Apakah mereka bingung karena khawatir tidak bisa siarah  ke “land of honey and 
bread”??? hehehehe

From: mailto:GELORA45@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, January 31, 2017 10:49 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com ; jonathango...@yahoo.com 
Subject: Re: [GELORA45] Kebijakan imigrasi Trump membuat umat Muslim asal 
Indonesia khawatir

  

Jangan bingung-bingung, turun ke jalan ikut memprotes guna membela hak-hak anda 
sendiri!!



On Tuesday, January 31, 2017 5:05 AM, "jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" 
<GELORA45@yahoogroups.com> wrote:




  


Kebijakan imigrasi Trump membuat umat Muslim asal Indonesia khawatir
Liston P SiregarBBC Indonesia
  a.. 30 Januari 2017
Kirim
Hak atas fotoAFP/MANDEL NGANImage captionPresiden Trump mewujudkan janji 
kampanyenya dengan larangan sementara imigran dari tujuh negara berpenduduk 
mayoritas umat Islam. 
Perintah eksekutif Presiden Donald Trump yang antara lain melarang masuknya 
warga tujuh negara berpenduduk mayoritas umat Islam ke Amerika Serikat, 
berdampak juga bagi warga AS yang beragama Islam.
Benyamin Rasyad, orang Indonesia yang sudah menjadi warga negara Amerika 
Serikat, mengaku agak khawatir setelah larangan kedatangan imigran warga Islam 
oleh Presiden Trump tersebut.
"Saya beragama Islam, keluarga saya juga beragama Islam, jadi kita agak 
khawatir. Khususnya di Texas kan orang-orang ini tidak tahu apa Islam itu. Ada 
yang sama sekali tidak tahu apa-apa tapi sudah kena influence (pengaruh)."
  a.. Peraih medali emas Olimpiade asal Inggris, Mo Farah, kecam Presiden Trump 
  b.. Hal penting dari kebijakan Trump terhadap pengungsi dan migran 
  c.. Pengadilan AS putuskan tunda deportasi pengungsi
Benyamin bersama keluarganya tinggal di Houston, negara bagian Texas yang 
memiliki banyak pendukung Partai Republik yang merupakan partai Presiden Donald 
Trump.
Pada sisi lain, tambah Benyamin, saatnya pula bagi umat Islam di Amerika 
Serikat untuk menunjukkan jati dirinya dan bukan terpancing oleh prasangka dari 
warga yang tidak paham tenang Islam.
Hak atas fotoBENYAMIN RASYADImage captionBenyamin Rasyad tinggal di Amerika 
Serikat sejak tahun 1999 dan sudah menjadi warga negara AS. 
Dari berita-berita di media, Benyamin melihat banyak penentangan dari warga AS 
atas perintah eksekutif Presiden Trump yang ditandatangan pada Jumat (27/01) 
pekan lalu, yang menghentikan program pengungsi dan melarang masuk warga dari 
tujuh negara berpenduduk mayoritasa Islam -yaitu Iran, Irak, Libya, Somalia, 
Sudan, Suriah dan Yaman.
"Banyak sekali dan itu mereka bukan orang Islam. Saya baca lagi hari ini 
(Minggu 29/01 waktu AS) besar sekali long march di Washington DC, orang-orang 
yang protes."
Sebagai warga negara Amerika Serikat, Benyamin -yang kini sudah memiliki usaha 
sendiri- mengaku ikut bingung dengan kebijakan tersebut.
"Saya agak bingung juga, cuma sebagai warga negara ya kita menunggu saja. 
Sebagai warga negara Amerika Serikat, saya sebenarnya ingin ikut protes," 
jelasnya.
Bagaimanapun dia mengaku mendapat dukungan juga dari sejumlah warga negara 
Amerika Serikat lain yang beragama Kristen.
"Kemarin kita ada diskusi dengan teman-teman yang orang sini, yang orang 
Amerika, yang orang Kristen, Mereka mengatakan kita yang akan fight (berjuang) 
buat kamu."
Reaksi internasional
Sejumlah pemerintah dunia sudah mengkritik kebijakan Presiden Donald Trump 
dalam menghentikan pengungsi dan melarang warga dari tujuh negara berpenduduk 
mayoritas Islam masuk ke Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, mengecam perintah eksekutif itu dengan 
menyebutnya sebagai hadiah besar bagi ekstrimis dan para pendukungnya.
Hak atas fotoGETTY IMAGESImage captionSejumlah warga AS menggelar aksi unjuk 
rasa di dekat Gedung Putih, Washington DC, untuk menentag kebijakan imigrasi 
Trump. 
Di Inggris, Perdana Menteri Theresa May mengatakan sudah memerintahkan Menteri 
Luar Negeri dan Dalam Negeri untuk menyampaikan keprihatinan kepada mitra 
mereka.
Juru bicara pemerintah Jerman mengatakan Kanselir Jerman, Angela Merkel, yakin 
bahwa perang melawan terorisme tidak menjadi alasan untuk menempatkan 
orang-orang dari keyakinan atau asal tertentu dicurigai secara umum.
Selain menghentikan untuk sementara program pengungsi, Presiden Trump juga 
melarang warga Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman masuk ke AS 
selama 90 hari ke depan.
Penentangan dari dalam negeri
Para jaksa agung dari 16 negara bagian Amerika Serikat mengatakan kebijakan 
Presiden Trump itu 'tidak bersifat Amerika dan melanggar hukum'.
Dalam pernyataan bersamanya, para jaksa agung -termasuk dari negara bagian 
Califormia, New York, dan Pennsylvandia- menyatakan keyakinan bahwa perintah 
eksekutif itu akan dikalahkan pengadilan.
Sementara Dua Senator dari Partai Republik, John McCain dan Lindsey Graham 
berpendapat langkah Presiden Trump mungkin akan menghambat perang melawan 
terorisme karena membantu upaya perekrutan teroris.
Adapun pemimpin Partai Demokrat di Senat AS, Chuck Schumer, mengatakan 
partainya akan mengusulkan undang-undang untuk membatalkan perintah eksekutif 
tersebut.








Kirim email ke