*Komnas HAM bukan otoritas bidang kesehatan, jadi cuma terka-terka saja,
karena tidak diperiksa (obduksi). Pekerjaan Pemilu bukan kerja paksa zaman
kolonial seperti Romusa, atau pembuatan jalan Anyer -Panarukan. Orang lelah
belum tentu mudah bisa mati, cukup istirahat saja dan lelah pun reda dan
hilang. *


*Tanyakanlah sebab musabab kematian kepada yang suka bagi-bagi Kartu
Indonesia Sehat (KIS), sampai seberapa jauh kartu itu berfaedah. Jangan
cuma dibagi-bagikan KIS sebagai alat propanda kosong bolong. Ini lagu lagu
KIS MI QWIK** :* *https://www.youtube.com/watch?v=7zBMhpR9asw
<https://www.youtube.com/watch?v=7zBMhpR9asw> *




*https://www.antaranews.com/berita/874435/komnas-ham-dominan-anggota-kpps-meninggal-karena-kelelahan
<https://www.antaranews.com/berita/874435/komnas-ham-dominan-anggota-kpps-meninggal-karena-kelelahan>
*



Komnas HAM : dominan anggota KPPS meninggal karena kelelahan

 Jumat, 17 Mei 2019 16:41 WIB

[image: Komnas HAM : dominan anggota KPPS meninggal karena kelelahan]Komisioner
Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Amirudin di Tangerang, Banten,
memberikan keterangan kepada media usai menemui keluarga anggota Linmas dan
KPPS yang meninggal. (Antara/Adityawarman)

Tangerang (ANTARA) - Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) menyatakan dominan
anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Linmas di
Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang, Banten, meninggal karena
kelelahan meski ada riwayat penyakit.

Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Amirudin di Tangerang,
Jumat mengatakan dari 14 keluarga yang ditemui termasuk di Serang
menyebutkan kebanyakan menerangkan bahwa korban meninggal setelah capek
bekerja.

"Ada juga yang memiliki penyakit sebelumnya, ini merupakan pengakuan dari
keluarga korban yang meninggal saat bertugas pada pemilu 2019," katanya.

Amirudin mengatakan ada juga anggota KPPS itu yang memiliki kegiatan lain
sebelum dan sesudah pencoblosan tanggal 17 April 2019.

Menurut dia, pada umumnya jawaban yang diterima adalah kelelahan akibat
bekerja hingga subuh tanpa ada istirahat.

Dalam pengakuan keluarga, bahwa terkadang petugas KPPS tidak sempat untuk
ke rumah menemui keluarga karena sibuk bertugas saat pencoblosan hingga
perhitungan suara.

Bahkan sehari sebelum pencoblosan, anggota KPPS juga sudah sibuk dengan
urusan kertas suara, tenda, rapat maupun mengatur masalah konsumsi serta
surat undangan C-6.

Dia mengatakan anggota KPPS meninggal karena sakit tidak banyak dari
pengakuan keluarga dan lebih dominan akibat kelelahan tanpa ada istirahat
yang memadai.

Dalam catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tangerang bahwa
terdapat delapan orang yang meninggal terdiri dari lima orang anggota
perlindungan masyarakat (Linmas) dan tiga anggota KPPS.

Namun lima korban tersebut yaitu Anis Gunawan (38) Asmuni (64), Sarmin
(55), Kartubi (68) dan Oom Komana (52).

Bahkan terdapat tiga anggota KPPS yang tutup usia saat bertugas yakni
Sukarni (58), Subur (63) dan Petrus Suhadi (55) KPPS.

Padahal sebelumnya, KPU setempat hanya memfasilitasi Komnas HAM untuk
bertemu dengan keluarga KPPS dan Linmas.

Komisioner KPU Kabupaten Tangerang Divisi SDM, Sosialisasi dan Partisipasi
Masyarakat, Imron Mahrus mengatakan pihaknya mengundang keluarga korban
agar dapat memberikan keterangan penyebab kematian.

Namun pihaknya hanya mendampingi ketika Komnas HAM bertanya kepada anggota
keluarga dan tidak berhak mengeluarkan pendapat.

Pewarta: Adityawarman(TGR)
Editor: Yuniardi Ferdinand
COPYRIGHT © ANTARA 2019

Kirim email ke