yang hanya pakai rumbai-rumbai. Terlalu banyak
> alasan yang digunakan untuk membela pornografi.
>
> Sebenarnya, kalau mau jujur, jangan menggunakan pendekatan budaya.
> Alasan yang paling tepat adalah agama. Pornografi jelas tidak
> sesuai dengan ajaran agama. Bagi agama Islam, hal itu adalah haram
> atau dosa. Bagi agama lain, mungkin kira-kira seperti itulah. Agama
> mengatur tuntunan hidup, nilai-nilai moral, kebajikan, dll. Tida ada
> agama manapun di dunia yang membolehkan gaya hidup serba permisif.
> Sayangnya, para penentang pornografi jarang ada yang mengangkat isu
> pornografi ini dari sudut agama. Mungkin nanti dituduh mempolitisir
> agama, atau takut dianggap ingin mendirikan negara agama, dll. Repot
> benar di negara ini kalau menjalankan ajaran agama yang sesungguhnya.
> Selalu saja dicurigai, bahkan oleh ummat seagama sendiri...
>
>
> Wassalam
>
> Rinaldi Munir
> IF-ITB
----------------------------------------------------------------
Friendship MailingList is provided by PT Centrin Utama
Maintained by : [EMAIL PROTECTED]
To Post a msg : Mail to [EMAIL PROTECTED]
To Unsubscribe : Mail to [EMAIL PROTECTED]
. BODY : unsubscribe <Mailing List Name>
For more information, send mail to [EMAIL PROTECTED]
with "HELP" in the BODY of your mail (without quote).
----------------------------------------------------------------