BankDunia Tempatkan Utang Indonesia di Level Bahaya




|  |  | 
Bank Dunia Tempatkan Utang Indonesia di...
 |



-
"pembangunan diIndonesia tak lepas dari model Bank Dunia yang berbau neoliberal"

Rizal Ramli: Ekonomi Indonesia Mandek Karena Utang

JUM’AT 06 OKTOBER 2017 , 21:46 | LAPORAN : SAMRUT LELLOLSIMA

RMOL. Ada sejumlah persoalanyang membuat perekonomian Indonesia sulit bangkit. 
Salah satunya adalahkorupsi.

Begitudikatakan ekonom senior, Rizal Ramli dalam kuliah umum bertema ‘Potensi 
EkonomiIndonesia dalam Membangun Bangsa secara Mandiri’ di Ruang Soetandyo, 
Gedung C,FISIP Universitas Airlangga, Surabaya (Jumat, 6/12).

KualitasSumber Daya Manusia juga memiliki pengaruh kuat. "Orang Indonesia 
inipintar-pintar tapi kurang ulet. Mereka ini manja-manja,” sambung Rizal Ramli.

Persoalanlain yang tak kalah pentingnya adalah utang. Menurut dia, pembangunan 
diIndonesia tak lepas dari model Bank Dunia yang berbau neoliberal.

MenkoPerekonomian era mendiang Presiden Abdurrahman Wahid ini merasa, kondisi 
saatini makin parah ketika mahasiswa dicekoki dengan jargon penguatan mata 
uangyang bisa menopang perekonomian negara.

"Jepangsaat tahun 1980-an melemahkan mata uangnya. Akibatnya, barang-barang 
luarnegeri menjadi mahal. Penduduknya beralih ke produk dalam negeri. 
Pelemahanmata uang Yen ini membuat AS dan negara-negara Eropa kelimpungan,” 
jelas dia.

Rizal Ramlimenjelaskan, saat ini ada 20 persen rakyat Indonesia berada di 
posisi atas dansudah makmur. 40 persen lainnya hidupnya masih pas-pasan. 
Sedangkan 40 persenterakhir belum menikmati hasil kemerdekaan.

"Tugassejarah kita untuk membuat 40 persen yang paling bawah ini bisa menikmati 
artikemerdekaan. Bisa punya jaminan kesehatan, bisa sekolah, punya tempat 
tinggal,dan sebagainya,” katanya.

Rizal Ramlimenjelaskan, pandangan tersebut menggunakan pendekatan historis. 
Sedangkanpendekatan komparatif, ia melihat Indonesia, Korea, Malaysia, 
Singapura, Chinadan negara lainnya 45 tahun lalu kondisi hampir mirip. Termasuk 
pendapatanmaupun kondisi sosial masyarakatnya. Tapi, setelah 45 tahun 
kemudian,negara-negara ini lebih maju dari Indonesia.

"Kokbisa negara-negara ini terbang lebih tinggi. Ini tak lain karena mereka 
menjadibangsa yang ulet. Sedangkan Indonesia saat ini seperti mobil 
berpresneling 1yang susah menambah kecepatan. Jika tetap dipacu, mesin pun 
akankepanasan," tandasnya. [sam]

Kirim email ke