Panitia Penyambutan Berharap Jokowi Sambut Rizieq
S. Yugo Hindarto, CNN Indonesia | Kamis, 15/02/2018 19:14 WIBBagikan :     
Penasihat Persaudaraan Alumni 212 Eggi Sudjana menjelaskan perkembangan 
kepulangan Habib Rizieq Shihab, di kantornya, Jakarta, Sabtu (10/2). (CNN 
Indonesia/Abi Sarwanto)Jakarta, CNN Indonesia -- Panitia Penyambutan Imam Besar 
Habib Rizieq (PPIB 212) berharap Presiden Joko Widodo dapat ikut menyambut 
kepulangan tokoh Front Pembela Islam itu yang rencananya akan pulang pada 21 
Februari 2018.

"Kalau tidak bisa di bandara, mungkin Presiden Joko Widodo bisa bertemu di 
Masjid Istiqlal, kami inginnya seperti itu," kata Ketua PPIB 212 Rizieq Shihab, 
Eggi Sudjana saat berbincang dengan CNN Indonesia.com, Kamis (15/2).

Eggi belum dapat memastikan tentang kepulangan Rizieq dari Arab Saudi. Kata 
Eggi saat ini, panitia masih menunggu informasi dari Rizieq. 


"Saat ini Habib Rizieq masih Istikharah, kalau istikharah ulang, ya pulang, 
tapi kalau menetap, kami juga belum tahu. Semua bergantung istikharah," kata 
Eggi.


| 
Lihat juga:
 Kasus Rizieq Shihab Menggantung, Polisi Hanya Bisa Menunggu |


Rizieq menetap di Arab Saudi sejak Mei 2017. Sebelum ditetapkan sebagai 
tersangka kasus dugaan konten pornografi, Rizieq terbang ke Arab Saudi untuk 
melaksanakan umrah. Namun, hingga kini Rizieq belum pulang ke Indonesia.

"Kalau jadi pulang tanggal 21 beliau akan tiba di indonesia, dari sana tanggal 
20," katanya.


| 
Lihat juga:
 Rizieq Shihab Jadi Dewan Pembina Persaudaraan Alumni 212 |


Kerukunan Umat

Namun, selain menunggu istikharah Rizieq, Eggi mengatakan panitia juga meminta 
agar Presiden Joko Widodo memberikan perhatian kepada kasus Rizieq, yang 
katanya, demi kepentingan umat Islam.

"Kami berharap ada SP3 (Surat Penghentian Penyidikan Perkara) untuk menjaga 
kerukunan Umat Islam," katanya.

Eggi menceritakan utusan panitia telah bertemu pihak istana dan membahas 
tentang kasus yang menjerat Rizieq. Namun, Eggi tidak menjelaskan secara rinci 
tentang pertemuan utusan panitia dengan pihak istana itu.

"Yang jelas kami meminta kearifan Jokowi demi bangsa dan negeri, demi 
keselamatan bangsa," kata dia.

| 
Lihat juga:
 Polisi Didesak Segera Keluarkan SP3 untuk Rizieq Shihab |


Sebab, menurut Eggi, bila permohonan agar polisi menghentikan perkara Rizieq 
tidak dipenuhi akan berdampak besar. "Misalkan nanti pulang dan Habib ditangkap 
polisi, maka pendukung akan mengamuk. Nah, daripada ribut alangkah baiknya 
Jokowi memberikan izin," kata Eggi.

Apalagi, menurut perkiraan Eggi, jumlah umat yang akan menyambut Rizieq di 
Bandara Soekarno Hatta mencapai jutaan orang. "Maksud saya agar semuanya jangan 
ribut, daripada ribut antar umat Islam, chaos, lebih baik presiden membrikan 
izin kepada Kapolri untuk mengeluarkan SP3," ujar Eggi.

Pemberian SP3 perkara Rizieq, menurut Eggi bukanlah suatu bentuk intervensi 
hukum. "Presiden jangan merasa bahwa dengan memberikan izin lewat kapolri 
dianggap mengintervensi hukum. Itu tidak mengintervensi karena Polri dan TNi 
berada di bawah presiden sebagai penguasa," katanya.

Eggi membandingkan, pemberian deponeering kepada mantan pimpinan KPK, baik 
dalam kasus Bibit Samad Rianto-Chandra Hamzah maupun Abraham Samad. 
Deeponeering tersebut diberikan dengan alasan 'demi kepentingan umum'. 

Menurut Eggi, perkara Rizieq lebih dari sebuah kepentingan umum ketimbang 
perkara mantan pimpinan KPK. "Bisa chaos, bayangkan bila Rizieq ditahan di 
bandara, bandara bisa stuck," kata Eggi.


| 
Lihat juga:
 Kasus Rizieq Shihab Menggantung, Polisi Hanya Bisa Menunggu |

(ugo/asa)

Kirim email ke