https://bali.antaranews.com/berita/134297/ahli-pengobatan-tradisional-
asean-sepakati-deklarasi-bali
Ahli pengobatan tradisional
ASEAN sepakati "Deklarasi Bali"
Minggu, 2 Desember 2018 16:17 WIB
Rektor Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar Prof Dr drh I Made
Damriyasa saat turut menandatangani Deklarasi Bali tentang Ayurveda dan
Pengobatan Tradisional (Antaranews Bali/Ni Luh Rhisma/lhs/2018)
Denpasar (Antaranews Bali) - Para ahli atau pakar pengobatan tradisional
dari sejumlah negara di kawasan ASEAN dan India menyepakati "Deklarasi
Bali" tentang Ayurveda dan Pengobatan Tradisional, serta siap
mengembangkannya dalam menangani masalah kesehatan.
"Dari diskusi yang berlangsung selama dua hari di kampus Unhi Denpasar,
para ahli juga sama-sama meyakini bahwa pengobatan tradisional itu aman
dan tidak memiliki efek samping yang serius," kata Rektor Universitas
Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar Prof Dr drh I Made Damriyasa, di
Denpasar, Minggu.
Menurut Prof Damriyasa, kita seringkali melupakan pengobatan tradisional
sebagai warisan leluhur, padahal sebenarnya pengobatan modern mengambil
konsep pengobatan tradisional.
"Misalnya untuk mengobati penyakit tertentu, para ahli kesehatan
sesungguhnya menggunakan bahan aktif dari tumbuh-tumbuhan, kemudian
dibuat secara sintetis. Dikembangkan menjadi sintetis karena
ketersediaan tumbuhan hidup yang terbatas di negara-negara maju," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, sebagai pewaris pengobatan tradisional,
para ahli dari sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara (yakni Malaysia,
Myanmar, Vietnam, Filipina, Thailand, Kamboja, Indonesia) dan India yang
hadir menjadi pemateri dan peserta dalam seminar internasional di Unhi
Denpasar, sepakat untuk terus melestarikan, mengembangkan dan menggali
ilmu-ilmu pengobatan tradisional.
"Deklarasi yang ditandatangani ini selanjutnya akan disampaikan ke
UNESCO, bahwa para ahli sudah berkumpul di Bali dan sudah sepakat untuk
mengembangkan pengobatan tradisional," kata Prof Damriyasa.
Tindak lanjut dari pertemuan di Unhi Denpasar, maka ke depan komunikasi
yang sudah terjalin akan terus dibina dan kegiatan seminar atau diskusi
mengenai pengobatan tradisional akan menjadi kegiatan tahunan yang
digelar secara bergiliran di sejumlah negara ASEAN.
Penandatanganan deklarasi tersebut sekaligus merupakan rangkaian dari
"International Conference on Ayurveda and Traditional Healthcare in
Southeast Asia" yang diselenggarakan oleh Unhi Denpasar dengan
menghadirkan 24 pembicara dari delapan negara.
Khusus untuk Unhi Denpasar, tambah Prof Damriyasa, program studi
kesehatan tradisional yang dimiliki tidak saja mengadopsi ilmu
pengobatan Ayurveda dari India, tetapi juga dipadukan dengan Usada Bali.
Apalagi Unhi Denpasar menjadi satu-satunya kampus di Indonesia yang
dilengkapi dengan Griya Sehat Ayurveda atau semacam rumah sakit
pendidikan di bidang kesehatan.
"Menteri dari AYUSH, India, juga mengharapkan Unhi Denpasar dapat
menjadi 'center of excellence' dalam pengobatan tradisional. Dengan
demikian, tidak saja untuk mahasiswa S1, tetapi bisa untuk dokter-dokter
yang ingin memahami pengobatan tradisional," katanya.
Pihaknya pun berharap mahasiswa dari berbagai negara yang tertarik
pengobatan tradisional juga dapat menempuh pendidikan di Unhi Denpasar.
"Ke depan, tentu kita tidak bisa hanya tergantung pengobatan
konvensional, apalagi pengobatan tradisional itu mencegah supaya kita
tidak sakit. Jadi, ini untuk lingkungan global juga," ucap Prof
Damriyasa. (ed)
Pewarta : *Ni Luh Rhismawati*
<https://bali.antaranews.com/berita/134297/ahli-pengobatan-tradisional-asean-sepakati-deklarasi-bali#>
Editor: Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA 2018