https://www.antaranews.com/berita/728538/mahasiswa-ciptakan-
popok-dari-sabut-kelapa-ini-keunggulannya
Mahasiswa ciptakan popok dari
sabut kelapa, ini keunggulannya
Jumat, 20 Juli 2018 19:55 WIB
Sejumlah mahasiswa memasukan bubuk sabut kelapa ke dalam popok saat
memperagakan diapers sabut kelapa di Surabaya, Jawa Timur, Jumat
(20/7/2018). (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Agar tidak bersentuhan langsung pada kulit, maka serbuk ditaruh di bawah
kapas dan bertujuan untuk penyerapan yang lebih cepat,
Surabaya (ANTARA News) - Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surabaya membuat popok bayi dengan memanfaatkan sabut
kelapa yang punya keunggulan dibandingkan popok biasa.
Para mahasiswa UMS itu, Intan Kusliyana, Farah Dinda Pramestya dan
Muhammad Takdir Aidil Fitri, menjelaskan latar belakang kelompoknya
membuat popok bayi dari sabut kelapa karena banyaknya limbah sabut
kelapa di Indonesia yang mencapai sekitar 1,7 ton per tahun.
"Sabut kelapa sendiri mempunyai zat selulosa yang mampu menyerap air
yaitu dengan meningkatkan zat cair pada popok, misalnya seperti urine.
Dari situ selulosa berperan untuk meningkatkan daya serap pada popok,"
ujar Intan di Surabaya, Jumat.
Intan mengklaim popok bayi dari sabut kelapa mempunyai kekuatan 20
persen lebih besar menyerap air daripada popok biasanya.
"Karena peningkatan daya serap itu, angka kejadian penyakit ruam pada
bayi sebisa mungkin diminimalisir," tuturnya.
(ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Cara membuat popok dari sabut kelapa dimulai dengan mencari sabut
kelapa, ditimbang beratnya kemudian dicampur alkohol untuk mensterilkan
dari bakteri dan jamur. Setelah itu dioven selama 15 menit dengan suhu
19 derajat celcius. Baru setelah itu dilakukan proses pengujian.
"Agar tidak bersentuhan langsung pada kulit, maka serbuk ditaruh di
bawah kapas dan bertujuan untuk penyerapan yang lebih cepat," ujarnya.
Dia mengemukakan, penelitian mereka ini masih dalam tahap daya serap
air, dengan pengujian penyerapan dan volume jenuh. Nantinya akan
dilanjutkan dengan uji iritabilitas, yaitu bagaimana bila bersentuhan
dengan kulit, apakah menyebabkan iritasi atau tidak.
Dosen pembimbing kelompok itu, Siti Mardiyah mengungkapkan kekurangan
inovasi tersebut adalah belum pada pengemasan sehingga bisa dipakai dan
dijual dengan harga ekonomis.
Pada pengembangan selanjutnya sudah disiapkan dari sisi desain dan
formulasi, yang sebelumnya 20 persen dari popok biasa bisa ditingkatkan.
"Kemudian bagaimana mengurangi aspek kapas yang ada di dalamnya. Kami
berharap, dengan sebagian besar dari sabut kelapa bisa mengurangi ongkos
produksi. Pengembangan ini juga untuk memanfaatkan kearifan lokal," katanya.
*Baca juga: Mahasiswa IPB kembangkan masker herbal atasi jerawat
<https://www.antaranews.com/berita/725199/mahasiswa-ipb-kembangkan-masker-herbal-atasi-jerawat>*
*Baca juga: Mahasiswa ciptakan baterai dari tomat
<https://www.antaranews.com/berita/725151/mahasiswa-ciptakan-baterai-dari-tomat>*
*Baca juga: 250 mahasiswa Indonesia lanjutkan pendidikan ke Prancis
<https://www.antaranews.com/berita/725767/250-mahasiswa-indonesia-lanjutkan-pendidikan-ke-prancis>*
Pewarta: Indra Setiawan / Willy Irawan
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2018