dari jutaan yg dikirim itu berapa orang yg mati? 

---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote :

 BETUUUL, ... bung Jo! Harus ingat dalam kenyataan sejarah, RRT yg masih bayi 
belum lewat setahun sudah BERANI mengirim JUTAAN sukarelawan membantu Korea 
Utara melawan tentara AS yg jauh lebih kuat itu! Dan kemudian juga ikut 
membantu Vietnam menggempur tentara AS sampai babak belur dan terpaksa mundur 
dari Vietnam, ...
 Tapi juga harus ingat, bahwa dalam perjalanan sejarah RRT yang masuk 70 tahun 
ini, melancarkan pertempuran/perang HANYA untuk membela kedaulatan wilayah 
saja, bukan usaha mencaplok wilayah negara lain. Begitulah beberapakali 
pertempuran yg terjadi diperbatasan dengan India sejak tahun 50-an, begitu juga 
dengan pertempuran di Pulau ZhenBao dengan Sovyet Uni ditahun 1969. Rakyat 
Tiongkok bangkit melawan membela kedaulatan wilayah nya sendiri, bukan 
menyerang dan mencaplok wilayah negara lain, ...
 Begitu juga masalah pulau-pulau di LTS yg terjadi sengketa, baik dengan 
Jepang, Vietnam dan Filipina itu, ... yang jadi dasar masalah keputusan 
pemetaan perairan lautan sebelum PD-II, dan penetapan 9 garis-putus yang jadi 
pegangan RRT hendak disangkal. Dan biang kerok nya lagi-lagi AS yg hendak 
kangkangi dunia dan bikin kegaduhan di perairan LTS itu! Seandainya saja AS 
tidak ikut campur, saya yakin RRT bisa menyelesaikan sengketa kepulauan di LTS 
itu dengan negara-negara bersangkutan secara DAMAI, ...!
 
 
 
 bhjo@... mailto:bhjo@... [GELORA45] 於 13/4/2019 12:22 寫道:
 
   Kutipan: "Kalau RRC serius mau melawan AS maka yang pertama harus dilakukan 
adalah stop jadi sontoloyo".
 
 
 Pelajari dulu tentang perang Korea dan Vietnam, jadi komentarnya bisa 
dimengerti. RRT tidak takut thd AS tetapi RRT tidak mau menyerang atau 
memprovokasi AS. Tetapi kalau AS membahayakan national security dari RRT, RRT 
akan melawannya. RRT membantu Korea Utara dan Vietnam dan AS dikalahkan di 
kedua perang itu. Dulu waktu masih lemah saja berani melawan AS kalau national 
security terancam. 
 
 
 Ha, ha, ha, RRT dulu waktu masih lemah tidak takut thd AS dan sekarang jauh 
lebih kuat tetapi malahan takut sama AS???
 
 
 Kutipan: 
 1) MacArthur felt that the North Korean army had been essentially destroyed by 
the middle of October, and, against the recommendations of the Joint Chiefs of 
Staff, he sent his forces into the northernmost parts of North Korea. His 
troops were hit by surprise and decimated when Chinese Communists troops began 
attacking his forces. On October 25, the PRC made an attack on ROK soldiers and 
routed t hem at Pukchin. On November 1, the Chinese defeated American troops at 
Unsan, in the first Chinese-American combat of the war. 
 
 
 
 3) China admitted today that it sent 320,000 combat troops to Vietnam to fight 
against U.S. forces and their South Vietnamese allies. In a report monitored in 
Hong Kong, the semi-official China News Service said China sent the soldiers to 
Vietnam during the 1960s and spent over $20 billion to support Hanoi's regular 
North Vietnamese Army and Viet Cong guerrilla units
 
 
 
 
 
 ---In GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com, 
<ajegilelu@...> mailto:ajegilelu@... wrote :
 
 Nah, ini komentar agak lumayan, penuh keheranan berlumur romantisme masa lalu. 
"Make RRT Great and Strong again" katanya tiba-tiba.
 
 
 
 Betul, bahwa imperialisme-kapitalisme itu sontoloyo ya jelas harus dilawan. 
Tinggal dicari caranya. Pertanyaannya, kenapa RRC sekarang ikut-ikutan jadi 
sontoloyo (imperialis kapitalis)?
 
 
 
 Kalau RRC serius mau melawan AS maka yang pertama harus dilakukan adalah stop 
jadi sontoloyo. Kemudian unjuk gigi bikin pulau-pulau buatan (basis militer) di 
sepanjang pantai timur dan barat AS-Kanada untuk membuktikan kesungguhan RRC 
membangun komunisme di Pasifik selatan (Australia, Papua, Selandia Baru, Fiji 
dst). Sekurangnya, masuklah ke Honolulu, jangan cuma sampai Manila. 
 
 
 
 Biarkan ASEAN jadi penonton VIP pertarungan raksasa komunis vs imperialis 
kapitalis di Pasifik (atau sekedar imperialis maju vs imperialis berkembang?) 
 
 
 
 
 
 
 -- yskp45@... wrote:
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Sangat aneh Bung Chanct,
 
 
 Semenjak berakhir Perang Imperialisme Dunia ke-II. Filipina dijadikan USA 
sebagai basis Militer untuk mengintervensi negara-negara Asia-Tenggara, dan 
dari Pelabuhan Udara Manila berterbangan pesawat Udara penBom USA memBom 
Vietnam, mengsubversi RRT, Uni Sowyet, mengintervensi, dan mengorganisasi 
segala bentuk aksi penghancuran kekuasaan Negara Republik Indonesia-Presiden 
Soekarno, pemberontakan PRRI, PERMESTA, membantu DII/TII sampai dengan Operasi 
CIA yang dipimpin langsung oleh DUBES USA Marshal Green dan pelaku Lapangan 
John Sotckwell bersama para Jendral TNI September 1965, dan tidak seorangpun 
dari para heroik anti-RRT bilang itu adalah ofensive Imperialisme USA, untuk 
menguasai selanjutnya regional Asia dan Pacific.
 
 
 Permulaan Abad ke-XXI muncul RRT di Arena Internasional dengan ofensive Damai 
berusaha mengexpos kehadiran Militer/kekuasaan USA dari Asia & Pacific dan 
berteriak para anti-RRT , "itu adalah Imperialisme", amboi, amboi, Bung Chanct, 
pada Abad ke-XXI banyak bentuk perjuangan, dari kekuatan Demokratis Civilisasi 
Dunia dalam konstalasi imbangan kekuatan, yang selau berobah dan dengan RRT 
yang sedang menuju bentuknya. Lihat umpamyana. Artikel dibawah, belum pernah 
terjadi Volume perdagangan ( Business antara RRT dan Europa Union) dalam tempo 
duabulan terakhir mencapai 100 Milliard USDolar, dan disini kelihatan, bahwa EU 
sedang dalam perobahan konstalasi hubungan Internasional yang serius, dan saya 
ikuti,para Pimpinan RRT sangat-hati-hati, menguasai Perekonomian Imperialisme 
EU bukanlah masalah mudah, dan permulaan telah berjalan dengan baik, dalam 
ketentuan hukum Internasional.
 
 
 
 
 Mungkin pula akan berteriak para heroik anti-RRT, "itu adalah Imperilisme RRT 
menguasai PerekonomianEU...???).
 
 
 "Make RRT Great and Strong again".
 
 
 
 Tjaniago
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 這封電子郵件是由 AVG 反病毒軟體進行病毒檢測。 
www.avg.com http://www.avg.com/internet-security 
 
 #DAB4FAD8-2DD7-40BB-A1B8-4E2AA1F9FDF2
 

Kirim email ke