Penyebab 377 Petugas KPPS Meninggal Menyisakan Kejanggalan
CNN Indonesia | Kamis, 02/05/2019 07:33 WIB
Bagikan :
Penyebab 377 Petugas KPPS Meninggal Menyisakan KejanggalanIlustrasi
petugas KPPS bertugas di Pemilu 2019. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemilihan Umum (*KPU
<https://www.cnnindonesia.com/tag/kpu>*) menyampaikan jumlah petugas
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (*KPPS
<https://www.cnnindonesia.com/tag/kpps>*) yang meninggal dunia saat
bertugas di *Pemilu 2019
<https://www.cnnindonesia.com/tag/pemilu-2019>*mencapai 377 orang.
Jumlah tersebut bertambah 59 orang dari hari sebelumnya yang menembus
angka 318 orang. Data ini dicatat KPU per 1 Mei 2019 pukul 09.00 WIB.
Menyoroti polemik banyaknya petugas pemilu yang gugur saat bertugas,
pihak rumah sakit didorong membuka secara utuh catatan medis musabab
petugas tersebut meninggal. Ini dinilai penting untuk menyingkirkan
tudingan yang menyebut kelelahan menjadi penyebab kematian.
"Dalam terminologi kedokteran, tidak ada kematian disebabkan oleh
kelelahan. Seperti yang selama ini banyak media beritakan," kata Dosen
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Umar Zein,
kepada/CNNIndonesia.com/, Rabu (1/5) malam.
Mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) dr Pirngadi Medan
tersebut membandingkan kerja petugas KPPS dengan proyek ambisius era
kolonial, Jalan Raya Anyer-Panarukan di masa Gubernur Jenderal HW
Daendels pada 1808.
Semasa pengerjaan proyek tersebut, kata dia, pribumi dipaksa bekerja
membuat parit, memecah batu gunung dan mengangkat bahan-bahan yang
diperlukan.
Lihat juga:
KPU Sebut Total 377 Petugas KPPS Meninggal pada Pemilu 2019
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190501150644-32-391151/kpu-sebut-total-377-petugas-kpps-meninggal-pada-pemilu-2019/>
"Mereka bekerja siang malam tak tentu waktu istirahat dan makan. Namanya
juga kerja dipaksa," kata dia.
Mereka, kata Umar, pasti kelelahan dan kekurangan gizi, kehausan,
kelaparan sehingga daya tahan tubuhnya melemah, akhirnya jatuh sakit.
"Banyak yang terkena malaria tropika, kejang-kejang, koma, kemudian
meninggal," ujarnya.
Dalam konteks kepemiluan saat ini, kata Umar, situasinya berbeda.
Petugas KPPS yang bekerja di TPS punya kesempatan untuk beristirahat dan
mengatur ritme kerjanya.
Ratusan KPPS Meninggal dan Memori Proyek Anyer-PanarukanPetugas
KPPS bekerja hingga malam. (ANTARA FOTO/Basri Marzuk)
"Mereka cukup mendapatkan minuman dan makanan, bukan kerja paksa, ada
waktu istirahat meski bergantian, boleh permisi bila kondisi darurat,"
lanjutnya.
Menurutnya, ada tiga pintu kematian, yaitu otak, jantung dan paru. Bila
otak tidak cukup mendapat oksigen oleh berbagai sebab, kata dia,
misalnya penyumbatan pembuluh darah, maka terjadi kematian sel-sel otak.
Lihat juga:
Rizieq Minta Jokowi Tobat 'Nasuha' karena Curangi Pemilu
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190501123600-32-391104/rizieq-minta-jokowi-tobat-nasuha-karena-curangi-pemilu/>
"Tetapi pasien tidak langsung mati. Ada mekanisme kompensasi untuk
mempertahankan kehidupan sel-sel yang lain," ujarnya.
Bahkan kematian batang otak disebut kematian secara medis, kata dia,
butuh waktu beberapa jam untuk kemudian terjadi kematian biologis
setelah jantung dan paru berhenti berfungsi. Umar memastikan kelelahan
petugas pemilu tidak sampai 1/1000 dari kelelahan para pekerja
Anyer-Panarukan.
"Kelelahan mungkin bisa sebagai pemicu gangguan akut atau eksaserbasi
dari penyakit kronik yang diidap. Namun sekali lagi, ini butuh
pembuktian melalui pemeriksaan medis yang cermat," ujarnya.
Umar berkesimpulan, 'kejujuran' pihak rumah sakit tentang penyebab
kematian juga menjadi penting untuk menerbitkan rekomendasi dari
kalangan akademisi kesehatan bagaimana agar dampak petaka kepemiluan
tidak terulang kepada para petugas.
"Rekomendasi baru akan muncul jika diterbitkan jika ada investigasi soal
itu," kata dia.
Lihat juga:
Cerita Letih Ketua KPPS: Dirawat Inap Hingga Enggan Nonton TV
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190430193928-32-390958/cerita-letih-ketua-kpps-dirawat-inap-hingga-enggan-nonton-tv/>
*(ain/ain)*
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com