Apakah penjelasan si Chan remo itu tentang cara produksi (mode of 
production)??? Gawat banget!! Belajar dulu sama bung DOKTOR DAN MINTA 
DIJELASKAN APA ITU MODE OF PRODUCTION!! Bicara soal BUMN... Tapi dengan sengaja 
melupakan  KELAS APA  yang menguasai BUMN itu? Ya, soalnya buat si Chan remo, 
seseroang bisa sekaligus kapitalis dan komunis!!! ha..ha.. Dibilang revisionis, 
marah, tapi kenyataannya telah merevisi pengertian akan hakekat bahwa seorang 
komunis tidak boleh mempraktekkan penghisapan!! Seperti Jack Ma itulah 
contohnya!! Anggota PKT sekaligus kapitalis biljuner!! Itulah karya Deng 
xiaoping!!! Jelas-jelas konstitusi PKT dirubah: dulu, tidak boleh seorang 
kapitalis yang tidak melepaskan praktek penghisapannya menjadi anggota Partai. 
Nah, itu sudah dihapus!! Kapitalis yang mempraktekkna penghisapan pun boleh 
jadi anggota PKT!! Bagaimana kaum buruh yang bekerja di BUMN?? apakah mereka 
bebas dari penghisapan??? Artinya, apakah di BUMN tidak ada penghisapan manusia 
atas manusia?? Apakah dihormati dan diimplementasi sistim kerja 8 jam??Si Chan 
selalu berpatokan pada adanya BUMN sebagai bukti Sosialisme di Tkk. Lha saya 
selalu bilang di Indonesia juga ada BUMN dan planifikasi..apakah Indonesia juga 
sosialis??? Seperti juga mode of production, pertanyaan inipun tak pernah dia 
jawab!!!
    On Saturday, April 13, 2019, 2:50:33 AM GMT+2, ChanCT sa...@netvigator.com 
[GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> wrote:  
 
     
 

Ini nenek dalam tempurung BELUM juga siuman dari mimpi nya! Apa yang sampai 
sekarang belum saya jawab??? Bukankah sudah berulangkali saya jawab, bahwa di 
Tiongkok sejak tahun 1980 mengembalikan hak hidup kapitalis perseorangan, 
dengan tepat mempertahankan hak-milik negara dan hak-milik kolektif. Dan, 
dengan  sendirinya RRT tetap MEMPERTAHANKAN BUMN yang dominasi dari 3 bentuk 
pemilikkan yang diberlakukan itu! Dominasi BUMN yg terjadi bukan dilihat dari 
jumlah sudah berapa yang dilepas menjadi milik-kapitalis-perseorangan, tapi 
dari jumlah besaran modal dan produksi yg menentukan tetap BUMN. Sekalipun 
diawal  mula jalankan reformasi dan keterbukaan, kelompok SOSDEM berkeras 
menuntut melepas lebih banyak BUMN jadi perusahaan-perseorangan saja.. 
 
 
Semula orang memperkirakan, persaingan BUMN dan kapitalis-perseorangan yang 
terjadi akan dimenangkan perusahaan kapitalis. Mereka menganggap 
pejabat-pejabat BUMN yg tidak akan bisa lolos dari penyakit birokrasi bahkan 
korupsi! Tapi, dengan kegigihan mayoritas mental komunis PKT, ternyata saat 
menghadapi  gempuran krisis moneter 1997 dan 2008, membuktikan yang UNGGUL 
justru BUMN! Banyak perusahaan kapitalis jatuh bankrut, gulung-tikar, ... yg 
dianggap penting dan dibutuhkan bagi perkembangan ekonomi nasional diambil alih 
kembali menjadi BUMN!
 
Dalam perkembangan belasan tahun terakhir ini, dimana sejak 2008 itu PKT telah 
menetapkan titik berat tugas PEMBANGUNAN DIDESA, berusaha keras mengentaskan 
kemiskinan didesa-desa terbelakang, nampak lebih jelas usaha pembentukan 
KOPERASI-DESA digencarkan, ... makin jelas melonjak hakmilik-kolektif 
(Koperasi-Desa) bukan hanya tumbuh berkembang dengan kecepatan tinggi, tapi 
juga jadi lebih DOMINASI diseluruh TIongkok!
 
Atau selama ini anda TIDAK juga berhasil melihat kenyataan ini dan menganggap 
RRT dikuasai dan dinominasi kapitalis-kapitalis raksasa??? Dan tidak berhasil 
melihat kenyataan, yg disebut kapitalis-kapitalis "raksasa" di Tiongkok hanya 
menguasai kurang dari 20% saham perusahaan, berbeda dengan kapitalis  raksasa 
di AS dan negara-negara kapitalis maju yang kuasai setidaknya 40% saham 
perusahaan, ... 
 
 
Nenek yg satu ini juga tidak berhasil melihat kenyataan kekuatan BUMN di RRT 
itu dianggap keterlibatan NEGARA dalam ekonomi justru mengakibatkan PROTES 
keras AS, mengakibatkan kapitalis-kapitalis pasti kalah saing, kalah KUAT dalam 
persaingan dan dianggap TIDAK ADIL! Lalu, siapa yang ngalah, RRT melepas peran 
NEGARA atau AS juga bentuk BUMN??? Hehehee, ...
 

 
 

 
 Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] 於 13/4/2019 2:16 寫道:
  
     Sayang sekali bung Doktor baru bicara dan membela Tiongkok 
revisionis-imperialis sekarang. Kenapa tidak ikut dalam perdebatan yang sudah 
berjalan lebih 4-5 tahun tentang sifat masyarakat dan sistim ekonomi yang 
berdominasi di tiongkok? Saya tidak punya gelar akademisi dalam ekonomi atau 
ilmu politik. Anda yang punya gelar. Saya ingin ajukan  pertanyaan yang 
sederhana saja (yang tak pernah bisa dijawab Chan. maka bantulah dia!) : cara 
produksi (mode of production) apa yang sekarang berdominasi di Tiongkok??? 
      On Friday, April 12, 2019, 5:41:20 PM GMT+2, ajeg ajegil...@yahoo.com 
[GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> wrote:  
  
             Anda bicara ke saya, DR? 
   
   Oke, saya tolak sajalah seluruh omongkosong Anda yang berhari-hari terbukti 
tidak mampu sepatah kata pun menjawab pertanyaan  ini: 
  
      "seperti apa penghormatan  RRC terhadap  hukum internasional dalam 
sengketa wilayah dengan negara-negara ASEAN (bukan cuma dengan  Filipina) di 
Laut Cina Selatan?"  
         --- yskp45@... wrote: 
   
    hello ajeg>ajeglielu,Terminology "Inmperialisme" yang Anda pergunakan untuk 
RRT, saya tolok sepenuhnya.  Imperialisme yalah puncak tertinggi dari kesatuan 
Monopolkapital raksasa Kapitalisme, dengan birokrasi negara dan kekuatan 
Militer melakukan Agresi Militer perampokan  Territorium, perampokan Sumber 
Daya Alam dan menghancurkan seluruh system kenegaraan, negara-negara yang 
diserang dan diduduki. Seperti yang dilakukan USA di Iraq, membunuh  Presiden 
Iraq Saddan Husein, merampok Gas dan Minyak Bumi, menghancurkan system 
Kenegaraan  Iraq; demikian juga di Afghanistan selama 25 Tahun ini dan di 
Libya. Negara mana lagi yang akan diserang oleh sahabat Anda Imperialisme USA? 
Ke Indonesia?, sudah tidak perlu,  fungsi USArmy sudah diambil untuk USA selama 
1/2 Abad ini oleh TNI. Perusahaan-Perusahan Raksasa USA dengan tenang bisa 
menguras Sumber Daya Alam Indonesia, seenaknya.
 
   RRT mengadakan business di Arena Internasional dengan menghormati  Hukum 
Internasional yang berlalku, RRT tidak merampok negara manapun, dan tidak 
menyerang dan menduduki territorium negara manapun, karena itu tidak dibenarkan 
oleh Konstitusi RRT. dan Presiden RRT-Xi Jinping menghormati Konstitusi 
negerinya.. 
  
      On Friday, April 12, 2019, 9:52:30 AM GMT+7, ChanCT wrote: 
 
 
Harus ingat, bahwa tidak beda dengan Republik Indonesia, Republik Rakyat 
Tiongkok adalah  keberhasilan perjuangan rakyat Tiongkok melawan 
kolonialisme-imperialisme dan  kekuasaan Tjiang Kaisek yg menjadikan dirinya 
boneka AS itu! Dan sampai sekarang ini, dalam 70tahun, RRT berubah menjadi 
negara yang cukup kuat dibidang  ekonomi dan teknologi menyaingi imperialisme 
AS dan dijadikan ancaman berat AS, ...! 
 
 
Tapi, dalam politik luarnegeri RRT saya tidak melihat ada gejala usaha 
kangkangi dunia,  khususnya dengan kekuatan militer! Usaha pembangunan dibidang 
ekonomi yg selama ini dilakukan juga berulangkali ditegaskan dengan prinsip 
Saling menguntungkan dan  menang bersama! Justru dengan prinsip jalan Sutera 
yang saling menguntungkan dan menang bersama inilah nampaknya usaha RRT 
berhasil mendesak AS, ...! Sekalipun AS berusaha mengobok-obok, bahkan tak 
segan-segan menggulingkan  kekuasaan yg tidak nurut dan simpati atau lebih 
dekat pd RRT dibbanyak negara didunia, ....
 
Teentu adalah hak RRT membangun pangkalan militer di beberapa kepulauan di Laut 
 Tiongkok Timur/Selatan yg dianggap masuk wilayah kedaulatan RRT! Dan selama 
ini RRT tidak ada usaha membangun pangkalan militer dinegara lain ataupun 
lautan  Atlanthik sana! Karena RRT BUKAN dan tidak jalankan imperialisme, ...
 
Sengketa RRT dengan Viet Nam dan Filipina yang terjadi tentu saja harus 
diselesaikan  secara DAMAI. Duduk berunding TANPA harus direcoki AS! Dengan 
Filipina pun kerjasama masih bisa berlangsung, sekalipun ada protes dengan 
mendekat dan masuknya kapal  perang RRT dikepulauan yg jadi sengketa itu. Dan, 
mestinya dibaca sebagai protes RRT terhadap gencarnya kembali latihan militer 
Filipina dengan AS semingguan  terakhir ini, ... Bukan ancaman RRT utk 
mencaplok Filipina! Itu saja masalahnya!
 
  
  ajeg 於 11/4/2019 22:50 寫道: 
   Semua orang yang memahami perjuangan bangsa-bangsa di Nusantara  pasti tahu 
bahwa kemerdekaan Indonesia tidak untuk memusuhi siapa pun, negara mana pun. 
Sebab, Indonesia secara dialektis adalah antitesa dari  penjajahan. 
      
    Jadi, satu-satunya musuh yang harus dilawan bangsa  Indonesia hanyalah 
isme, kolonialisme-imperialisme, yang jelas tidak  berperikemanusiaan dan 
perikeadilan. Founding mothers & fathers mau bangsa merdeka ini tidak gampang 
terkecoh urusan  lahiriah dan golongan, baik itu londo imperialis putih, londo 
hitam, londo kuning, maupun londo sawo mateng. Bagi saya, normal  saja Anda 
tidak tahu tentang itu karena Anda terlalu sibuk memaksakan cara pandang rasis 
supaya saya memusuhi negara ini  dan itu hanya karena Anda jiper pada ras yang 
lain.       
       Khusus soal RRC Ping-Ping, Anda kan akui sendiri negara itu  sebagai 
imperialis terhadap EU. Panjang lebar Anda ngoceh untuk menyanjung bahwa negara 
 imperialis-baru itu adalah imperialis yang menghormati hukum internasional, 
tanpa sepatah kata pun Anda jawab pertanyaan saya:
    
    "seperti apa penghormatan RRC terhadap hukum internasional dalam sengketa 
wilayah dengan negara-negara ASEAN (bukan cuma  dengan Filipina) di Laut Cina 
Selatan?" 
    
    Kalau tidak sanggup jawab ya tidak ada gunanya omong  kosong Anda 
dilanjutkan. 
    
     --- yskp45@... wrote:        
300 Tahun lebih,Spanyol Portugal, Inggeris,  
Perancis,Belgia,Niederland,Jerman,merampok diseluruh Kontinent Duniai ini, 
termasuk di China.  Dengan kemenangan Uni Sowyet dalam Perang Dunia ke-II 
hancur system Kolonialisme/Imperialisme  Europa. Dan kemudian semua kaum 
Kolonial tsb. dikumpulkan oleh US-Presiden Truman dalam satu  Club yang bernama 
NATO: untuk Spanol, Portugal, Inggeris, Perancis, Belgia,.Nierdeland  dan 
Jerman mereka membutuhkan NATO untuk merebut  kembali posisi Kolonialisme 
mereka yang hilang; untuk USA-membutuhkan Europa untuk batu  loncatan 
expansionisme ke Kontinent lainnya,  terutama untuk melawan Uni Sowyet/Russia. 
 
 Yang sangat anehnya, tidak sepatahkatapun  dari Anda mengenai kebrutalan 
Kolonialisme/Imperialisme  EU/NATO-USA, dan Anda pindahkan  system Imperialisme 
itu kepada RRT, atau Anda berharapan  dengan anti-sosialisme akan memperoleh 
Hadiah Nobel?
 
 Atau, "seerkor Anjing menggonggongi  sebuah bayangan; Anjing-Anjing lainnya 
menerima  signal tsb. sebagai bahaya realitas", dan menggonggonglah semuanya 
wow wow wow, menggonggongi  bayangan, bukan realitas".
 Demikian yang sedang tejadi.
 
 Saya pernah mengikuti sebuaht  ulisan dengan inisial " Noroyono 1963," dengan  
dramatis menulis:
 
 “Awas, Bahaya Kuning dari Utara”,  “PENJAJAH KUNING SEDANG MENGINTAI INDONESIA
 
 " KE ARAH KOLONIALISME CHINA  “, dan sesudah ini bermunculan Tulisan-Tulisan  
Anti-RRT dengan nada seperti yang Anda Tulis "Imperialisme, Kapitalisme - 
Sontoloyo,etc. dan  itulah mereka-mereka, yang mengonggongi  bayangan.". tanpa 
menguasai siatuasi civilisasi Dunia pada Abad ke-XXI ini; bahwasanya  Republik 
Indonesia semenjak lebih dari 1/2 Abad  Perkonomiannya dikuasai oleh  
Perusahaan-Perusahaan Raksasa USA dan Kementerian  Pertahanan R.I dikuasai oleh 
CIA, semuanya diam seribu bahasa..
 Delegasi Pemerintah RRT pada Pertemuan  di Belgia- dengan EU mendemonstrasikan 
Ofensive Politik  Luarnegeri yang Damia dari RRT,  dengan segalam ketentuan 
Hukum Internasional yang  berlaku.
 
--------------------------------
 Pada Ming, 7/4/19, ajeg menulis:
             Terimakasih. Jawaban Anda tentang cara melawan imperialisme dengan 
metode imperialis cukup mempertegas posisi RRC sebagai  negara imperialis 
berkembang yaitu, beraninya cuma menekan  negara-negara yang lebih lemah 
pertahanan  dan terutama ekonominya. 
  
  Jadi, menurut Anda kenapa RRC tidak berani membangun pulau-pulau buatan 
(basis militer) di sepanjang pantai timur dan pantai barat  AS misalnya, 
sebagai cara melawan imperialisme "berciri  Tiongkok"? 
  Juga, kembali ke topik asal, seperti apa penghormatan RRC terhadap hukum  
internasional dalam sengketa wilayah dengan negara-negara ASEAN (bukan cuma 
dengan Filipina) di  Laut Cina Selatan?
  
    --- yskp45@... wrote: 
  Hello Mr. ajeg ajegilelu, melawan Imperialisme dengan methode Imperialisme 
itu sendiri dan di negeri  Imperialisme itu sendiri, seperti di EU ( didalam EU 
berkumpul semua kekuatan Kolonialisme/Imperialisme, yang merampok dengan 
kekuatan Militer lebih dari 350 Tahun hampir  diseluruh Kontionent di Dunia) 
inilah salahsatu Seni dari Ofensive Damai Politik Luarnegeri Pemerintahan 
RRT,yang tidak terlihat pada Abad ke-19  dan ke-20 dari pelaku-pelaku Hubungan 
kenegaraan di Arena Internasional ketika itu dan  Pemerintahan RRT tidak 
melupakan Pembangunan Kemampuan kekuatan  Militer RRT yang ampuh dan kuat.
  
  Pemerintah RRT tidak membangun Kemiskinan dan Pembodohan Warganegara RRT di  
negerinya,untuk itu Negara memerlukan Pembangunan Perekonomian Negeri disegala  
bidang, termasuk Bussines di Arena Internasional dan sampai hari ini Pemerintah 
RRT menghormati Hukum Internasional, dan itu bukan Sontoloyo Mr.wow,wow,wow.
  
  Istilah "China-Kuli"-penghinaan untuk manusia China,yang dipakai  hampir 
diseluruh negeri-negeri yang dikuasai oleh Kolonialisme/Imperiliasme selama  
350 Tahun, kini, dengan kehadiran RRTdi Arena Internasional yang kuat dibidang 
Ekonomi, pun kekuatan Militer, istilah penghinaan "China-Kuli"  habis dari 
seluruh komunikasi. Mr.wow,wow,wow tidak mampu melihat kemenangan Kemanusiaan, 
yang kelihatannya kecil, tetapi menentukan status Nasional sebuah Bangsa China 
yang besar.
  
  Make China Great again bukan romantisme massa lalu, melainkan untuk hari ini 
dan menuju  kedapan yang jauh, sesuai dengan Konstitusi RRT, dimana 
jelas-jemelas tertulis "RRT menuju pembangun masyarakat siosialis", dan itu 
akan melalui  perjalana yang lauh berliku-liku.
  
  Imperialisme Europa Union sedang berada dalam Erosi Politik-Integrasi yang 
serius,  dan hubungan Diplomatik yang tiggi dengan RRT akan memberikan cuaca 
pembentukan hubungan Internasional tanpa kekerasan Militer. Kita ikuti 
selanjutnya  pada awal Minggu depan; delegasi Kementerian Luarnegeri RRT akan 
berada di Brussel ( dan itu bukan Sontoloyo, semua berjalan dalam wadah Hukum 
Internasional  yang berlaku).
   
--------------------------------------------
 
    Pada Sab, 6/4/19, ajeg menulis: 
         Nah, ini komentar agak lumayan, penuh keheranan berlumur romantisme 
masa lalu. "Make RRT Great and Strong again" katanya tiba-tiba.
   
    Betul, bahwa imperialisme-kapitalisme itu sontoloyo ya jelas harus dilawan. 
Tinggal dicari  caranya. Pertanyaannya, kenapa RRC  sekarang ikut-ikutan  jadi 
sontoloyo (imperialis kapitalis)?
   
    Kalau RRC serius mau melawan AS maka yang pertama harus dilakukan adalah 
stop jadi  sontoloyo. Kemudian unjuk gigi bikin  pulau-pulau buatan (basis  
militer) di sepanjang pantai timur  dan barat AS-Kanada untuk  membuktikan 
kesungguhan  RRC membangun komunisme di Pasifik  selatan (Australia, Papua, 
Selandia Baru, Fiji dst).  Sekurangnya, masuklah ke Honolulu,  jangan cuma 
sampai Manila.  
   
  Biarkan ASEAN jadi penonton VIP pertarungan raksasa komunis vs  imperialis 
kapitalis di  Pasifik (atau sekedar imperialis  maju vs imperialis berkembang?) 
     
     -- yskp45@... wrote:              
  Sangat aneh Bung Chanct, 
   Semenjak berakhir Perang Imperialisme Dunia ke-II. Filipina  dijadikan USA 
sebagai basis Militer untuk mengintervensi negara-negara  Asia-Tenggara, dan 
dari Pelabuhan Udara Manila berterbangan pesawat Udara  penBom USA memBom 
Vietnam, mengsubversi RRT, Uni  Sowyet, mengintervensi, dan mengorganisasi 
segala bentuk aksi  penghancuran kekuasaan Negara Republik Indonesia-Presiden  
Soekarno, pemberontakan PRRI, PERMESTA, membantu DII/TII sampai  dengan Operasi 
CIA yang dipimpin langsung oleh DUBES USA  Marshal Green dan pelaku Lapangan 
John Sotckwell bersama para Jendral TNI  September 1965, dan tidak seorangpun 
dari para  heroik anti-RRT bilang itu adalah ofensive Imperialisme  USA, untuk 
menguasai selanjutnya regional Asia dan Pacific.  
  Permulaan Abad ke-XXI muncul RRT di Arena Internasional dengan  ofensive 
Damai berusaha mengexpos kehadiran Militer/kekuasaan  USA dari Asia & Pacific 
dan berteriak para anti-RRT , "itu adalah Imperialisme", amboi, amboi,  Bung 
Chanct, pada Abad ke-XXI banyak bentuk perjuangan,  dari kekuatan Demokratis 
Civilisasi Dunia dalam konstalasi imbangan  kekuatan, yang selau berobah dan 
dengan RRT yang sedang menuju  bentuknya. Lihat umpamyana. Artikel dibawah, 
belum pernah terjadi Volume perdagangan ( Business antara RRT dan Europa Union) 
 dalam tempo duabulan terakhir mencapai 100 Milliard USDolar, dan disini 
kelihatan, bahwa EU sedang dalam perobahan  konstalasi hubungan Internasional 
yang serius, dan saya ikuti,para  Pimpinan RRT sangat-hati-hati, menguasai 
Perekonomian Imperialisme  EU bukanlah masalah mudah, dan permulaan telah 
berjalan dengan baik,  dalam ketentuan hukum Internasional.    
  Mungkin pula akan berteriak para heroik anti-RRT, "itu adalah  Imperilisme 
RRT menguasaiPerekonomianEU...???). 
  "Make RRT Great and Strong again".
  
  Tjaniago             
  
            
 
 
|  | 不含病毒。www.avg.com  |

   #yiv1781390573 #yiv1781390573 -- #yiv1781390573ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573ygrp-mkp #yiv1781390573hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-mkp #yiv1781390573ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-mkp .yiv1781390573ad 
{padding:0 0;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-mkp .yiv1781390573ad p 
{margin:0;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-mkp .yiv1781390573ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-sponsor 
#yiv1781390573ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573ygrp-sponsor #yiv1781390573ygrp-lc #yiv1781390573hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573ygrp-sponsor #yiv1781390573ygrp-lc .yiv1781390573ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv1781390573 #yiv1781390573actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv1781390573
 #yiv1781390573activity span {font-weight:700;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv1781390573 #yiv1781390573activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv1781390573 #yiv1781390573activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv1781390573 #yiv1781390573activity span 
.yiv1781390573underline {text-decoration:underline;}#yiv1781390573 
.yiv1781390573attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv1781390573 .yiv1781390573attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv1781390573 .yiv1781390573attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv1781390573 .yiv1781390573attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv1781390573 .yiv1781390573attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv1781390573 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv1781390573 .yiv1781390573bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv1781390573 
.yiv1781390573bold a {text-decoration:none;}#yiv1781390573 dd.yiv1781390573last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv1781390573 dd.yiv1781390573last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv1781390573 
dd.yiv1781390573last p span.yiv1781390573yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv1781390573 div.yiv1781390573attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv1781390573 div.yiv1781390573attach-table 
{width:400px;}#yiv1781390573 div.yiv1781390573file-title a, #yiv1781390573 
div.yiv1781390573file-title a:active, #yiv1781390573 
div.yiv1781390573file-title a:hover, #yiv1781390573 div.yiv1781390573file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv1781390573 div.yiv1781390573photo-title a, 
#yiv1781390573 div.yiv1781390573photo-title a:active, #yiv1781390573 
div.yiv1781390573photo-title a:hover, #yiv1781390573 
div.yiv1781390573photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv1781390573 
div#yiv1781390573ygrp-mlmsg #yiv1781390573ygrp-msg p a 
span.yiv1781390573yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv1781390573 
.yiv1781390573green {color:#628c2a;}#yiv1781390573 .yiv1781390573MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv1781390573 o {font-size:0;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573photos div {float:left;width:72px;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573photos div div {border:1px solid 
#666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv1781390573
 #yiv1781390573reco-category {font-size:77%;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573reco-desc {font-size:77%;}#yiv1781390573 .yiv1781390573replbq 
{margin:4px;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573ygrp-mlmsg select, #yiv1781390573 input, #yiv1781390573 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573ygrp-mlmsg pre, #yiv1781390573 code {font:115% 
monospace;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-mlmsg #yiv1781390573logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-msg 
p#yiv1781390573attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573ygrp-reco #yiv1781390573reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-sponsor 
#yiv1781390573ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573ygrp-sponsor #yiv1781390573ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573ygrp-sponsor #yiv1781390573ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv1781390573 #yiv1781390573ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv1781390573 
#yiv1781390573ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv1781390573   

Kirim email ke