Bung Jo,
Prof. Tulusan pernah diundang beri ceramah di perkumpulan kami Hua Yi di
Belanda.
Juga ketemu waktu mertua perempuannya meninggal. Dia dulu dari Ureca
Jakarta,
nama asal Tjio Keng Liong. Satu dari saudara perempuannya istrinya Tulusan,
pernah
diajari Kimia oleh istri saya dulu, waktu istri saya belajar lagi di Delft.
Yang satu lagi
punya toko Indonesia. Familinya kami kenal baik. Dua keponakannya aktif di
perkumpulan
Hua Yi Nederland. Yang satu sudah beristri, istrinya kerja di Aerospace
Europe, punya dua
ijasah, industri pesawat terbang dan kedokteran. Pernah lebih dari sepuluh
tahun yang lalu
diundang beri ceramah di perkumpulan Hua Yi.
Ya, hebat seperti dr. Betsy Thung Sien Nio, yang punya ijasah kedokteran
dan ekonomi.
dr. Thung Sien Nio pernah jadi anggota utusan urusan Ekonomi ke Russia di
jaman bung
Karno. Dulu kami sering ketemu dengan beliau di orang tuanya Liem Som.
Ada 2 muda mudi satu perkumpulan di perkumpulan Hua Yi, yang menikah.
Prof. Kie Kian An juga tidak pernah ketemu. Tetapi waktu dia meninggal,
saya ditilpon
ibunya Oei Liem Som, teman sekolahnya, yang hampir berbarengan belajar di
luar
negeri, dikira saya kenal Kie Kian An. Kalau Liem Som sering ketemu,
kadang2 di
reunie ex ITB, meskipun dia bukan dari ITB. Kadang2 di reunie familie Djie,
karena
mertua perempuannya Liem Som dari familie Djie.Terakhir waktu reunie
familie Djie
di Malakka, gabungan antara Djie Kediri dan Chee Malakka.
Prof. Suhendra tidak pernah ketemu.Gan Hok Bing juga dulunya merangkap
kuliahnya,
Kimia Teknik di ITB dan Kedokteran di Pajajaran. Lama-lama ya tidak mungkin
lagi,
karena masing2 fakultas menuntut banyak waktu untuk kerja di laboratorium.
Gan Hok Bing di SMA nya selalu juara kelas.
Ada 3 ex docent ITB, yang belakangan di Amerika malah bisa jadi professor.
Salam,
KH


Pada tanggal Kam, 2 Mei 2019 pukul 08.50 b...@yahoo.com [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com> menulis:

>
>
> Bung Chan dan Djie,
>
>
> Ikut prihatin dgn. keadaan Dokter Kapal Apung Dr Lie Tik Bie, PhD karena
> stroke nya. Apa pelayanan Kapal Apung sekarang berhenti?
>
> Sayang Indonesia melalaikan ahli2nya yg meninggalkan Indonesia tahun
> 1960-70 han, terutama setelah peristiwa 1965. Kalau Tkk tidak melalaikan
> ahli2 nya tetapi memberi insentif utk ahli2 nya balik ke Tkk. Ada beberapa
> teman saya yg menjadi ahli2 di Eropa dan Amerika, bukan saja sebagai
> profesor di bidangnya tetapi menjadi ahli kelas dunia dimana penemuannya di
> pakai di seluruh dunia. Mereka diberi kedudukan yg sangat tinggi di Jerman
> dan Amerika, seperti:
>
> Prof. Dr. Soehendra di Hamburg, Jerman
> https://idw-online.de/de/news281015
>
> Prof. Dr. Kian A. Kie
> https://www.redjournal.org/article/S0360-3016(13)02856-3/abstract
>
> Prof. Dr. med Agustinus Tulusan
>
> https://klinikum-bayreuth.de/aktuell/news/artikel/?tx_news_pi1%5Bnews%5D=186&tx_news_pi1%5Bcontroller%5D=News&tx_news_pi1%5Baction%5D=detail&cHash=d39eaa15bb3477666343de2aee01852f
>
> Dr. Soehendra dan Dr. Kian A. Kie adalah tokoh yg diakui di seluruh dunia
> karena penemuannya yg dipakai di seluruh dunia. Dr. Tulusan terkenal di
> Jerman di bidangnya tetapi saya kira belum setinggi seperti Dr. Soehendra
> atau Dr. Kie. Mereka semua kira2 seumur karena meninggalkan Indonesia tahun
> 1960-70 han.
>
> Salam,
> BH Jo
>
>
>
> ---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote :
>
> Bung Djie yb,
>
> Sungguh menarik kalau diperhatikan bagaimana ahli-ahli yang belajar dan
> berserakan diluarnegeri bisa tersedot kembali! Liem Kengkie satu contoh
> tipikal yang sudah kembali ke Indonesia menyumbangkan tenaga membangun
> tanahairnya, TERPAKSA hijrah ke AS untuk keselamat keluarga! Akibat
> pemerintah ORBA yang begitu kejam membasmi KOMUNIS, siapapun bisa ditangkap
> bahkan dihilangkan begitu saja dengan dituduh komunis!
>
> Namun demikian, kita pun masih bisa menyaksikan orang-orang yang juga
> heibat meneruskan citacita hidupnya untuk mengabdikan diri pada rakyat
> miskin yang membutuhkan BANTUAN. Seperti Dr. Lie Tik Bie, yang kejadian
> G30S baru masuk kuliah Fak. Kedokteran URECA harus hijrah meneruskan
> sekolah di Jerman, dan setelah lulus kembali mengabdikan diri dibidang
> kedokteran, sampai usia lanjut masih ngotot bangun RS-Apung, untuk
> menangani warga miskin dipulau-pulau terpencil di Nusantara ini. Hanya saja
> sayang, akhir tahun yl. ada kabar kena stroke dan sekarang masih dalam
> proses penyembuhan, ...
> https://groups.yahoo.com/neo/groups/GELORA45/conversations/messages/209751
>
> Saya perhatikan sikap sebaliknya pemerintah RRT sekarang ini, bagaimana
> menyikapi lebih 30 juta warganya keluar negeri, termasuk muda-mudi yg
> belajar di AS, Eropah dan Australia, yg terdengar ditahun 2010. Pemerintah
> Tk tidak menyalahkan mereka, apalagi menghujat yang ngendon diluarnegeri sb
> penghianat bangsa, tapi selalu berusaha memperbaiki kebijakan pemerintah
> untuk menyedot keembali, khususnya muda-mudi ahli yg telah berhasil
> menguasai teknologi tinggi dibidang masing2, ... Nampaknya berhasil cukup
> baik! Seiring dengan makin merosotnya ekonomi di negara-negara maju itu,
> tekanan mendapatkan pekerjaan juga makin sulit, sebaliknya kesempatan
> berkembang di Tiongkok daratan masih jauh lebih besar dan bagus, ... bukan
> saja jumlah muda-mudi yg belajar diluarnegeri makin menurun, yang ngendon
> dengan sendirinya juga turun drastis, yang pulang setelah selesai belajar
> jadi makin banyak, tapi juga tidak sedikit ahli-ahli yng sudah dinobatkan
> menjadi Prof. abadi di Univ-univ ternama, sudah menjadi CEO di perusahaan
> ternama di AS, tidak sedikit yang pulang kembali ke Tiongkok! Membuat Trump
> marah besar! Menuduh RRT mencuri keahlian, teknologi canggih AS, ... dan
> kebingungan menghadapi Tionghoa di AS yg hendak dituduh jadi mata-mata?!
> Hahahaa, ...
>
> Berusaha keras menghadang 5G dikangkangi Huawei, dengan tuduhan securiti
> pertahanan negara, ... sampai menuding Kemeenterian Pertahanan dibalik dan
> mendanai Huawei! Namun pertumbuhan Huawei dengan perkembangan 5G nya tidak
> terbendung lagi, ... Inggris dan juga negara2 di Eropah nampaknya masih
> akan meneruskan bekerja sama dengan Huawei!
>
> Salam,
>
> ChanCT
>
>
> kh djie djiekh@... 於 1/5/2019 21:33 寫道:
>
> Bung Chan,
> Ada 20 tahunan yang lalu, teman saya orang Malang cerita kalau temannya
> sedang pulang vakantie di Malang.
> Punya kerjaan sangat penting, tetapi dia tidak tahu apa. Tetapi pasti
> penting, kok dikawal dua FBI yang tinggal
> di rumahnya. Pagi dan siang hari duduk jaga di kebun.
> Seminggu yang lalu saya dapat mail dari orang angkatan jauh lebih tua,
> dulu dari bagian elektro dan mesin ITB.
> Dia terkenal pandai sejak SMAnya. Masuk ITB merangkap 2 jurusan Mesin dan
> Elektro. Kemudian dia kerja di
> NATO Europa.Tetapi dia tidak mau dan tidak boleh cerita apa kerjanya. Eh,
> dia tulis kalau temannya, yang saya
> tidak kenal pribadi, hanya tahu sering datang ke reunie ex ITB, tetapi
> dari angkatan jauh lebih tua, ternyata setelah
> belajar lagi di Amerika, dan pernah kerja di Amerika, kemudian pernah
> kerja di Huawei.
> Wah, wah, saya ya jadi heran, terkejut, wah ternyata Huawei pinter cari,
> merekrut orang?
> Ya, sayang, Indonesia terlalu sering ribut dengan pertikaian dalam negeri
> sampai pembangunan terhambat.
> Orang2 Indonesia yang kerja di Airbus itu banyak. Habibie tetap kerja di
> Jerman.Teman baiknya, Liem Keng Kie
> ( Laheru) dulu pernah ditawari Habibie mau dijadikan kepala pabrik Pesawat
> Terbang. Temannya yang lain bilang
> pada Keng Kie, wah jangan, bagaimana kalau Habibie jatuh. Nanti orang lain
> yang dipasang. Liem Keng kie masih datang
> menghadiri peresmian Habibie jadi presiden, tetapi dia menolak jadi kepala
> pabrik pesawat terbang. Dia bilang
> pada Habibie, dia itu pernah jadi direktur SMA PPI, dan PPI dianggap anak
> buah Baperki. Bisa-bisa nanti Habibie
> dapat kesulitan karena dia.
> https://www.mail-archive.com/inti-net@yahoogroups.com/msg14224.html
> Saya lihat beberapa orang yang lulusan Jerman banyak yang sukses. Yang
> lulusan Indonesia dan Jerman Juga.
> Yang lulusan Indonesia, Jerman dan Amerika wah banyak yang pegang top
> positie, kebanyakan melebihi orang lulusan
> Amerika sendiri. Orang Indonesia di Jerman ada yang jadi dokter mengepalai
> suatu afdeling, sering beri ceramah bidangnya.
> Yang di Amerika  Gan Hok Bing, setelah lulus dari universitas Pajajaran,
> dipersulit, tidak diberi tempat untuk spesialisasi.
> Ditolong oleh dokter Sadikin, saudara dari jendral KKO Ali Sadikin,
> dimintakan ijin boleh kuliah di Amerika. Jadi ahli bedah
> plastik, dan menyumbang dua juta dollar pada Rumah Sakit cancer di
> Amerika, yang kemudian pakai nama dia.
> Kalau pulang Indonesia, selalu beri buku2 pelajaran kedokteran terbaru
> pada universitas Pajajaran..
> Ya, saya kira cara ini yang baik. Kalau dikasih uang, jadi rebutan,
> dikorup.
>
> https://www.ohiohealth.com/locations/cancer-care-locations/bing-cancer-center/about-bing-cancer-center/
>
> Saya banyak dapat cerita dari yang masih familinya dan dari teman saya
> dari jerman, yang diajak vakantie oleh dia di Amerika,
> karena dulu pernah satu sekolah, tetapi beda 2 kelas, bagaimana susahnya
> permulaannya, dan begitu tiba di Amerika langsung
> kerja. Senangnya dia disukai para juru rawat dan patient. Sudah begitu
> istrinya, yang juga dokter kena cancer, tetapi sembuh.
> Sebagai balasan, setelah dia sukses, dia sumbang dengan uang sendiri 2
> juta dollar.
> Salam,
> KH
>
>
>
> <http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient>
> 不含病毒。www.avg.com
> <http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient>
> <#m_6575473522418642301_DAB4FAD8-2DD7-40BB-A1B8-4E2AA1F9FDF2>
>
> 
>

Kirim email ke