Betul pelemahan mata uang akan menguntungkan export dan bisa menaikan 
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya ada segi kerugiannya yaitu import menjadi lebih 
mahal dan bisa menyebabkan inflasi. Menang, sebaliknya, penguatan mata uang, 
juga ada untung ruginya. Jadi tidak bisa dibilang pelemahan mata uang selalu 
jelek dalam situasi tertentu. 

 BH Jo
 

---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :

 Kurs itu = harga. Harga itu ditentukan oleh supply and demand.
 Ini dasarnya pemikirannya.
 Jadi gak benar kalau kurs nya menguat atau melemah diidentikkan dgn kehebatan 
atau ketidakhebatan dari suatu mata uang.
 Orang gak ngerti aja yg berpikiran mata uang harus menguat.
 Banyak orang ini tidak mengerti bahwa kalau mata uang negaranya menguat, itu 
artinya barang yg diproduksinya kalau diexport akan mahal. Jadi pembeli akan 
berkurang atau sama sekali tidak mau beli.
 Begitu juga banyak orang tidak mengerti kalau mata uang negaranya melemah, itu 
artinya lebih gampang eksport produksi dalam negeri, tetapi juga melemahnya 
mata uang juga refleksi ada suatu masalah didalam negeri.
  
 Jadi kurs yg ditentukan oleh demand supply itu akan selalu berfluktuasi 
mengikuti berbagai faktor. Faktor ini bukan faktor ekonomi saja. Ceteris 
paribus memang faktor ekonomi yg paling dominan. Tetapi kalau ada political 
crisis misalnya kudeta, ya babak belur mata uangnya akan jatuh. Begitu juga 
segampang misalnya ada gempa bumi, kebakaran akan mempengaruhi mata uangnya. 
Apa saja bisa mempengaruhi. Hanya saja besarnya pengaruh2 itu yg akan 
menentukan kurs nya. 
  
 Disinilah pentingnya mengenal arti titik equilibrium dari foreign exchange 
itu. Titik equilibrium akan selalu berubah menurut sikon. Tetapi titik 
equilibrium itu tidak mencerminkan baik/hebat atau tidak.
  
 Segini dulu
 Nesare
  
  
 From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Monday, May 13, 2019 3:24 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: RE: [GELORA45] Dolar AS 'Ngamuk' Lagi Dekati Rp 14.500


  
  
 Saya juga tidak mengerti apa maksud dari data yg ditulis dan juga kita tunggu 
jawaban2 bung Ajeg dari pertanyaan2 bung Nesare utk mencerahkan pengetahuan 
kita? 
  

 Banyak mata uang negara2 lain juga melemah thd US Dollar tetapi ya tidak 
membuat resah. Misal: 
  

 1 USD = 1.12 CAN$ Oktober 2014 (Kanada)

 1 USD = 1.34 CAN$ Mei 2019

 Jadi hilang value nya 17%

  

 Kutipan:

 USD = Rp 12.041,-  Oktober 2014 USD = Rp 14.482,-  Mei 2019 Jadi juga hilang 
value nya 17%.

   
   

    
---In GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@... 
mailto:nesare1@...> wrote :
 Ente ini rajin bener ya nulis2 konversi kurs ini.
 Ente mau ngomong apa?
 Kalau mau ngasih tahu bahwa rejim Jokowi goblok gak bisa mengontrol kurs ini 
ya kasih tahu kita2 ini kenapa? Apa alasannya? Apakah kalau kurs menguat akan 
lebih baik? Ataukah kurs melemah akan lebih baik.
  
 Karena ente ini modus operandinya menyerang Jokowi terus, ya ane berkesimpulan 
ente mau menyalahkan rejim Jokowi atas pelemahan rupiah atau US dollar.
  
 Kalau ini bener, coba jawab kenapa rupiah harus menguat?
 Kalau ini gak bener, ya ente asal cuap disini. Hanya saja aneh bagi ane koq 
rajin2nya nulis angka2 dan singkatan yg makan waktu mengetiknya hehehehehe.
  
 Nesare
  
  
 From: GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com 
<GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Monday, May 13, 2019 1:17 PM
To: GELORA45 <gelora45@yahoogroups.com mailto:gelora45@yahoogroups.com>
Subject: [GELORA45] Dolar AS 'Ngamuk' Lagi Dekati Rp 14.500


  
  
 13 Mei 2019
 USD = Rp 14.482,- 

   
 18 April 2019 
 USD = Rp 14.136,- 
   

 20 Oktober 2014
 USD = Rp 12.041,- 

       ---    Dolar AS 'Ngamuk' Lagi Dekati Rp 14.500    
https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4547314/waduh-dolar-as-ngamuk-lagi-dekati-rp-14500
 
https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4547314/waduh-dolar-as-ngamuk-lagi-dekati-rp-14500
  

  

  













 







Kirim email ke