Kalau khalifah berdiri maka urat paha semua orang laki-laki tegang keras.

2017-10-25 3:09 GMT+02:00 jonathango...@yahoo.com [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com>:

>
>
>
> Jika Khilafah Ada, Pancasila Dihilangkan?
> <https://www.youtube.com/watch?v=Q9-arFmquMI>
>
> Mendadak Khilafah - Aiman (Bag 1)
> <https://www.youtube.com/watch?v=Yz2U-g_bhGk>
>
> dst..
>
>
> ---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote :
>
>
> Jika Khilafah Berdiri, Apakah Pancasila Tetap Ada?
> *AIMAN WITJAKSONO*
> Kompas.com - 12/06/2017, 07:46 WIB
> http://nasional.kompas.com/read/2017/06/12/07462921/jika.
> khilafah.berdiri.apakah.pancasila.tetap.ada.
> Anggota Hizbut Tahrir Indonesia menolak penyelenggaraan kontes Miss World
> dengan berunjuk rasa di Kota Bandung, 4 September 2013. Indonesia menjadi
> tuan rumah kontes kecantikan dunia Miss World untuk pertama kalinya di Bali
> dan Bogor pada 1-14 September.*(AFP PHOTO / TIMUR MATAHARI)*
>
>
> *Mendadak khilafah <http://indeks.kompas.com/tag/khilafah>. Mengapa saya
> katakan mendadak ? Padahal upaya-upaya ini, setidaknya di Indonesia, sudah
> ada sejak jaman pra-kemerdekaan?*
>
> Sejak kekhilafahan di Turki melalui kekaisaran Ottoman berakhir tahun
> 1924, gerakan memperjuangkan khilafah tak pernah surut di Indonesia.
>
> Sebelum saya bercerita tentang hal ini, saya ingin sedikit menjelaskan apa
> itu khilafah. Khilafah <http://indeks.kompas.com/tag/khilafah> adalah
> sistem pemerintahan yang wilayah kekuasaannya tidak terbatas pada satu
> negara, melainkan banyak negara di dunia, yang berada di bawah satu
> kepemimpinan dengan dasar hukumnya adalah syariat Islam.
>
> Jadi bukan negara per negara, tapi kumpulan negara yang dijadikan satu
> kekuasaan, dalam satu pemerintahan, dengan satu kepemimpinan.
>
> *Hizbut Tahrir Indonesia ( HTI <http://indeks.kompas.com/tag/HTI>)*
>
> Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yang sejak lebih dari 20 tahun lalu
> memperjuangkan khilafah di Indonesia, menyebut ada lebih dari 50 negara
> yang bisa dijadikan satu kepemimpinan di bawah bendera khilafah.
>
> Hizbut Tahrir sendiri adalah gerakan yang sejak tahun 1953 didirikan oleh
> Taqiuddin Al-Nabhani, seorang akademisi di Mesir asal Palestina. Hizbut
> Tahrir bercita-cita mendirikan negara dengan kepemimpinan Islam yang
> membentang dari ufuk barat di Maroko, Afrika Utara hingga ufuk timur
> Filipina Selatan.
>
> Di Indonesia pengikut gerakan ini diperkirakan mencapai 2 juta orang,
> sementara di dunia tersebut belasan hingga puluhan juta.
>
> Setidaknya di Indonesia, survei SMRC pekan lalu menyebutkan, ada 9,2
> persen lebih warga Indonesia yang menginginkan khilafah berdiri.
>
> Jumlah 9,2 persen dari jumlah pemilih di Indonesia, berarti sekitar 20
> juta dari 185 juta pemilih, sebagai sampel penelitian Saiful Mujani
> Research & Consulting (SMRC) di Indonesia setuju khilafah.
>
> Memang bukan angka yang sedikit. Meski tak sedikit pula yang mendukung
> pemerintah untuk membubarkan HTI, yakni 78,4 persen. Artinya sekitar 140
> juta lebih, warga pemilih di Indonesia.
>
> *Mencuatnya kembali isu khilafah*
>
> Lalu mengapa ide khilafah ini kembali mencuat beberapa waktu belakangan?
> Kapolri, Jenderal Tito Karnavian pernah menyebutkan di bulan November tahun
> lalu, ada indikasi pemanfaatan momentum bangkitnya pergerakan umat Islam
> yang dipicu kasus penodaan agama pada musim Pilkada DKI lalu.
>
> Kasusnya telah diputus pengadilan dan dalam proses menunggu kekuatan hukum
> tetap, yang menghukum mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
> atau Ahok selama 2 tahun penjara.
>
> Kelompok HTI yang memang “gigih”memperjuangkan khilafah. Meski sudah ada
> sinyal pembubaran oleh pemerintah HTI tetap melancarkan aksi unjuk rasa.
> Terakhir mereka ambil bagian dalam Aksi Bela Ulama di Masjid Istiqlal,
> Jakarta, Jumat lalu, yang dikenal dengan Aksi 96.
>
> *Sepatu dan ruangan yang menyita perhatian*
>
> Saya berkesempatan secara eksklusif masuk ke dalam kantor pusat HTI dan
> melihat satu persatu ruangan 5 lantai di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
>
> Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto, Senin 
> (8/5/2017).*(KOMPAS.com/KRISTIAN
> ERDIANTO)*
> Saya diterima oleh Juru Bicara HTI Ismail Yusanto
> <http://indeks.kompas.com/tag/Ismail-Yusanto>. Saya masuki ruang demi
> ruang di kantor dan saya mendapatkan sejumlah kesan.
>
> Pertama, kantor itu sangat rapi. Nyaris tak tampak debu, bahkan di setiap
> bingkai papan yang ada di dinding.
>
> Kesan yang lain, saya terkesima dengan rapinya penataan sepatu. Ini saya
> lihat di tempat penyimpanan sepatu sebelum menaiki lantai dua.
>
> Belum lagi toiletnya, tak tercium sedikitpun bau tak sedap, malah
> sebaliknya, wangi dan selalu tersedia sandal bersih di dalam toilet.
>
> Lalu saya katakan ke Ismail, Juru Bicara HTI, “luar biasa rapinya!”
>
> Ismail pun berseloroh, “jika menata sepatu saja rapi, bagaimana dengan
> menata negara!”
>
> Saya menimpali, “wah jadi benar nih, mau mendirikan negara?”
>
> Ismail tertawa.
>
> Tibalah saya masuk ke ruang kerja Ismail Yusanto. Di sana ada bendera
> putih bertuliskan kalimat Tauhid.
>
> “Jadi inilah bendera HTI ?” saya bertanya.
> “Bukan, ini adalah bendera perjuangan, HTI dan Hizbut Tahrir tidak
> memiliki bendera,” jelas Ismail.
>
> Saya pun melihat ke pojok ruangan. Jika sebelumnya saya melihat bendera
> berkalimat Tauhid berwarna putih dengan tulisan hitam, kali ini terbalik,
> bendera hitam dengan tulisan putih.
>
> “Apa perbedaan bendera putih dan hitam ini?” tanya saya.
>
> “Jika putih adalah bendera pergerakan, maka bendera hitam adalah bendera
> perang,” jawab Ismail.
>
> Sedikit tersenyum sambil terkejut, saya kembali bertanya, “jadi sekarang
> di Indonesia, gunakan bendera yang mana?”
>
> Ismail tak menjawab. Ia hanya tertawa.
>
> *Jika Khilafah berdiri, apakah Pancasila tetap ada?*
>
> Saya kembali menelusuri ruangan demi ruangan di kantor DPP HTI Jakarta.
> Sampailah saya pada lantai 4 di bagian kantor ini.
>
> Cukup terkejut saya. HTI memiliki ruangan studio layaknya ruangan studio
> televisi profesional yang dimiliki stasiun stasiun televisi swasta.
>
> Di sinilah saya tanyakan untuk apa ruangan dan perlengkapan sebanyak itu,
> layaknya milik stasiun TV profesional.
>
> Di ruangan ini pula saya berdialog dengan Ismail, soal ide khilafah dan
> kaitannya dengan Bangsa Indonesia.
>
> Saya tanyakan, “apakah jika cita-cita HTI akan berdirinya khilafah, lalu
> menafikan Pancasila?”
>
> Ismail tampak terkejut dengan pertanyaan saya.
>
> Apa jawaban dari semua pertanyaan ini?
>
> Simak wawancara saya di program AIMAN, termasuk ide pendirian khilafah
> lainnya dengan cara kekerasan, yang sama sekali tidak berhubungan dengan
> HTI, yakni Al Qaeda dan ISIS yang dilakukan dengan cara bom bunuh diri.
> Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menyatakan perjuangan khilafah dilakukan
> dengan diplomasi.
>
> Saya juga mewawancarai mantan pengikut Al Qaeda.
>
> Simak, EKSKLUSIF di KompasTV, Senin (12/6) pukul 20.00 wib.
>
> Saya Aiman Witjaksono.
>
> Salam.
>
> 
>

Kirim email ke