Utang RI Naik 10,1 Persen di 2017, Tembus Rp 4.684 Triliun
SELASA, 20 FEB 2018 05:00 | EDITOR : SAUGI RIYANDI
 
Rupiah (Dok. JawaPos.com)


Berita Terkait
  a.. Wali Kota Batam Larang Kegiatan Seremonial
   
  b.. Hutang 1 Tahun Jokowi = 30 Tahun SoehartoJawaPos.com - Bank Indonesia 
(BI) mencatat perkembangan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan IV 
2017 relatif terkendali. ULN Indonesia pada akhir triwulan IV 2017 tercatat 
352,2 miliar dolar AS atau tumbuh 10,1 persen (yoy).

Kepala Departemen Komunikasi BI, Agusman mengatakan, perkembangan ULN ini 
terjadi baik di sektor publik maupun swasta, sejalan dengan kebutuhan 
pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur dan kegiatan produktif lainnya.

"Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir triwulan IV 2017 
terbilang aman. ULN tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 
86,1 persen dari total ULN dan pada akhir triwulan IV 2017 tumbuh 8,5 persen 
(yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 20,7 persen (yoy)," ujarnya 
dalam keterangan tertulis, Selasa (20/1).

 
Bank Indonesia (Dok. Jawapos.com)



Menurut sektor ekonomi, lanjut Agusman, posisi ULN swasta pada akhir triwulan 
IV 2017 terutama dimiliki oleh sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, 
gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan. Pangsa ULN keempat sektor 
tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,9 persen sedikit lebih rendah 
dibandingkan dengan pangsa pada triwulan sebelumnya sebesar 77 persen 
Pertumbuhan ULN pada sektor keuangan, sektor industri pengolahan, dan sektor 
LGA meningkat dibandingkan dengan triwulan III 2017.

"Di sisi lain, ULN sektor pertambangan mengalami kontraksi pertumbuhan," 
tuturnya.

Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada Triwulan IV-2017 masih 
terkendali. Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir 
triwulan IV 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen.

Selain itu, rasio utang jangka pendek terhadap total ULN juga relatif stabil di 
kisaran 13 persen. Kedua rasio ULN tersebut masih lebih baik dibandingkan 
dengan beberapa negara peers.

"Bank Indonesia terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk 
meyakinkan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan 
pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas 
makroekonomi," pungkasnya.

(hap/JPC)

Kirim email ke