Sri Mulyani: Panama Papers Bantu Deteksi Pengemplang Pajak
Reporter:
Irsyan Hasyim (Kontributor)
Editor:
Kodrat Setiawan
Kamis, 15 November 2018 07:59 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan saat
menghadiri Remark Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) - LPEI
Cocktail pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di
The Laguna Resort, Nusa Dua, Bali, Selasa 9 Oktober 2018. ANTARA
FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Jefri TariganMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
menyampaikan sambutan saat menghadiri Remark Multilateral Investment
Guarantee Agency (MIGA) - LPEI Cocktail pada rangkaian Pertemuan Tahunan
IMF - World Bank Group 2018 di The Laguna Resort, Nusa Dua, Bali, Selasa
9 Oktober 2018. ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Jefri Tarigan
*TEMPO.CO*,*Depok*- Menteri KeuanganSri Mulyani
<https://www.tempo.co/tag/sri-mulyani>mengatakan Panama Papers dan
Wikileaks membantu pemerintah untuk mendeteksi aset pengusaha yang
mencoba mengemplang pajak. Dulu penyimpanan aset pengusaha di beberapa
wilayah offshore tidak bisa terdeteksi.
*Baca juga: Sri Mulyani Akan Kaji Pajak WNI yang Terlibat
Paradise<https://bisnis.tempo.co/read/1031308/sri-mulyani-akan-kaji-pajak-wni-yang-terlibat-paradise-papers>Papers
<https://bisnis.tempo.co/read/1031308/sri-mulyani-akan-kaji-pajak-wni-yang-terlibat-paradise-papers>
*
“Apalagi pernah terjadi Panama Papers, Wikileaks itu bagusnya untuk
mengetahui,” ujar Sri Mulyani sat menyampaikan kuliah umum di
Universitas Indonesia, Rabu14 November 2018.
Panama Papers adalah istilah untuk menyebut 11,5 juta dokumen firma
hukum Mossack Fonseca yang bocor. Dokumen itu ditelisik 370 jurnalis,
termasuk dari Tempo, yang ikut dalam The International Consortium of
Investigative Journalists (ICIJ), sejak setahun lalu. Tempo menemukan,
sedikitnya 899 individu dan perusahaan di Indonesia di dokumen itu.
Keberadaan dokumen ini memungkinkan publik mengetahui bagaimana dunia
offshore dan modus menghindari kewajiban membayar pajak.
Menurut Sri Mulyani, Indonesia dalam jangka pendek telah menjalin kerja
sama antar negara untuk mendata para wajib pajak. Peningkatan mutu
pengawasan juga terus diperbaiki. “Sekarang ini antara negara Singapura
dan Indonesia telah menjalin kerja sama. Hong Kong dengan Indonesia
sudah kerja sama.”
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani mengatakan wajib pajak kaya yang memilih tinggal di
Singapura tidak perlu dipermasalahkan. Nanti otoritas keuangan Singapura
akan memberikan data mengenai jumlah aset yang dimiliki. “Pendapatannya
sekian, sudah bayar pajak di Singapura sekian. Maka harus bayar pajak
berapa di Indonesia,” ungkap dia.
Sri Mulyani <https://www.tempo.co/tag/sri-mulyani> menjelaskan bahwa
kebijakan ini belum pernah ada sebelumnya termasuk 12 tahun pas menjabat
Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pengusaha-pengusaha mengemplang pajak dengan mencari lokasi tax heaven.
“Orang kaya mudah sekali untuk pindah saja ke Australia, Hong Kong, ke
Makau, Singapura dan Inggris.”
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com