res: Kebinekaan hanya untuk mimpi atau pengalas lidah saja, sekarang zaman 
sejenis, kalau bukan sejenis tidak laku.

http://www.indonesiamedia.com/pembubaran-natalan-di-bandung-dinilai-mencederai-kebinekaan/


Pembubaran natalan di Bandung dinilai mencederai kebinekaan
Posted by: Indonesia Media // Berita Tanah Air, Recent Articles // GEREJA // 
December 7, 2016 


Forum Demokrasi Bandung menyayangkan sikap intoleransi ditunjukan organisasi 
masyarakat yang membuat kegiatan keagamaan di Sabuga Bandung terhenti. Mereka 
yang terdiri dari beberapa komunitas dan LBH Bandung mengingatkan kembali makna 
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan.

Hal itu disampaikan perwakilan Forum Demokrasi Bandung, Harold Aron, saat 
menyampaikan pernyataan sikap di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis 
Kemerdekaan, Kota Bandung, Rabu (7/12).

“Kami menegaskan kembali bahwa kita adalah bangsa yang menjunjung Bhinneka 
Tunggal Ika, dan seharusnya hidup berdampingan dalam rasa aman dan nyaman dalam 
menjalani hidup,” katanya.

Menurutnya konsep Bhinneka Tunggal Ika yakni berbeda tujuan tapi satu jua. 
Sebagai negara yang memiliki banyak suku, agama dan ras prinsip Bhinneka 
Tunggal Ika harus dijunjung. Hal itu berbanding terbalik dengan yang ditunjukan 
beberapa ormas saat membuat terhentinya ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani 
(KKR) di Gedung Sabuga.

“Ini jelas mencederai makna Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri,” terangnya.

Dia lantas mempertanyakan, kehadiran negara saat kaum yang memang minoritas 
menjadi tertindas. Tak seharusnya negara ‘tutup mata’ dengan membeda-bedakan 
suku, agama, ras, dan antargolongan.

Agar peristiwa tak terulang, dia menegaskan, negara perlu bersikap tegas dan 
menjalankan fungsinya untuk menjamin kebebasan hak asasi warganya dalam 
menjalankan ibadah agama dan kepercayaan.

“Sekarang Desember berkaitan Natal, harus ada jaminan atau strategi khusus 
untuk kelompok Kristen agar dapat menjalankan ibadahnya dengan baik,” imbuhnya.

Dia juga lantas mempertanyakan, Bandung Kota Ramah HAM yang digembar-gemborkan 
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Gedung Sabuga yang memang merupakan fasilitas 
publik sudah seharusnya bisa dimanfaatkan dan diakses oleh publik tanpa 
memandang suatu golongan atau agama tertentu.

“Gedung Sabuga merupakan sarana umum yang berhak disewa serta dimaanfatkan 
semua orang dan kelompok. Lantas kami mempertanyakan Deklarasi Bandung Kota HAM 
yang selalu dibanggakan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, karena pada 
kenyataannya masih ada intimidasi dan penghalang-halangan bagi umat beragama 
dalam menjalankan agama dan kepercayaannya,” ujarnya.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan berharap, insiden serupa tidak terjadi lagi. 
Karena hal itu memicu pertentangan di tengah masyarakat. “Jangan sampai terjadi 
persoalan sosial, ini khawatir dipersepsi kurang baik oleh masyarakat banyak, 
padahal ini kan kejadian lokal,” ucapnya.

“Kita harap tetap menjaga toleransi dan tidak terpengaruh. Mudah mudahan tidak 
berpengaruh terhadap sikap kebinekaan yang selama ini terjadi baik-baik di 
masyarakat,” terangnya menambahkan.( Mdk / IM )

Kirim email ke