Akhirnya Pemerintah Bubarkan Ormas Anti Pancasila (HTI/FPI) 

By Alifurrahman on May 10, 2016 
https://seword.com/politik/akhirnya-pemerintah-bubarkan-ormas-anti-pancasila-htifpi/

Jujur saya sudah bosan ditanya “mengapa pemerintah membiarkan gerakan khilafah 
menentang pancasila?” Tak terhitung sudah berapa kali, tak paham juga kenapa 
mereka menanyakan ke saya hanya karena saya pernah foto dengan Presiden Jokowi.

Sementara saya sendiri juga sempat bertanya-tanya mengapa gerakan ekstrimis 
penentang sistem demokrasi seperti difasilitasi?
Pengajian-pengajian HTI sudah tidak bisa dimaklumi dengan alasan demokrasi. 
Orator mereka jelas selalu melakukan upaya makar terhadap NKRI. Mereka 
menganggap hormat pada bendera merah putih adalah dosa atau syirik. Melarang 
menyanyikan lagu kebangsaan dan sebagainya. Mereka dengan terbuka menolak 
demokrasi dan pancasila.
Pada banyak kesempatan, ceramah pimpinan HTI juga sudah sangat mengkhawatirkan. 
Ada banyak seruan “jihad” dengan suara menggelegar. Pada intinya mereka ingin 
mengubah sistem demokrasi menjadi khilafah, apapun caranya.
Satu-satunya alasan mengapa mereka sampai saat ini belum berontak atau perang 
terbuka, karena mereka tahu jumlah anggotanya masih sedikit. Tak sampai 1% dari 
WNI yang ada.
Inilah yang kemudian membuat mereka gencar lakukan perekrutan kader-kader baru 
dengan beragam modus. Bukan sekali dua kali saya mendengar cerita ziarah 
jebakan ala HTI. Warga, umumnya ibu-ibu, diajak ziarah ke suatu tempat 
sekaligus wisata gratis. Bus dan makan disediakan. Namun setelah sampai di 
lokasi, ternyata acaranya ceramah atau pengajian HTI.
Setelah itu mereka diberi buletin atau majalah tentang negara khilafah dan 
menjelek-jelekkan pemerintah yang ada. Namun dari beberapa tulisan yang saya 
baca, semuanya materi mentah yang sangat mudah dibantah, bahkan cenderung gagal 
paham. Tapi semua hal tersebut dikemas sedemikian rupa untuk membentuk persepsi 
bahwa negara demokrasi itu salah total, harus dirubah ke sistem khilafah.
Kegiatan mereka selama ini sudah cukup mengkhawatirkan. Cerita di atas adalah 
modus standar yang saya yakin sudah diketahui oleh para pembaca sewordcom.
Namun satu-satunya tindakan kongkrit pemerintah hanya mempersulit ijin 
keramaian. Meski sudah sering kita serukan pembubaran HTI, atas nama demokrasi 
mereka tetap eksis hingga hari ini.
Belakangan ada kabar dari pemerintah melalui Mendagri Tjahjo Kumolo, beliau 
sudah memproses pembubaran ormas yang anti pancasila.
“Saya tidak usah sebut (nama ormas). Yang pasti sudah terang-terangan anti 
Pancasila. Pokoknya ini ormas cukup besar,” jelas Tjahjo.
Di Indonesia ini, ormas yang anti pancasila dan cukup besar hanya HTI dan FPI. 
Keduanya seperti duren dibelah dua, tak sama sisi tapi bentuk dan isinya 
persis. Buat saya, apakah FPI atau HTI yang akan dibubarkan, sama saja. Kalau 
bisa dua-duanya sekaligus. Tapi kalau hanya satu, semoga selanjutnya sudah 
bubar semua.
Efek Rusuh
Kita tau dua ormas ini memiliki anggota yang cukup titik-titik dan kerap rusuh. 
Terutama FPI. Jadi kalau nanti ormas mereka dibubarkan, hampir bisa dipastikan 
akan ada demo dan rusuh kecil-kecilan.

Untuk itu, meski Mendagri mengklaim sudah membubarkan ormas tersebut, namun 
beliau belum bisa menyebutkannya secara terbuka. Saat ini Tjahjo Kumolo masih 
berkomunikasi dengan Kejagung, Polri dan TNI sebelum mengumumkan pembubarannya. 
Ini dimaksudkan agar semua elemen siap menghadapi respon ormas anti pancasila 
yang dibubarkan.
Keberanian Jokowi
Sebelum ini kita sudah berkali-kali melihat penenggelaman kapal secara terbuka. 
Seolah tak ada takut-takutnya dengan negara tetangga. Kemudian pembubaran 
Petral, pembekuan PSSI, hingga tembak mati pengedar narkoba.
Tak main-main, soal tembak mati ini Presiden Jokowi mendapat banyak respon dari 
pimpinan dunia. Australia dan Brazil sempat menarik duta besarnya. Bahkan 
baru-baru ini, Jerman meminta agar Indonesia menghapus hukuman mati.
Namun dengan santainya Jokowi menjawab “itu hukum yang berlaku di Indonesia dan 
masih akan kita lanjutkan untuk memerangi narkoba.”
Lalu kini ormas anti pancasila (HTI/FPI) yang siap diumumkan pembubarannya. Hal 
ini bukan hal luar biasa, sebab sejak awal Presiden Jokowi sudah menunjukkan 
banyak gebrakan perbaikan. Tapi apapun itu pembubaran HTI atau FPI akan menjadi 
catatan tambahan tentang keberanian seorang Jokowi yang sangat luar biasa. 
Tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan SBY. Jauh. Jauh pake banget, kayak 
langit dan sumur.
Kebijakan ini sekaligus memberi tahu kita semua bahwa perhitungan pemerintah 
dalam membuat kebijakan sangat hati-hati. Tidak grusa grusu. Dan semoga setelah 
ini tidak ada lagi pertanyaan kapan HTI atau FPI dibubarkan?
Bersiap Merespon
Buat yang selama ini sering bertanya dan mengharap ormas anti pancasila 
dibubarkan, sebaiknya segera menyiapkan perencanaan dalam melawan opini publik.
Sebab begini, pembubaran ormas anti pancasila ini dipastikan akan mendapat 
dukungan dari tetangga sebelah, Koalisi Mabuk Permanen. Mereka akan berdiri 
bersama kelompok ormas anti pancasila demi bisa menyerang pemerintahan Jokowi 
JK.
Buruknya, serangan kali ini bisa dari banyak pihak. Dari kalangan politisi, 
intelektual hingga penjual sprei. Mereka akan teriak-teriak seperti anjing 
kelaparan atas nama demokrasi.
Sebagai awalan, sebelum nanti kita mendengar suara berisik mereka, mungkin 
sebaiknya saya mulai dengan sedikit tantangan buat semua pembela ormas anti 
pancasila dan demokrasi.
Jika benar kalian menentang pancasila dan sistem demokrasi, tidak mau hormat 
bendera merah putih dan mengakui pemerintah Indonesia, maka sebaiknya potong 
dan buang KTP kalian, tak perlu pakai rupiah karena semuanya bagian dari 
Indonesia. Enyahlah ke manapun kalian mau. Mungkin Israel adalah negara paling 
cocok agar kalian bisa berjihad dan berperang, tidak hanya koar-koar dengan 
daster putih.
Tapi jika kalian mau menerima dengan damai dan bertaubat, menerima pancasila 
dan sistem demokrasi, berjanji tidak makar lagi, pemerintah Indonesia juga akan 
menerima dengan damai. Tapi tetap kalian harus dibubarkan agar tidak ada lagi 
kegiatan-kegiatan makar anti pancasila.
Begitulah kura-kura.

Kirim email ke