Utang menumpuk koruptor gembuk kantong?

http://www.koran-jakarta.com/utang-terus-menumpuk--pendapatan-tak-optimal/


No Comments
<http://www.koran-jakarta.com/utang-terus-menumpuk--pendapatan-tak-optimal/#comments>

Kamis 28/12/2017 | 00:01

“*Outlook” 2018 - Nafsu Berutang Pemerintah Mesti Direm*
Utang Terus Menumpuk, Pendapatan Tak Optimal

[image: Utang Terus Menumpuk, Pendapatan Tak Optimal]


Foto : koran jakarta/ones

A   A   A   *Pengaturan Font*

*Kenaikan peringkat utang negara tidak bermanfaat jika sektor riil tidak
bergerak. *

*Dengan rasio utang 27 persen saja, pemerintah sudah gali lubang tutup
lubang.*



JAKARTA - Sejumlah kalangan mengemukakan utang Indonesia pada tahun depan
bakal terus mencatat rekor tertinggi menuju level 4.500 triliun rupiah.
Untuk itu, pemerintah diharapkan mampu memperbaiki pengelolaan utang,
terutama produktivitas utang dan kemampuan bayar agar timbunan utang tidak
membebani generasi mendatang.

Pemanfaatan utang secara produktif masih akan menjadi tantangan. Sebab,
laju kenaikan utang masih jauh lebih tinggi dibandingkan laju kenaikan
produk domestik bruto (PDB). Berutang sah-sah saja, asalkan memiliki
proyeksi yang jelas untuk membayar kembali.

Oleh karena itu, manajemen utang mesti secara tegas mensyaratkan, misalnya,
setiap satu dollar AS utang yang ditarik mampu menghasilkan pendapatan 2–3
dollar AS. Ekonom UGM, Wihana Kirana Jaya, mengatakan pemerintah memang
mesti lebih ketat mengevaluasi utang.

Sebab, meningkatnya utang ternyata tidak paralel dengan kenaikan pendapatan
negara. Akibatnya, beban utang makin membengkak, namun keuangan negara
makin sulit membiayai pembangunan, apalagi untuk membayar kewajiban utang
yang melambung.

“Kalau utang tidak segera direm maka penerimaan negara hanya tersedot untuk
bayar bunga utang saja. Peningkatan kepercayaan global melalui kenaikan
peringkat surat utang negara tidak akan banyak bermanfaat jika sektor riil
tidak bergerak, sebab ini hanya akan meningkatkan nafsu berutang, tapi
produktivitas tidak meningkat,” papar dia, ketika dihubungi, Rabu (27/12).

Wihana pun mengingatkan pemerintah untuk terus mempertahankan prinsip
kehatihatian dalam mengelola utang. Meskipun dengan perbaikan peringkat
utang Indonesia dipandang kuat dari tekanan global, kemampuan bayar utang
dan likuiditas tetap mesti diperkuat.

Beban utang pemerintah meningkat cukup signifikan. Pada APBN 2017, anggaran
pembayaran bunga, pokok, dan cicilan utang mencapai 486 triliun rupiah. Di
APBN 2018, pembayaran bunga utang mencapai 238,6 triliun rupiah, sedangkan
alokasi untuk cicilan pokok utang sebesar 399,2 triliun rupiah. Dengan
demikian, total anggaran pembayaran utang tahun depan mencapai 637,8
triliun rupiah.

Sementara itu, total utang pemerintah tahun depan diproyeksi menyentuh
angka 4.300 triliun rupiah, atau menuju level 4.500 triliun rupiah. Menurut
ekonom Indef, Achmad Heri Firdaus, kenaikan pembayaran bunga dan pokok
utang jatuh tempo menyebabkan ruang stimulus fiskal menjadi terbatas.

Akibatnya, defisit anggaran terancam membengkak di tengah tren seretnya
penerimaan negara. Dia menambahkan, menumpuknya utang tersebut akibat
pemaksaan anggaran, tetapi tidak dibarengi dengan optimalisasi penerimaan.
“ Implikasinya, kita terus mencari sumber pembiayaan baru selain utang. Ada
skema- skema kerja sama dengan swasta. Ini yang bisa diharapkan,” kata Heri.

*Jalan Pintas*

Dia menambahkan, jalan pintas yang biasa ditempuh memang menerbitkan surat
utang selama tidak melewati ambang batas rasio utang terhadap produk
domestik bruto (PDB), seperti yang ditetapkan dalam UU Keuangan Negara,
yakni sebesar 60 persen.

Tetapi, hal ini tetap menjadi warning terkait dengan kemampuan bayar utang
Indonesia. Sebab, dengan rasio utang sekitar 27–29 persen saat ini saja
negara mesti menarik utang baru hanya untuk membayar bunga utang lama, atau
gali lubang tutup lubang.

“Siklus ini akan terus berputar- putar dan kita makin terperosok dalam
jebakan utang selama tidak ada terobosan optimalisasi penerimaan negara
untuk mengurangi stok utang,” tukas Heri. *ahm/YK/SB/WP*
  • [GELORA45] ... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
    • [GELOR... 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' ineng...@chevron.com [GELORA45]

Kirim email ke