Yg saya katakan itu diambil dari film seri Song of Phoenix yg menceritakan 
kehidupan Qu Yuan, judul lainnya The Legend of Qu Yuan, sedang dalam sejarah Qu 
Yuan sendiri ada disebutkan beliau beberapa kali diasingkan (exiled) karena 
berani menentang/tidak setuju pd raja. Tentang Mencius memang benar seingat 
saya mengatakan hal yg anda uraikan itu.

Kalau mau nonton film seri itu ada di YouTube, link dibawah episode 1-nya:
 Song of Phoenix (思美人) - Episode 1 [Eng Sub] | Chinese Drama
 https://www.youtube.com/watch?v=-DY9czu_bcI 
https://www.youtube.com/watch?v=-DY9czu_bcI

 
---In GELORA45@yahoogroups.com, <djiekh@...> wrote :

 Mencius (Mingze, Bing Tjoe) yang berani mengatakan : Yang penting itu bukan 
raja, bukan dewa tanah, tetapi rakyat. Kalau raja tidak sanggup memerintah 
dengan baik, dia harus mengundurkan diri, dan mengangkat penggantinya. Waktu 
mendengar dari muridnya, ada raja yang kejam dibunuh dia jawab : Yang saya 
dengar itu bukan raja yang dibunuh, tetapi seorang tiran.
 Mingze juga yang mengusulkan supaya petani diberi tanah, sehingga petani akan 
mmpertahankan tanahnya dari serangan musuh, dan tidak pindah2 kalau ada banjir, 
tetapi supaya termotivasi mencegah banjir bersama pemerintah.
 Usul ini ditolak oleh menteri2 kerajaan yang memiliki tanah yang luas sekali.
 Mingze juga yang mengusulkan petak tanah petani dibagi tga menurut panjangnya, 
dan dibagi tiga menurut lebarnya. Jadi luas tanah terbagi sembilan. Di 
tengahnya, hasilnya adalah untuk kerajaan. Di situ harus dibuat sumur. Jadi 
pajak hasil bumi yang diusulkan adalah sepersembilan bagian atau 11 % hasil 
tanah.
 Di buku tentang Yu Fei (Gak Hui) terjemahan tahun 50an dulu, disebut ttg. ibu 
Yu Fei yang menatu punggung anaknya sebelum berangkat perang :"selalu setia 
mengabi pada raja". Itu di jaman kerajaan Song. Waktu saya tahun 86 pertamakali 
ke Tiongkok, di makam Yu Fei ada tulisan. Saya tanya guide nasionalnya, apa 
artinya. Dia bilang selalu setia mengabdi pada rakyat. Saya bilang, lha kok 
lain daripada yang saya baca dulu  "selalu setia mengabdi pada raja". National 
guidenya tertawa, ya, kan jamannya lain. Saya juga ikut tertawa, saya bilang ya 
sekarang kan tidak ada raja, yang ada kan Republik Rakyat.
 Di buku lama maupun di Google ttg. Qu Yuan tidak ada omongan dia terhadap 
raja, kalau rakyat lebih penting dari si raja. Apa cari mati dia kalau ngomong 
begitu di jaman dulu terhadap raja ? Ini kan ditambah-tambahi saja ceritanya. 
Di jaman dulu ada kebiasaan, menteri yang setia bunuh diri bila rajanya dibunuh 
musuhnya.

 
 2017-07-22 19:48 GMT+02:00 jonathangoeij@... mailto:jonathangoeij@... 
[GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com>:
   

 Saya saat2 ini sedang nonton drama tv seri Song of Phoenix yang bercerita 
tentang kehidupan dan nilai2 kepatriot-an/nasionalisme Qu Yuan pada jaman 
kerajaan Chu (sekitar 300 BC). Qu Yuan ini sendiri kemudian diperingati setiap 
tahun pada Dragon Boat Festival. Ada sebuah pembicaraan menarik antara Raja 
Huai dgn Qu Yuan tentang kesetiaan pada negara, menurut Raja Huai kesetiaan pd 
negara adalah setia pd raja dalam hal ini pd dirinya, Qu Yuan berkata ada 
kesetiaan yang nilainya lebih tinggi lagi yaitu kesetiaan pada rakyat.
 

 Saya lihat disini dalam berbagai opini yg saya baca kelihatannya bung Chan 
mempunyai pandangan yang sama dgn Raja Huai, kesetiaan pada raja atau dalam hal 
ini pada penguasa, jadi sangat tepat kalau disebut agen Chan.
 

 Liu menolak tawaran suaka politik Australia dan anda katakan "justru 
membukitikan kesetiaan Liu menuruti instruksi majikannya untuk bertahan dan 
memperjuangkan “demokrasi dan HAM” di Tiongkok, menjadi agen setia CIA!!!" 
seandainya beliau menerima tawaran itu apakah anda akan katakan "terbukti 
begundal barat" kelihatannya apapun yg dilakukan Liu akan selalu salah dalam 
pandangan anda.
 

 Adalah suatu kenyataan Liu dipenjara sampai akhir hayatnya dab mungkin dibunuh 
dgn cara mengabaikan perawatan medis karena pandangan beliau yang menentang 
kekuasaan tunggal PKT itu "One-party monopolization of ruling privileges should 
be abolished"  yang dituangkan beliau dalam Charter 08.
 
---In GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> 
wrote :

 Yaaa, makin tercuat jelas watak agen yang satu ini, ... untuk membela 
majikannya! Tanpa melihat proses kenyataan yang terjadi, waktu dan tempat 
konkrit. Asal mencuap bahkan menuding orang lain secara serampangan. Kalau 
sudah merasa dirinya mempunyai pengertian DEMOKRASI yang jernih, cobalah 
perjuangkan dan wujudkan sebaik-baiknya di AS sana biar dunia bisa melihat dan 
BELAJAR sebagai contoh baik! Jangan lalu berteriak-teriak negara lain tidak 
demokratis dan menginjak-injak HAM saja, ...
  
 Sekalipun Liu bisa dikatakan peran memimpin, tapi saat meletup penindasan demo 
4 Juni 1989 tidak dilapangan! Memang, ketika itu Wan Dan juga dituduh deserter 
karena menganjurkan bubarkan demo sebelum waktu ultimatum tiba, bahkan bersama 
Wu Erkaixi sekembali dari perundingan dengan PM Li Peng memutuskan MUNDUR. 
bersihkan lapangan Tian An Men dari pendemo sebelum jam ditentukan! Tapi, 
kenyataan yang diberlakukan justru BERTAHAN! Dan itu TANGGUNGJAWAB pimpinan 
lapangan ketika itu, Chai Ling dengan instruksi pendukung kelompok Demokrat 
dari HK!
  
 Liu menunjukikan jiwa patriot dan nasionalisme yang tinggi dengan menolak 
suaka Australia? Hahahaa, ... Darimana bung bisa buat kesimpulan itu??? Bukan 
sebaliknya justru membukitikan kesetiaan Liu menuruti instruksi majikannya 
untuk bertahan dan memperjuangkan “demokrasi dan HAM” di Tiongkok, menjadi agen 
setia CIA!!!
  
 Tidak ada orang yang menyangkal bahwa yang berlaku di RRT adalah kekuasaan 
Partai TUNGGAL, PKT! Tapi juga tidak bisa disangkal adanya partai-politik lain 
yang sampai sekarang tetap hidup. Juga tidak bisa dikatakan dengan kekuasaan 
partai tunggal, berarti tidak ada demokrasi di RRT. Siapa bilang! Sekarang 
justru diperhatikan dan dikembangkan lebih baik DEMOKRASI dalam PKT! Lha, 
buktinya ada fraksi-fraksi pendapat beda yang bersuara, baik yang Maoisme, yang 
dibilang ekstrim kiri maupun yang Sosial Demokrat yang kanan. Dan, ... dibanyak 
desa sudah mulai menjalankan pemilihan lurah secara langsung, membiarkan petani 
didesa belajar berdemokrasi memilih dan menentukan sendiri lurah yang mereka 
kenal dan sukai untuk membawa maju desanya.
  
 Bukankah jauh akan lebih baik kalau perkembangan DEMOKRASI itu dilaksanakan 
setahap demi setahap sesuai kesadaran masyarakat itu sendiri, ketimbang dibuka 
demokrasi lebar-lebar dan seluasnya akhirnya jadi kebablasan dan merusak! Dan 
ingat, demokrasi itu hanya bisa dilaksanakan secara sempurna dan sebaik-baiknya 
setelah HUKUM ditegakkan dengan baik! Jangan bicara demokrasi kalau HUKUM masih 
amb uradul, masih terjadi mafia dan siapa kuat, siapa berduit yang menang!
  
 Salam,
 ChanCT
  
  
  
 From: Jonathan Goeij jonathangoeij@... [GELORA45]
 Sent: Saturday, July 22, 2017 3:17 AM
 To: Yahoogroups
 Subject: Re: [GELORA45] Nobel Prize winner Liu Xiaobo: A timeline of a life 
dedicated to the protesters of Tiananmen Square


  



   
 Yup, begitulah seorang pengajar memang merupakan tugasnya membuka horizon 
pikiran para muridnya. Sewaktu masih di college saya mempunyai seorang dosen 
political science, beliau orang kulit hitam PhD lulusan Howard University 
(universitas orang hitam, historically), dari beliau saya belajar banyak 
tentang demokrasi Amerika dari berbagai point of view bagaimana struggle dan 
persistence orang2 kulit hitam, jepang, tionghoa, asia, wanita, memperoleh hak2 
bernegara yg didapat dgn penuh pengorbanan. Bukan hanya sekedar dari mata 
penguasa saja.
  
 Memang begitulah seharusnya fungsi seorang pengajar, hal yg dilakukan dgn baik 
sekali oleh Liu.
  
 Tetapi apakah Liu yg mempengaruhi demonstrasi Tienanmen itu? kelihatannya 
tidak. Tetapi benar Liu mempunyai peranan penting disana, 
 - pertama beliau berperan sebagai salah satu pemimpin demonstrasi dan 
melakukan mogok makan (bersama yg lain), 
 - dan kedua beliau membujuk para mahasiswa itu meninggalkan Tienanmen sebelum 
deadline sehingga mengurangi banyak korban jiwa, 
 - dan ketiga sebagai pemimpin yang baik selayaknya nahkoda kapal beliau 
merupakan orang terakhir yg meninggalkan Tienanmen, 
 - keempat beliau menolak suaka politik yg ditawarkan kedutaan Australia 
sehingga langsung ditangkap malam itu juga, hal yang menunjukkan betapa 
sebenarnya Liu seorang patriot dengan nasionalisme yang tinggi.
  
  
 ---In GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com, <djiekh@...> 
wrote :




 1. Lu sebagai pengajar, banyak mempengaruhi mahasiswa2 dengan idee2nya.
     Waktu protest mulai terjadi, Lu sedang di luar negeri.
 2. Dia cepat2 kembali, mengobarkan protest dan memainkan peranan pimpinan.
 3. Waktu ada tindakan militer, baru menganjurkan kelompok mahasiswa untuk 
meninggalkan Tiananmen.



 
 On 21 July 2017 at 19:33, Jonathan Goeij jonathangoeij@... [GELORA45] 
<GELORA45@yahoogroups.com> wrote:


 
 Berbeda jauh dengan opini menyesatkan yang dikembangkan agen Chan seakan Liu 
mendorong para mahasiswa tetap bercokol di Tienanmen sehingga jadi korban 
pembantaian masal oleh negara, pada kenyataannya Liu Xiaobo justru membujuk 
para mahasiswa utk meninggalkan Tienanmen Square sehingga banyak yang bisa 
diselamatkan "Thanks to Liu’s efforts to persuade students to leave the square, 
many of them escape death. However, because of his leadership role in the 
protest, Liu is detained, fired from his job as a teacher, and his books are 
banned." 
  
 Sebuah kalimat pada Charter 08 "One-party monopolization of ruling privileges 
should be abolished." yang ditulisnya membawa Liu dipenjara sampai akhir 
hidupnya. Bagaimana mungkin? Diluar nalar.
  


 Artikel ini membahas moment2 penting kehidupan Liu, selamat membaca:
  
 Nobel Prize winner Liu Xiaobo: A timeline of a life dedicated to the 
protesters of Tiananmen Square  
  
 
https://qz.com/1023459/nobel-peace-prize-winner-liu-xiaobo-imprisoned-by-china-for-writing-seven-sentences-has-died-in-custody/
 Nobel Prize winner Liu Xiaobo: A timeline of a life dedicated to the protes... 
By Quartz
 China's Liu Xiaobo, who spent his life fighting for greater freedoms in his 
country, died in custody this week.
 
  


 














  
 

 








Kirim email ke