From: Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] 
Sent: Wednesday, March 14, 2018 6:19 AM
  

Apakah maksudnya masih akan tambah utang lagi sehingga mencapai 60% GDP?
Masih bisa tambah utang sekitar 25% GDP atau US$250 billion (2017 GDP US1 
trilliun) lumayanlah.
---

Menurut Sri Mulyani, orang yang menganggap utang Indonesia semakin besar hanya 
menakut-nakuti masyarakat. Dia anggap ketika utang meningkat Indonesia sampai 
Rp4.000 triliun bisa menghancurkan negara dan sebagainya. 



“Padahal kalau lihat dibandingkan nominal utang kita dengan negara utang paling 
tinggi Jepang atau AS yang disebut adidaya. Utang kita itu masih aman dengan 
pengelolaan yang benar,” tuturnya. 

Jadi, utang Indonesia dikelola dengan target tidak boleh melebihi 60% terhadap 
GDP dan defisit tetap dijaga.

....
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, Utang Luar Negeri (ULN) 
Indonesia masih berada dalam batas aman di kisaran 35% dari produk domestik 
bruto. Meski membengkak, dia tidak merisaukan perekonomian Indonesia. Pasalnya, 
perekonomian Indo - nesia masih tetap tumbuh dan mampu bersaing dengan negara 
lain yang juga memiliki ULN tinggi.

....
Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB

                        
                 
           
                 Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB : Okezone Economy
                  Okezone

                  Pemerintah meyakinkan masyarakat untuk tidak khawatir 
terhadap utang Indonesia meski semakin besar - Fiskal & Mo...
                 
           
     



Koran SINDO, Jurnalis · Senin 12 Maret 2018 11:13 WIB
Ilustrasi: Shutterstock

YOGYAKARTA – Pemerintah meyakinkan masyarakat untuk tidak khawatir terhadap 
utang Indonesia, meski semakin besar. Pasalnya, utang tersebut dikelola dengan 
transparan dan tidak boleh melebihi 60% produk domestik bruto (PDB). 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, jangan melihat utang hanya dari satu 
sisi, tapi lihat utang di dalam APBN secara keseluruhan. 



“Dalam mengelola utang negara, kita menggunakannya dengan hati-hati sesuai 
amanat undang-undang. Seperti kesehatan, kita juga melihat kesehatan keuangan 
negara seperti apa,” ujar Sri Mulyani dalam dialog nasional “Sukseskan 
Indonesia ku” di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). 

Baca Juga: Pemerintah Lelang SUN 13 Maret, Targetkan Rp25,5 Triliun

Menurut Sri Mulyani, orang yang menganggap utang Indonesia semakin besar hanya 
menakut-nakuti masyarakat. Dia anggap ketika utang meningkat Indonesia sampai 
Rp4.000 triliun bisa menghancurkan negara dan sebagainya. 

“Padahal kalau lihat dibandingkan nominal utang kita dengan negara utang paling 
tinggi Jepang atau AS yang disebut adidaya. Utang kita itu masih aman dengan 
pengelolaan yang benar,” tuturnya. 

Jadi, utang Indonesia dikelola dengan target tidak boleh melebihi 60% terhadap 
GDP dan defisit tetap dijaga.

“Lihat apakah keuangan kita sehat apa tidak, kalau rasio utang terhadap PDB dan 
kemampuan bayar. Jadi, jangan menakut-nakuti dan provokasi masyarakat,” 
tandasnya. 

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Masih Batas Aman

Sri Mulyani mengajak masyarakat untuk lebih percaya kepada pemerintah. Dengan 
begitu, Indonesia bisa menjadi negara yang kuat. 

“Saya tidak senang kalau tidak percaya diri, jangan jadi orang yang hanya 
menakut-nakuti. Jadi, kita harus menjadi negara yang percaya diri,” tandasnya. 

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai 
dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap utang luar negeri tidak ada 
masalah. Menurut dia, beban utang Indonesia jika dibandingkan negara lain di 
dunia tidak terlalu tinggi.

“Utang kita gak ada masalah, bahwa utang kita kenaikannya mungkin sedikit lebih 
cepat dibandingkan masa lalu, iya. Tapi, tetap saja beban utang kita tidak 
tinggi di antara negara mana pun,” katanya. 

Baca Juga: Ketua OJK: Tak Perlu Khawatir dengan Utang Luar Negeri Indonesia

Darmin melanjutkan, kenaikan utang Indonesia memang terjadi lebih cepat karena 
pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur.. Penambahan nilai utang ini, 
menurut Darmin, justru akan membawa dampak positif. “Kita tidak menggunakan 
utang untuk konsumsi. Kita gunakan utang untuk investasi infrastruktur. Jadi, 
jangan menakut-nakuti diri,” tuturnya. 

Darmin menuturkan, penambahan nilai utang Indonesia tetap diiringi indikator 
fiskal yang baik. “Indikator fiskalnya mulai menunjukkan defisit primer kita 
sudah mulai habis. Artinya, kita tidak meminjam untuk bayar utang lagi. Dulu 
sempat begitu karena warisan krisis tahun 1998. Tapi, sekarang mulai mengarah 
ke positif,” ujarnya. 

Menurut Darmin, dampak dari upaya pemerintah mendongkrak pembangunan 
infrastruktur akan mulai terasa pada tahun depan. Hal ini akan berdampak 
positif pada perekonomian.

“Kita bangun infrastruktur di mana-mana, mungkin sebagian besar belum selesai 
tapi sebagian kecil sudah. Tahun depan semakin banyak yang selesai dan tentunya 
ekonomi akan menjadi lebih baik. Hasilnya akan lebih banyak dari utangnya,” 
ungkapnya.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, Utang Luar Negeri (ULN) 
Indonesia masih berada dalam batas aman di kisaran 35% dari produk domestik 
bruto. Meski membengkak, dia tidak merisaukan perekonomian Indonesia. Pasalnya, 
perekonomian Indo - nesia masih tetap tumbuh dan mampu bersaing dengan negara 
lain yang juga memiliki ULN tinggi.

Sebagai informasi, Bank Indonesia mencatat ULN Indonesia pada akhir triwulan 
IV/ 2017 sebesar USD352,2 miliar atau tumbuh 10,1% year on year (yoy). Mengacu 
kurs rupiah Rp13.500/USD, maka ULN Indonesia mencapai Rp4.752 triliun.. 

“Utang luar negeri 34-35% dari PDB, ini masih jauh dari angka utang terhadap 
PDB di negara-negara G20,” kata Wimboh dalam diskusi Forum RSM tentang 
Perkembangan Industri Keuangan dan Pasar Modal di Jakarta kemarin. 

Wimboh mengatakan, seperti Turki yang memiliki ULN tinggi tapi selama 
bertahun-tahun negara tersebut dalam kondisi baik. Hal ini juga terlihat pada 
China yang memiliki ULN tinggi, baik dari sisi pemerintah maupun swasta, tapi 
negara itu perekonomiannya terus melaju. 

“Jadi kita tidak masalah dengan ULN, masih banyak ruang, tidak usah khawatir 
kalau dana dari luar masuk ke dalam negeri,” ujarnya.

(Oktiani Endarwati/Okezone)

(kmj)




  • [GELORA45] ... Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
    • [GELOR... 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
      • [G... Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
    • Fw: [G... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
      • Fw... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]

Kirim email ke