Bermain Salju Kini Dilarang di China


  
|  
|   
|   
|   |    |

   |

  |
|  
|   |  
Bermain Salju Kini Dilarang di China
 Badan Meteorologi Beijing menyarankan warga agar tetap di dalam rumah, dan 
tidak bermain salju karena dikhawatir...  |   |

  |

  |

 

Lesthia Kertopati, CNN IndonesiaMinggu, 08/01/2017 08:21 WIB

Polusi udara di China membuat pemerintah mengeluarkan larangan bermain salju 
bagi warga. (REUTERS/Damir Sagolj)

Jakarta, CNN Indonesia -- Anak-anak di China akan mengalami musim dingin yang 
sulit tahun ini. Bukan hanya karena suhu yang membeku, pemerintah China juga 
melarang warganya bermain dengan salju.

Larangan itu juga termasuk pembuatan boneka salju atau bermain seluncur salju. 

Badan Meteorologi Beijing mengumumkan larangan tersebut pekan ini melalui media 
sosial Weibo. Bahkan, peringatan itu disampaikan hingga tiga kali.

“Kami menyarankan warga agar tetap di dalam rumah. Salju di luar sangat kotor! 
Salju di luar sangat kotor! Salju di luar sangat kotor!” 

Jikapun warga Beijing harus keluar rumah, mereka menganjurkan agar menggunakan 
perlindungan. 

“Gunakan jas hujan, jaket serta payung di luar rumah,” tambahnya.

Ada alasan tersendiri mengapa Badan Meteorologi Beijing begitu tegas menetapkan 
larangan itu. Pasalnya, Kementerian Lingkungan China baru-baru ini merilis 
indeks kualitas udara Beijing yang meningkat dari angka 195 bulan lalu, menjadi 
470. 

Padahal, WHO menetapkan batas aman indeks kualitas udara adalah 25. Di angka 
470, pemerintah China mengkhawatirkan salju ikut terkontaminasi polusi udara.

Saking tingginya polusi udara, langit biru tidak lagi terlihat di Beijing, 
digantikan kabut asap kelabu. Wajah Beijing yang berubah kelabu itu semakin 
viral di media sosial. 

Ancaman salju yang kotor dan beracun itu tidak hanya terjadi di Beijing, 
melainkan juga di sejumlah kota besar lain, terutama di kawasan perindustrian. 

Bahkan, menurut riset terbaru, tingginya polusi udara juga menyebabkan satu 
dari 3 kematian di seluruh China. 

Mengutip Time, pemerintah China telah bersumpah akan menangani masalah 
tersebut, terlebih setelah warga melakukan protes di pusat kota Chengdu, bulan 
lalu. Pemerintah telah menganggarkan dana sebesar US$361 miliar atau setara 
Rp4,82 triliun untuk mengembangkan energi terbarukan demi mengurangi polusi 
pada 2020.

Media China melaporkan hanya terdapat 198 hari di 2016, dimana langit terlihat 
biru, sementara sisanya didominasi polusi.

(les)


Kirim email ke