aduuuhhhh ampun gobloknya!matematika begini di persepsikan sebagai 
"kesan"?!!!mana ada 2+3=5 itu menimbulkan "kesan"?kesan apa? kesan goblok?!
koq bisa kalau liability naik bisa berkesan asset naik?kalo liability naik, net 
worth turun, gimana bisa asset naik?wong assetnya = liability + net worth!
dibolak balik gimanapun ya itu adalah persamaan dan akan tetap sama sebelah 
kiri dan sebelah kanan.koq bisa kiri naik dan kanan naik atau kiri turun dan 
kanan turun?kalo gak seimbang ya gak akan sama. matematikanya namanya 
ketidakpersamaan.belajar matematika ndak?
bener2 minta ampun gobloknya!!!!
nesare
 

    On Wednesday, June 28, 2017 3:38 PM, "Jonathan Goeij 
jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
 

     Penulisan formula "Asset = liability + networth" dalam kutipan opini 
dibawah menimbulkan kesan makin besar liability makin besar aset.  Seakan 
liability memberi efek yg positif.
Tetapi seandainya formula yg sama itu ditulis ulang "Networth = Asset - 
Liability" maka kesan yg ditimbulkan memberi arti yg sangat berbeda dgn diatas 
makin besar liability makin kecil networth. disini liability memberi efek yg 
negatif.
Terlihat sekali untuk suatu hal yang sama penulisan opini bisa digiring 
sedemikian rupa tergantung intention sang penulis.

---kutipan:Bagi mereka yang hanya melihat naiknya sisi hutang tanpa melihat 
sisi lainnya: equity, growth dll itu artinya tidak objektif.Hutang naik bukan 
berarti suatu entity itu gagal.Dalam bisnis jelas sekali hutang itu adalah 
komponen asset. Asset = liability + networth.Hutang itu masuk di liability dan 
macem2 stock itu masuk networth/harta.Tidak ada orang kaya, perusahaan yg 
profitable seperti Apple, Amazon, Microsoft yg gede2 itu yg gak ada hutang. 
semuanya ada. Begitu juga negara diseluruh dunia ini ada hutangnya. 
Persoalannya adalah: debt management. Bagaimana perusahaan atau negara mengatur 
hutangnya.
---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :

Mari kita mulai dengan pendapatnya irving fisher dulu sebelum kita beranjak ke 
hutang yg bung katakana sebagai fisher effect itu. Fisher effect itu 
menghubungkan inflasi dan real interest rate serta nominal interest rate. Kalau 
real interest rate = nominal interest rate minus expected inflation rate, real 
interest ratenya turun/jatuh krn inflasi naik, kecuali nominal interest rate 
nya naik  secepat inflation rate. Kira2 begini gambaran kasarnya: bung deposit 
$50 dengan bunga deposito 4%. Hipotesanya: apakah bung akan kaya setahun yad 
setelah dapat $52? Disinilah studynya irving fisher yg memberikan tekanan bahwa 
inflasi itu penting. Kalau inflasi setahun yad 4% kan artinya breakeven/tidak 
untung tidak rugi. Ini juga tanpa menghitung opportunity cost yg lain dan 
alternative investasi yg lain.

Selanjutnya fisher itu hidup dijaman susah great depression (stock market cras 
1929), salah satu kajiannya yg terkenal adalah debt deflation 1933 setelah 
great depression itu. Irving fisher bilang ada 2 hal yg penting yg mempengaruhi 
bisnis ekonomi: deflasi dan debt. Selama ini dunia ekonomi dikuasai oleh 
Keynesian. Neo classical seperti fisher kurang diperhatikan. Skrg setelah debt 
menggunung diseluruh dunia, debt diperhitungkan lagi. Makanya fisher effect ini 
diangkat. Saya tidak akan bilang Indonesia termasuk berbahaya atau tidak. ini 
memerlukan kajian dan comparative study yg luar biasa luasnya. 1, 2 atau 3 
kajian Phd saja belum tentu saya terima krn permasalahan dunia ekonomi sudah 
lebih complex dibandingkan jamannya fisher hidup. Bayangkan dengan Bretton 
woods system itu printing money itu sudah tidak dijamin dengan emas lagi. Jadi 
setiap negara bisa mencetak duit seenaknya. Yg ditakuti hanyalah efek inflasi 
dan devaluasinya saja. jadi ini moneternya.Tetapi persoalan utamanya adalah 
politik dan power. USA yg punya power politik sbg polisi dunia kalau cetak duit 
ya aman2 saja. ini yg dilakukan oleh Obama ketika financial crisis 2007 
terjadi. Kalau tidak cetak duit ya bukan USA saja yg bisa roboh ttp juga dunia 
bisa kolops. Kalau bung membawa masalah debt ini utk diterapkan di Indonesia ya 
tidak fair. Persoalannya kalau Indonesia tidak cari hutang, bung harus 
mempertanyakan bagaimana Indonesia bisa melanjutkan penyelenggaraan negara dan 
bangsa Indonesia? Ini pertama. Kedua bagaimana membayar hutang yg sudah ada. 
Ketiga kalau Indonesia berani printing money, bagaimana akibat ekonominya: 
devaluasi dan inflasi kalau ada. Juga bagaimana political power dunia akan 
melihat Indonesia dalam bentuk kepercayaan dunia. Keempat dst…..dlsbg….. Bagi 
mereka yang hanya melihat naiknya sisi hutang tanpa melihat sisi lainnya: 
equity, growth dll itu artinya tidak objektif.Hutang naik bukan berarti suatu 
entity itu gagal.Dalam bisnis jelas sekali hutang itu adalah komponen asset. 
Asset = liability + networth.Hutang itu masuk di liability dan macem2 stock itu 
masuk networth/harta.Tidak ada orang kaya, perusahaan yg profitable seperti 
Apple, Amazon, Microsoft yg gede2 itu yg gak ada hutang. semuanya ada. Begitu 
juga negara diseluruh dunia ini ada hutangnya. Persoalannya adalah: debt 
management. Bagaimana perusahaan atau negara mengatur hutangnya. Apa yg ingin 
bung katakan dengan fisher effect ini?Bung prihatin Indonesia akan kolaps atau 
Indonesia dalam situasi berbahaya atau apa?Saya kurang jelas apa yg ingin bung 
kemukakan krn memang bung tidak bilang apa? bung hanya mengemukakan datanya 
saja tanpa opini. Tetapi selama ini saya lihat tulisan2 bung, saya merasakan 
adanya keprihatinan karena hutang indonesianya naik. Sudah pernah saya tulis 
dulu ada seorang yg cukup mengerti ttg hutang Indonesia ini: cyrillus harinowo 
seorang katholik calon gubernur BI yg dulu representative Indonesia buat IMF. 
Setelah pulang ke Indonesia dia dicalonkan sbg gubernur BI ttp kalah krn gak 
ada duit utk menyuap. Burhanuddin Islam yg menang. Goeltom Kristen juga kalah. 
Harinowo nulis ttg government debt 2001. Saya baca bukunya. Sangat kompleks 
hutang ini. kesimpulan saya: siapapun presiden Indonesia tidak akan bisa tidak 
berhutang. Indonesia harus beres2in urusan dalam negerinya. Kalau jalannya 
sudah bener barulah berharap Indonesia bisa keluar dari debt hole ini. saya 
lihat sekarang ini Jokowi sudah mulai2. Disini saya lihat ada harapan utk 
mulai2 beres2 ini. Ini saja dulu Nesare      From: GELORA45@yahoogroups.com 
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Sunday, June 25, 2017 4:39 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com; jonathangoeij@...
Subject: AW: [GELORA45] Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga 
Utang?  Situasai Fisher Paradox dapat ditunjukan misalnya dengan membandingkan 
nilai kumulatif pembayaran cicilan pokok  utang luarnegeri sektor Pemerintah 
dengan nilai kumulatif pertambahan utang luar negeri sektor Pemerintah (jangka 
menengah dan panjang). Sebagai contoh misalnya, selama periode 1981-1991, 
sektor pemerintah di Indonesia telah melakukan pembayaran cicilan utang luar 
negeri sebesar  US$ 30,7 milyar. Sementara itu, selama periode yang sama, 
sektor Pemerintah telah menambah utang luar negerinya sebesar US$ 42,2 Milyar ( 
data dari World Bank 1992).  Nilai net transfer keluar negeri yang telah 
dilakukan sektor Pemerintah selama periode 1985-1991 adalah sebesar US$ 5,3 
milyar, dan selama periode 1992-1996 diperkirakan sebesar US$ 18,7 milyar (Word 
Bank 1992). Meskipun ini data-data lama tapi bisa digunakan untuk menganalisa 
dampak budaya utang yang berkelanjutan di NKRI.  Kalau Bung nesare punya data 
baru dari Waord Bank). Meskipun ini data-data lama, tapi bisa digunakan unuk 
menganalisa dampak-dampak utang luarnegeri, Mungkin bung neaser memiliki 
data-data baru, tentang budya  utang dari rezim Jokowi-JK, sebaiknya di 
utarakan dalam diskusi ini, agar diskusinya tidak bertele-tele, menjurus ke 
debat kusir, yang saling maki-makian, seperi yang saya cermati sekarang ini. 
Roeslan. Von: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Gesendet: Sonntag, 25. Juni 2017 06:04
An: GELORA45@yahoogroups.com
Betreff: RE: [GELORA45] Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga 
Utang?  lho memangnya kenapa, memangnya disuruh gak boleh salah nulis nama 
orang.

---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :Ini typo: “Fischer Paradox 
atau Fischer Effect ini kelihatannya tepat sekali utk menggambarkan situasi 
Indonesia.Terima kasih bung Roeslan.”? Hehehehehe dua kali ditulis sama!Pake’ 
hurup gede lagi F dan P sert F dan E nya!Typo?! Hati2! Gak usah sembunyi! 
Belajar jadi gentleman atau gentlelady! Nesare   From: GELORA45@yahoogroups.com 
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Friday, June 23, 2017 9:09 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: RE: [GELORA45] Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga 
Utang?   ha ha ha ha ha ha ha.......... begitulah yg namanya siauwjin atawa 
orang rendahan, tahu ada yg typo langsung saja ha ha ha ha.....  kutipan:Lebih 
dari itu gak usah diteruskanlah! Mau gaya2 ngomongin fisher effect (nulis saja 
salah: fischer hehehehehe). Gak nyampe otak ente. Hanya modal ngerpek di 
internet lalu mau jadi jagoan. Kaya orang baca2 ttg obat2an dan prosedur di 
internet, terus mau belagak jadi dokter. Hehehehe. Kelihatan atuh jalan 
pikirannya. Sudah berapa tahu ndak ane telanjangi ente ini??!!!!

---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :Ente itu gak ngerti bisnis 
dan ekonomi.Makanya bikin2 opini: cetak uang bayar hutang. Kelihatan sekali 
pengetahuan ente ini cetek sekali.Ente baca2 sini sedikit situ sedikit, lalu 
dipake’ buat bashing. Persoalannya ente bashing Jokowi krn hutang Indonesia 
naik. Ente pancing kalau printing money gimana, ente langsung dgn gagah perkasa 
bikin teori seakan2 printing money gak masalah. Ente defensif. Gara2 defensif 
ente langsung nulis printing money gampang sekali. Murah lagi Cetak saja. ini 
yg diperkarakan oleh bung Djie. Setelah ane kasih tahu bahayanya printing 
money, ente lalu mengelak lari ke cetak duit USD dengan segala alasan yg 
dibuat2. Gak usahlah berkelit. Ane tahu isi perut ente. Pointnya ente itu culas 
dan cetek pengetahuannya. Gobloknya terus dipelihara! Moso’ negara kalau bisa 
printing money koq mau ambil hutang?!!! Minta ampun gobloknya! Nanya ane lagi 
Obama cetak duit ndak dan ada devaluasi ndak?Hehehehehe jawab saja belum, eh 
bikin kesimpulan: ane suruh printing money?!! Mboten2 wae!! Lebih dari itu gak 
usah diteruskanlah! Mau gaya2 ngomongin fisher effect (nulis saja salah: 
fischer hehehehehe). Gak nyampe otak ente. Hanya modal ngerpek di internet lalu 
mau jadi jagoan. Kaya orang baca2 ttg obat2an dan prosedur di internet, terus 
mau belagak jadi dokter. Hehehehe. Kelihatan atuh jalan pikirannya. Sudah 
berapa tahu ndak ane telanjangi ente ini??!!!! Nesare  From: 
GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Wednesday, June 21, 2017 2:52 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga 
Utang?   Apakah kata2 anda dibawah ini apakah bermaksud mengatakan Obama cetak 
dollar banyak2 tetapi tidak terjadi devaluasi?---kutipan:Koq bisa2nya printing 
money dibilang akan devaluasi?Teori siapa yg memastikan ini?Ente tahu ndak kurs 
USD terhadap mata uang asing ketika Obama printing money ini?Ada devaluasi 
tidak?--- Kalau itu maksud anda, tidak tahu anda sadar atau tidak tetapi yg 
anda nyatakan dgn nada kesombongan arogant nan menggurui ini justru menunjang 
hipotesa sederhana yang anda goblok2an "cetak dollar buat bayar utang" yg saya 
kemukakan ber-kali2: "US disini mempunyai posisi istimewa yg tidak bisa 
dibandingkan dgn negara lain, pertama seperti berulangkali saya utarakan utang 
itu dalam mata uang sendiri yg pemerintah kalau mau bisa dgn gampang cetak 
duit. Kedua, USD memegang lebih dari 2/3 cadangan devisa diseluruh dunia 
sementara kurang dari 1/3 dibagi antara Euro, Yen etc shg penurunan nilai USD 
juga ditanggung bersama dgn negara2 lain."   ---In GELORA45@yahoogroups.com, 
<nesare1@...> wrote :Buset gobloknya minta ampun! Bener2 sudah 
keterlaluan!Pake’ logika sendiri, kasih asumsi sendiri dan bikin kesimpulan 
sendiri! Kalau asumsi nya begini, gimana?Ketika cetak duit, pemerintahnya diam2 
saja shg tidak terjadi devaluasi artinya kurs USD tetap Rp 15 ribu? Setelah 
cetak langsung dipakai buat bayar hutang. Rupiah yg dicetak dibeliin USD 
dipasar Indonesia yg kursnya Rp. 10 ribu. Koq bisa2nya printing money dibilang 
akan devaluasi?Teori siapa yg memastikan ini?Ente tahu ndak kurs USD terhadap 
mata uang asing ketika Obama printing money ini?Ada devaluasi tidak? Cari sana! 
Orang bilang printing money bisa mengakibatkan devaluasi. Tetapi ente sok2an 
bilang printing money pasti devaluasi!Ini sekarang loh. Dulunya tidak. awalnya 
ente sok2an bilang printing money buat bayar hutang. sudah dikejar sama ane dan 
bung Djie, ente kabur kemana2. Hehehehehehehe Sekarang sampai printing money 
pasti  menciptakan devaluasi.Pasti komentar selanjutnya: tidak pasti. 
Teruuussssss ditelanjangi terusssss…. Nesare   From: GELORA45@yahoogroups.com 
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, June 20, 2017 2:18 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: Re: [GELORA45] Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga 
Utang?  Bung Djie, kelihatannya anda masih penasaran/bingung apa bedanya 
pengaruh cetak duit thd utang dalam mata uangnya sendiri dan bukan mata uangnya 
sendiri. Saya beri contoh sederhana secara tehnis: Misal:Nilai sebelum cetak 
duit rupiah = 10 ribu / USDUtang dollar 1000 USD atau Rp 10 juta cetak duit, 
rupiah terdevaluasi Nilai setelah cetak duit rupiah = 15 ribu / USDUtang 1000 
USD jadi Rp 15 juta dus setelah cetak duit utk bayar utang 1000 USD itu bukan 
lagi Rp 10 juta tetapi Rp 15 juta. terlihat cetak duit tidak bermanfaat. sedang 
kalau utang dlm rupiah katakanlah 10 juta, sebelum atau sesudah cetak duit ya 
tetap sama 10 juta. disini manfaat cetak duit buat bayar utang jadi optimal   
---In GELORA45@yahoogroups.com, <djiekh@...> wrote :
What is the 'Fisher Effect'
The Fisher effect is an economic theory proposed by economist Irving Fisher 
that describes the relationship between inflation and both real and nominal 
interest rates. The Fisher effect states that the real interest rate equals to 
the nominal interest rate minus the expected inflation rate. Therefore, real 
interest rates fall as inflation increases, unless nominal rates increase at 
the same rate as inflation.

Read more: Fisher Effect 
http://www.investopedia.com/terms/f/fishereffectasp#ixzz4kYXRpvxK 
Follow us: Investopedia on Facebook 2017-06-20 17:16 GMT+02:00 Jonathan Goeij 
<jonathangoeij@...>:





Yang anda kemukakan benar, dan itulah kesalahan besar banyak negara seperti 
Indonesia, Uni Soviet, dll. Terutama terjadi karena utang luar negeri yg bukan 
dalam mata uangnya sendiri sehingga pencetakan uang itu tidak ada manfaatnya.   
On Tuesday, June 20, 2017 8:04 AM, kh djie <djiekh@...> wrote: Nyetak uang 
sebanyak-banyaknya untuk bayar uang, karena kertas, tinta, ongkos cetak itu 
murah, orang Belanda dalam teknik bilang, ya itu technisch uitvoerbaar, secara 
teknik dapat dilaksanakan.Tetapi ekonomisch niet haalbaar, tidak dapat memberi 
keuntungan, karena akan merusak kurs keuangannya sendiri (devaluasi), yang 
bikin ekonomie dalam negeri akan rusak. 2017-06-20 16:24 GMT+02:00 Jonathan 
Goeij jonathangoeij@... [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>:
 sekedar berkilah, foul language, profanity, nggak ada nilainya buat 
ditanggapin. ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :Komentar ane 
goblok?Komentar yang mana yang goblok itu?Kapan ane bilang Yunani utangnya 
dalam mata uangnya sendiri?Ane tambahin: kapan ane bilang Yunani utangnya tidak 
dalam mata uangnya sendiri? Ente kan mau bilang hutang Yunani itu hanya dalam 
mata uang asing. Ini baru goblok! 






  #yiv7344779500 #yiv7344779500 -- #yiv7344779500ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500ygrp-mkp #yiv7344779500hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-mkp #yiv7344779500ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-mkp .yiv7344779500ad 
{padding:0 0;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-mkp .yiv7344779500ad p 
{margin:0;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-mkp .yiv7344779500ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-sponsor 
#yiv7344779500ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500ygrp-sponsor #yiv7344779500ygrp-lc #yiv7344779500hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500ygrp-sponsor #yiv7344779500ygrp-lc .yiv7344779500ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv7344779500 #yiv7344779500actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv7344779500
 #yiv7344779500activity span {font-weight:700;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv7344779500 #yiv7344779500activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv7344779500 #yiv7344779500activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv7344779500 #yiv7344779500activity span 
.yiv7344779500underline {text-decoration:underline;}#yiv7344779500 
.yiv7344779500attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv7344779500 .yiv7344779500attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv7344779500 .yiv7344779500attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv7344779500 .yiv7344779500attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv7344779500 .yiv7344779500attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv7344779500 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv7344779500 .yiv7344779500bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv7344779500 
.yiv7344779500bold a {text-decoration:none;}#yiv7344779500 dd.yiv7344779500last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv7344779500 dd.yiv7344779500last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv7344779500 
dd.yiv7344779500last p span.yiv7344779500yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv7344779500 div.yiv7344779500attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv7344779500 div.yiv7344779500attach-table 
{width:400px;}#yiv7344779500 div.yiv7344779500file-title a, #yiv7344779500 
div.yiv7344779500file-title a:active, #yiv7344779500 
div.yiv7344779500file-title a:hover, #yiv7344779500 div.yiv7344779500file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv7344779500 div.yiv7344779500photo-title a, 
#yiv7344779500 div.yiv7344779500photo-title a:active, #yiv7344779500 
div.yiv7344779500photo-title a:hover, #yiv7344779500 
div.yiv7344779500photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv7344779500 
div#yiv7344779500ygrp-mlmsg #yiv7344779500ygrp-msg p a 
span.yiv7344779500yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv7344779500 
.yiv7344779500green {color:#628c2a;}#yiv7344779500 .yiv7344779500MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv7344779500 o {font-size:0;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500photos div {float:left;width:72px;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500photos div div {border:1px solid 
#666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv7344779500
 #yiv7344779500reco-category {font-size:77%;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500reco-desc {font-size:77%;}#yiv7344779500 .yiv7344779500replbq 
{margin:4px;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500ygrp-mlmsg select, #yiv7344779500 input, #yiv7344779500 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500ygrp-mlmsg pre, #yiv7344779500 code {font:115% 
monospace;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-mlmsg #yiv7344779500logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-msg 
p#yiv7344779500attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500ygrp-reco #yiv7344779500reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-sponsor 
#yiv7344779500ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500ygrp-sponsor #yiv7344779500ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500ygrp-sponsor #yiv7344779500ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv7344779500 #yiv7344779500ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv7344779500 
#yiv7344779500ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv7344779500 

   
              • ... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
              • ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
              • ... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
              • ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
              • ... nesa...@yahoo.com [GELORA45]
            • AW... Roeslan roesla...@googlemail.com [GELORA45]
              • ... b...@yahoo.com [GELORA45]
              • ... nesa...@yahoo.com [GELORA45]
            • RE... nesa...@yahoo.com [GELORA45]
  • RE: [GELORA45] Kapan RI ... Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
    • Re: [GELORA45] Kapa... nesare nesa...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke