dalam debat kok tdk ada capres (termasuk Jokowi) yg mengemukakan renewable 
energi seperti air, angin, surya/matahari, ataupun geothermal. keduanya 
terpancang pada sawit, alamat akan makin banyak hutan yg alih fungsi jadi 
perkebunan kelapa sawit.

---In GELORA45@yahoogroups.com, <djiekh@...> wrote :

 Mesti ada keputusan pemerintah atau atas tuntutan dari DPR untuk membatasi 
penggunaan hutan di Indonesia untuk ditanami kelapa sawit atau melarang 
perluasan penanaman kelapa sawit dari sekarang yang sudah ada.
 Tanah ex perkebunan kelapa sawit yang HGUnya habis, tidak boleh diperpanjang, 
ditanami pohon2 yang cocok
 untuk dihutankan kembali, atau dijadikan wilayah transmigrasi untuk dijadikan 
sawah, ladang, perkebunan , peternakan.
 Pada suatu saat kebutuhan fuel dari kelapa sawit bisa berkurang, kalau 
penggunaan tenaga angin, air terjun, geothermal,
 , solar cell, gas alam dapat dibiayai dari hasil export, antara lain dari 
minyak kelapa sawit sekarang. Pengalihan sebagian
 export untuk biofuel dalam negeri juga berguna agar Indonesia tidak terlalu 
tergantung pada export minyak kelapa sawit,
 yang harganya bisa tiba-tiba rusak, atau dirusak. Tergantung sama sekali pada 
export sangat berbahaya. Ekonomi bisa
 hancur seperti Venezuela.
 Tidak tahu apa keluarga berencana masih dijalankan sekarang di Indonesia. 
Kalau jumlah penduduk naik cepat,
 pemerintah apapun bisa kewalahan.
 Bisa saja terjadi seperti di Malaysia nanti ada pengusaha Indonesia yang 
terpaksa buka perkebunan kelapa sawit di papua
 Nugini. Lihat juga kemungkinan penjualan listrik, barang2 kelontong dari Papua 
(Indonesia) ke Papua Nugini :
 
https://kumparan.com/hari-yulianto/taipan-dan-celah-ekonomi-indonesia-di-negeri-matahari-terbenam-sandaun-png-1540771390420251986
 
https://kumparan.com/hari-yulianto/taipan-dan-celah-ekonomi-indonesia-di-negeri-matahari-terbenam-sandaun-png-1540771390420251986

 Mungkin ada idee-idee dari anggota milis tentang kelapa sawit ini ?
 

 




 Pada tanggal Sen, 18 Feb 2019 pukul 20.46 jonathangoeij@... 
mailto:jonathangoeij@... [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com 
mailto:GELORA45@yahoogroups.com> menulis:

 

 hutan berubah jadi perkebunan kelapa sawit 

---In GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com, <djiekh@...> 
wrote :

 Kalau Indonesia sudah berhasil menjadikan minyak kelapa sawit jadi bermacam 
fuel, maka Indonesia bisa terlepas dari ketergantungan export minyak kelapa 
sawitnya,yang
 dengan berbagai cara dari luar harganya bisa dirusak. Dengan itu juga bisa 
mengurangi
 import BBM. Kalau perlu Indonesia bisa tiru Malaysia, tanam kelapa sawit 
misalnya di 
 Papua Nugini.


 Pada tanggal Sen, 18 Feb 2019 pukul 05.20 jonathangoeij@... 
mailto:jonathangoeij@... [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com 
mailto:GELORA45@yahoogroups.com> menulis:

   
 

 "Jangka panjang itu akan menimbulkan masalah kebutuhan akan lahan untuk 
program B100, atau B30 pun, dalam 50 tahun ke depan dengan seiring meningkatnya 
kebutuhan akan energi, tentu akan juga meningkatkan kebutuhan bahan bakunya 
yaitu sawit, sawit juga butuh lahan untuk berkembang," kata Yuyun saat ditemui 
di kantor WALHI, Minggu (17/2/2019) malam.

"Ketika butuh lahan tentu akan menimbulkan persoalan baru, misalnya alih fungsi 
hutan untuk sawit, konflik dengan masyarakat, land grabbing (perampasan tanah), 
konflik agraria. Itu akan lebih masif terjadi," lanjutnya.

 ...
 WALHI Kritik Wacana Jokowi yang Akan Jalankan B100 dari Sawit 
https://tirto.id/walhi-kritik-wacana-jokowi-yang-akan-jalankan-b100-dari-sawit-dhf5
 
 
https://tirto.id/walhi-kritik-wacana-jokowi-yang-akan-jalankan-b100-dari-sawit-dhf5
 Capres nomor urut 01 Joko Widodo menyampaikan pendapatnya saat debat capres 
2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). tirto.id/Andrey 
http://tirto.id/Andrey Gromico

 Oleh: Haris Prabowo - 18 Februari 2019
 Dibaca Normal 1 menit

 
 WALHI mengkritik wacana capres nomo urut 01 Joko Widodo yang mengandalkan 
sawit sebagai sumber energi dan memungkinkan menaikkan B20 hingga B100 dalam 
debat kedua capres Pilpres 2019.
 tirto.id https://tirto.id/ - Manajer Kampanye Keadilan Iklim Wahana Lingkungan 
Hidup (WALHI) Yuyun Harmono mengkritik wacana capres 01 Joko Widodo yang ingin 
tetap mengandalkan sawit sebagai sumber energi dan memungkinkan menaikkan B20 
hingga B100.

"Kita telah memulai B20 dan sudah berproduksi 98 persen yang kita harapkan. 
Kita ini menuju ke B100 sehingga kita harapkan total produksi biofuel," kata 
Jokowi saat debat capres kedua Pilpres 2019 yang digelar di Hotel Sultan, 
Jakarta pada Minggu (17/2/2019) malam .

Namun, Yuyun menilai Jokowi tak melihat hal tersebut secara komprehensif. Ia 
menilai pemakaian energi B20 hanya efektif solusi jangka pendek, bukan jangka 
panjang.

"Jangka panjang itu akan menimbulkan masalah kebutuhan akan lahan untuk program 
B100, atau B30 pun, dalam 50 tahun ke depan dengan seiring meningkatnya 
kebutuhan akan energi, tentu akan juga meningkatkan kebutuhan bahan bakunya 
yaitu sawit, sawit juga butuh lahan untuk berkembang," kata Yuyun saat ditemui 
di kantor WALHI, Minggu (17/2/2019) malam.

"Ketika butuh lahan tentu akan menimbulkan persoalan baru, misalnya alih fungsi 
hutan untuk sawit, konflik dengan masyarakat, land grabbing (perampasan tanah), 
konflik agraria. Itu akan lebih masif terjadi," lanjutnya. 


Selain itu, Yuyun juga mengkritisi moratorium sawit yang hanya berlaku tiga 
tahun saja. Ia menilai setelah tiga tahun berarti akan diperbolehkan melakukan 
ekspansi perkebunan sawit kembali.

"Ada moratorium sawit, tapi itu hanya tiga tahun, tuntutan kita adalah 25 
tahun. Supaya hal-hal seperti ini tidak terjadi ketika mereka punya strategi 
untuk mengganti bahan bakar fosil menjadi B20. Jadi kalau Cuma tiga moratorium 
sawit, berarti setelah tiga tahun boleh ada ekspansi dong?" katanya.

 Baca juga: Debat Pilpres, Jokowi: Penilaian Infrastruktur Prabowo Salah Besar 
https://tirto.id/debat-pilpres-jokowi-penilaian-infrastruktur-prabowo-salah-besar-dhdV

Debat capres kedua mengambil tema energi dan pangan, sumber daya alam dan 
lingkungan hidup, serta infrastruktur. 

Debat tersebut dipandu oleh Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki sebagai moderator, 
sementara tujuh panelis berasal dari kalangan akademisi dan para pakar dari 
berbagai bidang. 

Tujuh panelis tersebut, yakni Rektor ITS Profesor Joni Hermana, Direktur 
Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nur Hidayati, Rektor IPB 
Arif Satria, juga ahli pertambangan ITB Profesor Irwandy Arif.

Lalu ada Pakar Energi Ahmad Agustiawan, Pakar Lingkungan Undip Sudharto P. 
Hadi, dan Sekretaris Jenderal Konsorsium Pengembangan Agraria Dewi Kartika juga 
terlibat sebagai panelis.

Debat disiarkan secara langsung oleh sejumlah stasiun televisi yaitu RCTI, GTV, 
MNC TV, dan INews TV, serta bisa disaksikan secara live streaming.

 Baca juga: Hasil Debat Kedua: Jokowi Salah Klaim, Prabowo Sekadar Jargon 
https://tirto.id/hasil-debat-kedua-jokowi-salah-klaim-prabowo-sekadar-jargon-dhf1
 Hasil Debat Kedua: Jokowi dan Prabowo Gagal Membahas Isu Krusial 
https://tirto.id/hasil-debat-kedua-jokowi-dan-prabowo-gagal-membahas-isu-krusial-dhfz

 
Baca juga artikel terkait DEBAT KEDUA CAPRES 2019 
https://tirto.id/q/debat-kedua-capres-2019-tTo?utm_source=Tirtoid&utm_medium=Lowkeyword
 atau tulisan menarik lainnyaHaris Prabowo 
https://tirto.id/author/harisprabowo?utm_source=Tirtoid&utm_medium=Lowauthor


 (tirto.id http://tirto.id - Ekonomi) 

Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno



 
 
 
 
 


 



 

Kirim email ke