*Apakah sebelumnya  Jokowi pro reformasi atau turut dalam gerakan reformasi
melawan rezim militer Soeharto*
*dan oleh karena itu bisa dibilang menghianati reformasi?*


On Sun, Feb 10, 2019 at 12:55 AM ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com> wrote:

>
>
> Bagaimana Jokowi Khianati Reformasi dengan Hidupkan Dwifungsi ABRI
>
> Reporter: Dieqy Hasbi Widhana
> <https://tirto.id/author/dieqyhasbi?utm_source=internal&utm_medium=topauthor>
>
> 07 Februari 2019
>
> View non-AMP version at tirto.id
> <https://tirto.id/bagaimana-jokowi-khianati-reformasi-dengan-hidupkan-dwifungsi-abri-dgaf>
> [image: Bagaimana Jokowi Khianati Reformasi dengan Hidupkan Dwifungsi ABRI] 
> Pada
> Era Joko Widodo, tentara banyak dilibatkan untuk urusan sipil, dari
> mencetak sawah, agen antihoaks, hingga fasilitator pascabencana.
>
>
> tirto.id - "Cabut dwi-fungsi ABRI!" adalah salah satu slogan yang paling
> banyak dikumandangkan di jalanan oleh para pemuda-mahasiswa sebelum
> Soeharto jatuh hingga periode awal reformasi. Itu adalah satu dari beberapa
> amanat gerakan reformasi, yang, sayangnya, belum betul-betul terealisasikan
> meski presiden telah berganti berkali-kali.
>
> Alih-alih mengembalikan tentara ke barak, yang terjadi justru sebaliknya:
> pimpinan sipil, termasuk Joko Widodo, malah secara sadar menarik kembali
> mereka ke tengah-tengah kita. Upaya ini terjadi di tengah seringnya Jokowi
> bicara soal netralitas aparat. Ia mengatakan soal netralitas ini, misalnya,
> saat memberikan pengarahan kepada ribuan babinsa
> <https://www.antaranews.com/berita/731087/presiden-jokowi-ingatkan-tni-polri-jaga-netralitas>
>  di Balai Prajurit di Makassar, 29 Juli tahun lalu.
>
> Gagasan utama dwifungsi adalah keikutsertaan angkatan perang dalam
> politik. Konseptornya adalah Jenderal (Purn.) Abdul Haris Nasution ketika
> menjabat Kepala Staf Angkatan Darat. Nasution memperkenalkan konsep "jalan
> tengah" yang jadi embrio dwifungsi. Jalan tengah membuka jalan bagi militer
> untuk berpolitik, bahkan mencampuri urusan sipil atas nama "stabilitas
> nasional" di kemudian hari.
>
> Jika pengertian soal dwifungsi ini yang dipegang, maka kita bisa menyebut
> beberapa kasus yang mengindikasikan kembalinya dwifungsi itu di era Jokowi.
> Kita juga bisa menyebut beberapa harapan Jokowi ke tentara yang sebetulnya
> sama sekali di luar tugas utama mereka—berperang dan menjaga teritori
> negara.
>
> Beberapa contoh adalah pelibatan tentara dalam proyek swasembada beras
> hingga menertibkan demo dan mogok buruh.
>
> Pelibatan tentara untuk 'mencetak sawah
> <https://tirto.id/modus-tni-membantu-petani-ctiU>' dilakukan dengan dasar
> perjanjian kerja sama antara Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan
> Jenderal (Purn.) Gatot Nurmantyo pada Januari 2015. Sementara pelibatan
> tentara menertibkan demo/mogok
> <https://tirto.id/mou-tni-polri-soal-kamtibmas-membikin-tni-seperti-di-era-orba-cEdn>adalah
> berdasarkan nota kesepahaman antara Polri dan TNI pada awal tahun 2018.
>
> Yang paling baru, keinginan Jokowi untuk mengatasi masalah perwira
> *nonjob* di internal TNI dengan menciptakan 60 pos baru. Rencana ini
> kemudian diterjemahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, salah satunya
> dengan mendistribusikan para perwira itu ke kementerian. Hadi bahkan
> mewacanakan penempatan ini diatur dan dimasukan dalam revisi UU TNI.
> Baca juga:
>
>    - Dwifungsi ABRI dan Jalan Terbuka Politik Tentara
>    <https://tirto.id/dwifungsi-abri-dan-jalan-terbuka-politik-tentara-cC1R>
>
> Usulan ini dianggap masalah lantaran mengkhianati agenda reformasi. "Itu
> jelas masalah. Kita harus ingat UU TNI sebagai pedoman jelas mengatur
> batasan bagi TNI untuk beraktivitas di luar tugas pokoknya. Pemerintah
> harus hati-hati jika merevisi UU TNI melawan semangat reformasi karena itu
> akan sangat mengecewakan," kata peneliti militer dari Institute for
> Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi kepada reporter
> *Tirto, *Kamis (7/2/2019).
>
> Pun demikian dengan pengamat militer sekaligus dosen FISIP UPN Veteran
> Jakarta, Beni Sukardis. Beni bilang, wacana ini seperti seperti langkah
> mundur. "Itu, kan, kembali ke dwifungsi ABRI. Kurang tepat kalau dia
> [TNI] masuk ke dalam lembaga-lembaga sipil lagi," katanya.
>
> Agar dapat menempatkan para perwira itu, UU TNI mesti direvisi. Bagi
> Direktur Imparsial Al Araf, jika aturan itu jadi diubah demi memuluskan
> langkah menyerap tentara di instansi sipil, nama Jokowi sebagai presiden
> sipil dan bukan bagian dari Orde Baru akan tercoreng.
>
> "Masyarakat akan menolak karena menganggap itu kemunduran reformasi TNI,"
> katanya, juga kemarin.
> Jadi 'Humas' Presiden Hingga Fasilitator BNPB
>
> Selain (akan) terlibat dalam pelbagai urusan sipil, tentara era Jokowi
> juga dipergunakan layaknya humas
> <https://tirto.id/tni-itu-alat-pertahanan-negara-bukan-humas-presiden-cUtn>
> .
>
> Ini terlihat, misalnya, ketika Jokowi meminta tentara terlibat
> mensosialisasikan program dan kerja pemerintah. Permintaan ini disampaikan
> saat pidato di hadapan perwira Sekolah Staf dan Komando TNI dan Sekolah
> Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri di Istana Negara, Jakarta, Kamis,
> 23 Agustus 2018.
>
> "Yang berkaitan dengan program-program pemerintah... yang telah banyak
> kita lakukan, saya titip agar seluruh perwira juga ikut mensosialisasikan,"
> kata Jokowi.
> Baca juga:
>
>    - Abdul Haris Nasution Si Penggagas Dwifungsi ABRI
>    <https://tirto.id/abdul-haris-nasution-si-penggagas-dwifungsi-abri-cv3x>
>
> Ia juga meminta para babinsa—struktur terendah di tentara—membantunya
> menangkal hoaks PKI. Para babinsa diminta menjelaskan ke masyarakat kalau
> dia sama sekali tak punya kaitan dengan partai yang telah dilarang sejak
> 1966 itu. Yang terbaru, rencana pelibatan 5.000 babinsa
> <https://tirto.id/5000-babinsa-ditolak-jadi-fasilitator-bnpb-tahap-pasca-bencana-df43>
>  sebagai fasilitator BNPB tahap pascabencana.
>
> Bagi Wakil Direktur Imparsial Ghufron Mabruri, apa yang dilakukan Jokowi
> adalah bentuk* abuse of power:* memerintahkan aktor keamanan di luar
> tugas pokoknya. Ghufron menganggap Jokowi telah melanggar regulasi yang
> sudah ada sebab kondisi objektif yang mendukung pelibatan TNI belum ada.
>
> "Enggak bisa sekonyong-konyong pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi
> mendorong pelibatan tentara di luar tugas pokoknya," katanya.
>
> Mabes TNI membantah tengah berupaya kembali ke dwifungsi—posisi yang jelas
> menguntungkan mereka. Kepala Puspen TNI Mayor Jenderal Sisriadi mengatakan
> sejarah dwifungsi telah selesai ketika Soeharto jatuh pada 1998 lalu.
>
> "Saat reformasi kami mengalami transformasi. Jadi kalau kembali ke sana
> [dwifungsi] kami bingung caranya bagaimana," katanya, Rabu (6/2/2019)
> kemarin.
>
> Baca juga artikel terkait DWIFUNGSI TNI
> <https://tirto.id/q/dwifungsi-tni-i63?utm_source=Tirtoid&utm_medium=Lowkeyword>
>  atau tulisan menarik lainnya Rio Apinino
> <https://tirto.id/author/rioapinino?utm_source=Tirtoid&utm_medium=Lowauthor>
> *(tirto.id <http://tirto.id> - rio/tii)*
>
> Reporter: Dieqy Hasbi Widhana
> Penulis: Rio Apinino
> Editor: Mufti Sholih
>
>
> ------------------------------
> [image: AVG 標誌] <http://www.avg.com/internet-security>
>
> 這封電子郵件是由 AVG 反病毒軟體進行病毒檢測。
> www.avg.com <http://www.avg.com/internet-security>
>
>
> <#m_2552811958374565359_m_-7189092487078469788_DAB4FAD8-2DD7-40BB-A1B8-4E2AA1F9FDF2>
>
> 
>
  • [GELORA45] ... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
    • [GELOR... 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]
    • [GELOR... ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]
      • Re... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
        • ... ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]

Kirim email ke