Dengan adanya e-commerce maka toko-toko eceran menghadapi problem, pembeli
berkurang dan kemungkinan bangkrut, sebab konsumen bisa pesan barang
langsung dari grosis. Akan menambah pengangguran?

On Sun, Apr 28, 2019 at 10:35 PM kh djie dji...@gmail.com [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com> wrote:

>
>
> Kucing yang dijagoi e-commerce, bukan tengkulak biasa?
>
> Pada tanggal Min, 28 Apr 2019 pukul 01.59 ChanCT sa...@netvigator.com
> [URECA_SGT] <ureca_...@yahoogroups.com> menulis:
>
>>
>>
>> BETUUUL, ...! Nampaknya dengan e-Marketing inilah yang akan dikejar
>> Jokowi, adanya jaringan dunia-maya sampai kedesa-desa, ... Begitulah yang
>> terjadi di Tiongkok, dengan adanya e-marketing, sangat membantu desa-desa
>> terbelakang melepaskan diri dari kemiskinan, mereka bisa dengan mudah
>> menemukan pihak-pihak yang membutuhkan barang produksi nya dan sekaligus
>> juga menemukan perusahaan logistik yg lebih murah/terjamin bisa sampai pada
>> pembeli. Sebaliknya mereka juga dengan mudah mendapatkan barang produksi yg
>> mereka butuhkan tanpa harus melalui tengkulak yg merenggut keuntungan
>> seenak udelnya!
>>
>> Dengan adanya wadah e-marketing yang terhubung diseluruh negeri, setiap
>> desa bisa berhubungan langsung dengan MUDAH, CEPAT untuk menemukan
>> kebutuhan mereka, dengan adanya jalan tol dan jalur KA-Cepat yang nyaris
>> menyambungkan seluruh wilayah daratan Tiongkok, mempercepat kemajuan
>> ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Tiongkok!
>> Mudah-mudahan saja Indonesia juga sudah mulai mengembangkan e-marketing
>> secara terbatas bisa lebih lanjut kelelola lebih baik dan menyeluruh oleh
>> pemerintah untuk mengejar ketertinggalan, ...!
>>
>>
>> -------- 轉寄郵件 --------
>> 主旨: [GELORA45] Sayur Mayur 4.0
>> 日期: Sat, 27 Apr 2019 20:16:51 +0200
>> 從: 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]
>> <GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> https://news.detik.com/kolom/d-4527073/sayur-mayur-40?tag_from=wp_cb_kolom_list&_ga=2.172019683.110314985.1556388305-1066100544.1556388305
>> Sabtu 27 April 2019, 11:00 WIB
>> "Common Sense" Ishadi SK Sayur Mayur 4.0
>> Ishadi SK - detikNews
>>
>> <https://news.detik.com/kolom/d-4527073/sayur-mayur-40?tag_from=wp_cb_kolom_list&_ga=2.172019683.110314985.1556388305-1066100544.1556388305#>
>> Ishadi SK
>> <https://news.detik.com/kolom/d-4527073/sayur-mayur-40?tag_from=wp_cb_kolom_list&_ga=2.172019683.110314985.1556388305-1066100544.1556388305#>
>>
>>
>> <https://news.detik.com/kolom/d-4527073/sayur-mayur-40?tag_from=wp_cb_kolom_list&_ga=2.172019683.110314985.1556388305-1066100544.1556388305#>
>> <https://news.detik.com/kolom/d-4527073/sayur-mayur-40?tag_from=wp_cb_kolom_list&_ga=2.172019683.110314985.1556388305-1066100544.1556388305#>
>> [image: Sayur Mayur 4.0] Ishadi SK (Ilustrasi: Edi Wahyono/detikcom)
>> *Jakarta* - Ini cerita tentang seorang mahasiswa, Arif Zamani (27) yang
>> sedang menyelesaikan pendidikan di Canberra University jurusan Commercial
>> Business, berkomunikasi dengan teman SMA-nya, Amanda (26) yang sedang
>> bersekolah di Manchester University London jurusan Business Administration.
>> Amanda sejak awal memutuskan untuk bertani, dan itu dilakukannya setelah
>> menyelesaikan kuliahnya dan kembali ke Indonesia. Ia bertani di kebun milik
>> ayahnya di Sukabumi, Jawa Barat.
>>
>> Pada panen pertama, hasil sayurannya ditawar terlalu rendah harganya oleh
>> para tengkulak. Ia kemudian memutuskan untuk membangun sistem jual beli
>> yang menguntungkan petani. Lewat Whatsapp dia menyampaikan keluhannya
>> kepada Arif yang berjanji setelah menyelesaikan kuliahnya di Canberra akan
>> membantu Amanda melawan para tengkulak sayuran. Lewat media sosial mereka
>> kemudian berkenalan dengan Rama (42), *Co-Founder* GOJEK, yang kebetulan
>> telah keluar dari GOJEK dan mendirikan InsanTani, sebuah *platform*
>> untuk menolong para petani dari para tengkulak. Ketiganya bertemu, dan
>> hanya dalam kurun waktu dua bulan mereka sepakat mendirikan usaha baru
>> bernama SayurBox. Seluruh konsep jual beli sayur lewat *online.*
>>
>> Gagasan mereka kemudian ditawarkan di media sosial untuk *fundraising*
>> modal awalnya. Hanya dalam kurun waktu dua minggu mereka sudah mendapatkan
>> investor yang mau membantu menyediakan dana cukup untuk langkah awal.
>> Cerita selanjutnya bagaikan mimpi, perubahan demikian cepat. Pada 2017
>> mereka menyewa bangunan gedung bekas Inter Studio di Pejaten, membangun
>> infrastruktur gudang penyimpanan dan *cold storage* untuk menyimpan
>> sayuran yang dibeli. Pada 2018 awalnya berupa aplikasi *start-up*,
>> berubah menjadi usaha profesional dengan mempekerjakan 96 orang pekerja dan
>> puluhan ibu-ibu PHL (Pekerja Harian Lepas) yang mensortir sayur dan buah,
>> memasukkannya dalam kardus rapi untuk dikirim ke pasar-pasar tradisional
>> maupun ke ibu-ibu rumah tangga yang kemudian lewat media sosial menjadi
>> pelanggan tetap.
>>
>> Bisnisnya sederhana. Mereka menghubungi petani sayur, menentukan kapan
>> panen, dan lewat "mitra *drive*r" dikirim ke pelanggan-pelanggan mereka,
>> awalnya ibu-ibu rumah tangga kemudian ke pedagang sayur. Dengan cara ini
>> petani mendapat "margin" keuntungan lumayan besar, sementara pembeli
>> mendapat sayuran segar dan relatif murah dibanding dengan yang mereka beli
>> di pasar.
>>
>> Kurang dari satu tahun mereka di Jabodetabek sudah memiliki enam *hub*,
>> berupa *warehouse* yang dilengkapi *storage* sebagai tempat penampungan
>> sementara untuk kemudian lewat 200 *driver* ojek, dikirim ke pembeli
>> maupun pusat jualan. Awalnya memang sayur *box* menghadapi kesulitan,
>> karena *customer* umumnya sensitif pada harga, kalau ada *vouche*r,
>> permintaan naik, namun jika tidak permintaan turun.
>>
>> Pada kuartal kedua model bisnisnya lebih dikembangkan meniru *platform*
>> serupa di Australia yang lewat program HelloFresh, perusahaan online
>> penjual sayur dan buah yang membangun pelanggan-pelanggan umumnya di
>> rumah-rumah yang mempunyai *cold storage*, sehingga rata-rata membeli
>> dalam volume besar untuk keperluan mingguan.
>>
>> Awal 2019 mereka kemudian mengembangkan *central house*, pusat
>> pergudangan yang lebih besar di Jakarta, Surabaya, dan Lembang. Awalnya
>> mereka menghadapi perlawanan dari para tengkulak setempat, namun setelah
>> merekrut tenaga-tenaga setempat, para tengkulak ini kemudian menyingkir.
>>
>> Khusus di Surabaya, SayurBox lebih banyak memasarkan buah, khususnya dari
>> Malang, Banyuwangi, dan sekitarnya. SayurBox menjual 8 ton sayur dan 10 ton
>> buah-buahan per hari di Jakarta, di Bandung 2 ton sehari dan di Surabaya
>> berhasil dijual 4 ton buah-buahan seperti mangga, buah naga, dan jambu.
>>
>> Pada akhir 2019 mereka merencanakan untuk memperluas pasarnya ke Bali dan
>> beberapa daerah lainnya. Mereka juga menjual ke toko-toko buah di pinggir
>> jalan. Pada akhirnya kelak, mereka akan menjadi "*market place*" untuk
>> pasar tradisional dan supermarket di berbagai wilayah di Indonesia.
>>
>> Ada tiga strategi yang akan dilakukan. Pertama, petani didorong untuk
>> menjadi bagian dari sistem penjualan online. Kedua, ibu-ibu rumah tangga
>> maupun pedagang kecil dan pasar tradisional menjadi bagian dari aplikasi
>> jual beli sayur dan buah secara lebih murah karena rantainya dibebaskan
>> dari tengkulak sayur dan buah. Ketiga, akan membangun jaringan penjualan
>> langsung ke market tradisional maupun retail besar.
>>
>> Konsep seperti ini sudah lama berlangsung di China. Yang paling terkenal
>> adalah TaoBao, *online shop* anak usaha Alibaba. Mimpi Arif, Amanda, dan
>> Rama ke depan adalah membangun jaringan aplikasi dari Sabang-Merauke secara
>> murah dan efisien. Dari Papua dikirim berbagai macam sayur dan buah,
>> sebaliknya dari Aceh diangkut kopi Aceh untuk pasar Papua. Demikian
>> seterusnya antarprovinsi, kabupaten, dan daerah seperti barter pada zaman
>> dahulu.
>>
>> Dengan demikian, biaya transport yang selama ini merupakan beban terberat
>> dari bisnis ini dapat teratasi lewat sistem "barter" seperti ini. Ya,
>> memang inilah hikmah bisnis model 4.0 yang membuka segala kemungkinan
>> transaksi barang dan jasa secara cepat, murah, dan hemat.
>>
>> *Ishadi SK*
>>
>> *Komisaris Transmedia *
>> *(mmu/mmu)*
>> Tulisan ini adalah kiriman dari pembaca detik, isi dari tulisan di luar
>> tanggung jawab redaksi. Ingin membuat tulisan kamu sendiri? Klik di sini
>> <https://news.detik.com/kolom/kirim> sekarang!
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> <http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient>
>> 不含病毒。www.avg.com
>> <http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient>
>> <#m_-3727650817154360705_m_-1502142879546759303_DAB4FAD8-2DD7-40BB-A1B8-4E2AA1F9FDF2>
>>
>> 
>

Kirim email ke