Nafsu‘Gede’ Tenaga Kurang, PKS Sekarat
 
Eko Wibowo. 11hours ago (31/10/20180)


 
2009 adalah tahun keemasan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).Saat itu partai 
dakwah itu menempati posisi empat besar dengan perolehan suara7,9 persen dari 
suara sah nasional.


 
Kondisi saat itu, PKS ibaratnya seorang pemuda gagah yangtumbuh dan sedang 
tebar pesona, siap meminang ukhti-ukhti manapun. Kalau perlubukan cuma satu, 
dimaksimalkan 4 pun oke.


 
Sayangnya, keadaan itu malah menimbulkan kegalauan. Pecahkongsi antar elit 
partai menyeruak. Terjadi perebutan pengaruh dan kekuasaan.Secara umum elit PKS 
terbelah menjadi dua faksi yaitu, faksi keadilan dan faksisejahtera.


 
Faksi keadilan adalah orang-orang tua di dalam PKS dan kelompokkonservatif, 
terdiri dari Pak Hilmi Aminuddin (mantan Ketua Majelis Syuro), PakSuripto 
(mantan BIN), Pak Salim Segaf Al-Jufri (Ketua Majelis Syuro sekarang),Pak 
Luthfi Hasan Ishaaq, Pak Sohibul Iman (Presiden PKS) dan kawan-kawan.


 
Sedangkan faksi sejahtera adalah sedangkan faksi sejahteraadalah kelompok muda 
alias pembaharu, terdiri dari Pak Anis Matta (mantanPresiden PKS, 2013-2015), 
Pak Fahri Hamzah, Pak Mahfudz Siddiq dan kawan-kawan.Sebagian besar adalah 
anggota parlemen pusat maupun daerah.


 
Faksi keadilan menang. Tenaga muda kalah oleh pengalaman.Pak Anis Matta 
akhirnya n the gank tersingkir. Perpecahan elit pun menyebabkanpengelolaan 
partai bermasalah. Terbukti dengan pemecatan Pak Fahri Hamzahsebagai kader 
PKS.. Pak Fahri melawan dan 3 kali menang di tiga tingkatanpengadilan yang 
berbeda.


 
Kekalahan melawan Fahri Hamzah menjerembabkan marwah partai.Berdampak pada 
tingkat kepercayaan dan kekecewaan kader dan simpatisan akarrumput pada elit 
partai.


 
Tapi belum berhenti, selanjutnya ada upaya menyingkirkanAnis dan para 
loyalisnya menjelang pemilihan presiden 2019. Para kader calonlegislatif 
diharuskan menandatangani dua formulir pernyataan yang merupakanlampiran dari 
surat edaran Presiden PKS Sohibul Iman. Dua formulir ini memintapara anggota 
dewan terpilih, baik di parlemen daerah dan pusat, bersediadiganti dan 
mengundurkan diri dengan tanggal kosong. Kedua surat ini mengikatkarena harus 
ditandatangani dengan cap di atas materai.


 
Kekecewaan kader bertambah, sehingga banyak yang mengundurkandiri atau dipecat 
karena tidak bersedia memenuhi persyaratan seperti yangdimaksudkan dalam surat 
edaran tersebut.


 
Pilkada DKI 2016 menjadi sumber kekecewaan selanjutnya. Saatitu terjadi 
perdebatan alot antara Partai Gerindra dan PKS untuk menentukanpasangan calon 
gubernur yang akan mereka usung bersama.


 
Gerindra keukeuh Pak Sandiaga Uno sebagai calon gubernur,sedang PKS mengajukan 
Pak Mardani Ali Sera sebagai wakilnya. Gerindra menolakPak Mardani, PKS 
kemudian menyodorkan Bu Ledia Hanifa sebagai alternatif. Belumterjadi 
kesepakatan, Pak Jusuf Kalla datang mengobok-obok, mengajukan nama PakAnies 
Baswedan, tapi sebagai calon gubernur. Dan seperti yang telah 
terjadi,Anies-Sandi berpasangan dan menang.


 
Pemilihan Gubernur Jawa Barat menjadi sumber kekecewaankader berikutnya. PKS 
harus rela kadernya, Ahmad Syaikhu berpasangan dengancalon gubernur Sudrajat 
dari Gerindra (lagi). Padahal sebelumnya Ahmad Syaikhusedianya akan dipasangkan 
dengan Deddy Mizwar, petahana-mantan wakil gubernur,yang memiliki elektabilitas 
lebih tinggi. Rendahnya elektabilitas Sudrajatmemaksa mesin partai PKS bekerja 
lebih keras. Hasilnya, pasangan tersebut kalahdari pasangan Ridwan Kamil-Uu. 
Pengorbanan yang mahal, terlebih sebelumnyakader PKS memimpin Jabar hingga 2 
periode.


 
Rentetan kekecewaan masih berlanjut. Menjelang Pilpres 2019,oposisi yang 
terdiri dari Demokrat, Gerindra, PKS dan PAN waktu itu terancamdeadlock dalam 
menentukan calon wakil presiden. Calon presiden telah disepakatiyaitu Bapak 
Prabowo Subianto. Sebagai wakilnya Demokrat menyodorkan Mas AgusHarimurti 
Yudhoyono (AHY), PAN menyodorkan Pak Zulkifli Hasan atau lebihmendukung Ustadz 
Abdul Somad, sedangkan PKS mengharuskan pendamping Pak Prabowoadalah kadernya. 
PKS, sesuai ijtima’ ulama mengusulkan Salim Segaf Al Jufriyang merupakan Ketua 
Majelis Syuro partai.


 
Seperti diketahui, akhirnya Pak Sandiaga Uno menjadi“pembeli” sehingga terpilih 
menjadi cawapres pendamping Pak Prabowo. Memangdiduga PKS menerima paketan 
kardus Rp. 500 M plus posisi wagub DKI yangditinggalkan Pak Sandi, tapi bagi 
kader dan simpatisan di bawah, belum tentumereka tertetes duit basah tersebut.


 
Masalah ‘perebutan’ jabatan wakil gubernur DKI Jakarta jilidII memungkinkan 
munculnya kekecewaan kader selanjutnya. Gerindra dan koalisitak kunjung 
memberikan jatah kursi DKI 2 kepada PKS. Padahal partai telahmenyiapkan dua 
nama kandidat wagub, yakni Sekretaris DPW PKS DKI Jakarta AgungYulianto dan 
mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu.


 
Masalah ini membuat PKS mengeluarkan ancaman. Ketua FraksiPartai Keadilan 
Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimimengatakan, alotnya 
pembahasan soal wakil gubernur dengan Partai Gerindramembuat kader kecewa.


 
"Kekecewaan itu sudah terasa di bawah. Kalau kader padakecewa, otomatis mesin 
partai pasti mati tuh karena PKS itu kan partaikader," ujar Pak Suhaimi.


 
Pak Suhaimi menganggap wajar jika kader merasa kecewa.Kekecewaan ini bisa 
berdampak pada upaya pemenangan Prabowo dan Sandiaga diJakarta. "Sudah ada 
komentar misalnya 'sudah Pemilihan Presiden silakanGerindra urusin sendiri'. 
Itu kan bentuk kekecewaan. Jadi gundah gulana kaderterkait wagub ini sudah 
terasa di bawah," ujar Pak Suhaimi.


 
Waduh, PKS gawat. Sampai main ancam-mengancam segala.Sebenarnya rentetan 
kekecewaan, kekalahan dan, akhirnya ancaman, hanyamenunjukkan besarnya nafsu 
kekuasaan yang dimiliki oleh PKS, namun tidakdiimbangi oleh kekuatan yang 
memadai.


 
PKS lemah dari segi dana dan logistik, lemah dari segi kaderberkualitas dan, 
lemah dalam melakukan terobosan sehingga dapat menariksimpati. Dan yang 
terparah adalah lemah dalam melakukan diplomasi danmenetapkan posisi tawar, 
sehingga sering kalah dalam memperebutkan posisistrategis dalam koalisi.


 
Akhirnya, bila kembali ke peng-ibarat-an di atas, saat iniPKS selayaknya pemuda 
yang sedang mengalami patah hati beruntun. Ditinggalnikah Raisa, ditolak 
Chelsea Islan. Yang ada Bu Ratna Sarumpaet, tapi eh malahtersandung kriminal. 
Apes……


 
Tinggallah pemuda yang terancam mati nelangsa. Eh, tapi kanmasih ada Lucinta 
Luna, Bray ?~?~?~~~


 
#JokowiLagi


 
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/30/16394181/jika-tak-diberi-kursi-wagub-pks-dki-ancam-matikan-mesin-partai-pada



 



Eko Wibowo

Anak Lelaki


 
https://seword.com/politik/nafsu-gede-tenaga-kurang-pks-sekarat-8E-msd2qm



  • [GELORA45] Nafsu ‘Gede’ T... Noroyono 1963 noroyono1...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke