Tadabbur 05 : Shaum, Kesehatan dan Etos
Kerja Jumat, 22 September 06 -
oleh : Redaksi
Pendahuluan
Agama Islam adalah agam yang
diturunkan Allah, melalui Rasul-rasul-Nya. Di antaranya membawa
peraturan-peraturan dan hukum yang harus ditaati manusia muslim. Peraturan itu
tidak akan berubah dan telah sempurna. Ajaran Islam mencakup seluruh bidang
kehidupan manusia di dunia ini, termasuk bidang kesehatan.
Di antara
sabda Nabi Muhammad Saw tentang kesehatan, adalah : Berpuasalah kalian, maka
kalian akan sehat.
Islam mengatur kesehatan dan menentukan untuk apa
kita harus sehat serta menjelaskan tujuan hidup kita di dunia. Tentang tujuan
hidup manusia, Allah berfirman, Dan tidak Aku jadikan jin dan manusia, kecuali
untuk mengabdi kepada-Ku .
Sabda Rasulullah saw., Mohonlah kepada
Allah keselamatan dari penyakit dan bala, sesungguhnya, tiada suatu pemberian
Allah sesudah iman yang lebih baik dari keselamatan.
Definisi
Shaum
Secara bahasa (lughoh), shaum berarti imsak (menahan diri),
yaitu menahan diri secara umum, apakah menahan diri dari berbicara, bergerak,
makan, dan minum.
Secara istilah syari, shaum adalah menahan diri dari
dua syahwat, yaitu syahwat perut dan syahwat seksual. Menahan diri dari makan
dan minum serta mencampuri istri, mulai dari terbit fajar hingga terbenam
matahari (maghrib).
Puasa (shaum) harus dikerjakan sesuai dengan
petunjuk Rasulullah saw., yaitu dengan menjaga segala sesuatu yang membatalkan
puasa. Menjaga adab-adab puasa yang merusak nilai puasa dan mengerjakan
amalan-amalan yang dianjurkan selama puasa.
Pengertian Sehat
Keadaan sehat bukan semata-mata dari kondisi fisik seseorang saja, tapi
keadaan psikis dan sosialnya juga menentukan. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
membuat defisi sehat, sebagai berikut :
Health is a condition of
physical, mental, and social well-being and not just merely the absent of
disease and infirmity.
Sehat adalah suatu kondisi dimana terdapat
keadaan yang baik (sehat) dari fisik, mental, dan sosial, bukan hanya sekedar
terbebas dari penyakit dan kecacatan. Puasa dalam hubungannya dengan
kesehatan, akan memberikan pengaruhnya yang sangat positif dan mendasar, yaitu
menghadapi permasalahan kesehatan dari segi pendekatan promotif, preventif, dan
kuratif.
Dengan berpuasa, seseorang akan mengatur perilaku hidupnya.
Mengatur atau menahan hawa nafsunya dari berbagai perilaku yang merugikan
kesehatan, baik fisik, mental, maupun sosial. Karena sebagaimana kita ketahui,
bahwa perilaku seseorang atau masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap
derajat kesehatan seseorang atau masyarakat tersebut.
Misalnya, suka
makan terlalu banyak akan menyebabkan kegemukan, yang akan memberikan resiko
kepada beberapa jenis penyakit. Perilaku penyimpangan seksual akan menyebabkan
terjadinya berbagai penyakit kelamin yang berbahaya. Merokok dapat menyebabkan
penyakit paru-paru dan jantung dan sebagainya.
Para sarjana telah
melakukan penelitian terhadap sejumlah gejala dan tindak kejiwaan yang dibawa
oleh syariat seperti shalat, puasa, kasih sayang dan sebagainya. Mereka mencoba
untuk menemukan pengaruh dari ajaran ini pada sel-sel tubuh manusia, apa yang
terjadi pada sel-sel otak dan sel-sel tubuh lainnya?
Penelitian ilmiah
ini sampai pada suatu kenyataan yang mengagumkan, yang menambah keimanan mereka.
Sehingga, mereka menjadi tekun beragama dan teguh menjalankan
syariat-syariat-Nya. Benarlah apa yang difirmankan Allah, Sesungguhnya yang
paling takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya adalah para ulama
(cendekiawan) (Fathir : 28)
Terhadap Tubuh/Jasmani, puasa memberikan
pengaruh yang positif terhadap kesehatan, antara lain:
-
Pemeliharaan tubuh dari sisa-sisa kelebihan zat tubuh pada
sel. Dalam keadaan puasa, tubuh akan menggunakan zat-zat makanan yang
tersimpan. Sekiranya zat makanan tersebut habis, maka mulailah digunakan atau
dioksidasi jaringan-jaringan tertentu.
Bagian tubuh yang paling
pertama digunakan adalah bagian yang terlemah atau sakit, seperti jaringan
dengan peradangan dan pernanahan. Dari jaringan tersebut yang pertama diproses
adalah jaringan yang rusak atau telah tua, untuk selanjutnya dikeluarkan oleh
tubuh. Puasa dalam hal ini bertindak sebagai pisau operasi yang membuang
sel-sel yang rusak atau lemah dari bagian tubuh yang sakit. Selanjutnya
memberi kesempatan kepada peremajaan sel-sel, sehingga lebih aktif.
-
Melindungi Manusia dari Penyakit Gula Pada waktu puasa,
kadar gula darah akan turun. Hal ini menyebabkan kelenjar pankreas
berkesempatan untuk istirahat. Kita mengetahui fungsi kelenjar ini adalah
untuk menghasilkan hormon visulin. Hormon ini berfungsi mengatur kadar gula
dalam darah, mengubah kelebihan gula menjadi glukogen yang disimpan sebagai
cadangan di otot dan hati.
-
Menyehatkan Sistem Pencernaan Di waktu puasa, lambung
atau sistem pencernaan lainnya akan istirahat selama lebih kurang 12-14 jam,
selama lebih kurang satu bulan. Jangka waktu ini cukup mengurangi beban kerja
lambung dari makanan yang bertumpuk dan berlebihan.
-
Puasa Mengurangi Berat Badan yang Berlebih Puasa dapat
menghilangkan lemak dan kegemukan, secara ilmiah diketahui bahwa rasa lapar
tidaklah karena kekosongan perut dari makanan semata, tetapi juga dipengaruhi
penurunan kadar gula dalam darah.
Oleh karena itu dianjurkan berbuka
dengan yang manis terlebih dahulu, sehingga bisa mengurangi makan yang
berlebihan pada waktu berbuka, sehingga tidak menghilangkan hikmah puasa yang
mengharuskan hemat, zuhud, melatih nilai rohani, dan lain-lain.
Etos Kerja dalam Islam
Dalam konsep
Islam, kerja atau pekerjaan seseorang tidak terlepas dari fungsi hidupnya di
muka bumi ini yairu mengabdi kepada Allah swt. semata (Q.S. Adz-Dzariyat : 56).
Dalam konsep Islam, pekerjaan seseorang merupakan bagian dari usahanya dalam
memfungsikan dirinya sebagai hamba yang selalu mengabdi kepada Allah swt. Oleh
karena itu, pekerjaan merupakan ibadah. Dengan kesadaran demikian, maka hampir
tidak mungkin seseorang akan melakukan penyelewengan atau kecurangan dalam
pekerjaannya.
Puasa sebagai salah satu motivator bagi perbaikan
kehidupan rohani dan jasmani seseorang, secara tidak langsung juga akan
meningkatkan kebaikan nilai kerja dan usaha-usahanya. Seperti yang diisyaratkan
oleh Rasulullah bahwa Allah menyukai seseorang yang dalam melakukan
pekerjaannya, dilakukan dengan profesional dan tepat guna.
Kesimpulan
-
Ibadah secara umum berarti setiap aktivitas /kerja/amal
yang baik dari seseorang yang dilaksanakan sesuai dengan agama dan diniatkan
karena Allah semata.
-
Dari batasan di atas dapat dipahami, bahwa dalam Islam
tidak ada pembatasan amal atau pekerjaan seseorang untuk bersifat dunia semata
atau ukhrawi semata (sekularisme).
-
Shaum sebagai salah satu rukun Islam yang lima, memberikan
kontribusi yang jelas bagi kesehatan ataupun etos kerja seseorang, asalkan
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk yang digariskan dalam syariat.
-
Pengalaman menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan segala
persyaratannya (menahan berbagai dorongan nafsu, amarah, dan sebagainya) yang
diulang setiap hari selama satu bulan penuh dan diulang kembali setiap tahun,
bila benar-benar dimulai dengan niat dan kesiapan iman akan merupakan suatu
proses belajar yang efisien dan efektif dalam menuntun perilaku dan disiplin
diri.
Sumber : 30 Tadabur Ramadhan - Menjadi Hamba Rabbani -
IKADI
|