Kenapa ane bisa oon/tidak punya otak?

Kasih tahu donk. Menjelaskan saja gak pernah gimana mau jadi pengikutnya Andrew 
yang. Ente bisa ditertawakan loh hehehehe. Ente sok tahu mendukung Yang ttp 
jelas2 dgn pengetahuan segini, Yang gak akan mau didukung ente krn ente gak 
ngerti pendapat2 dan ide2nya. Bahaya banget ente ini!

 

Pertama ente menghebat2kan minoritas di USA spt Colin powel seakan2 minoritas 
di USA enak.

Terus sekarang ente tulis “sebenarnya apa luar biasanya 3 putra Papua jadi TNI 
lha wong cuman 3 orang.” Dan ini kan bertentangan dgn pendapat ente yg pertama 
yg meluarbiasakan si minoritas Colin Powel? 

 

Dulu hebat2kan minoritas Collin powel yg hanya segelintir jadi jendral di USA, 
sekarang jelek2kan 3 jendral minoritas di Indonesia??!!

 

Dasar OON!!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Thursday, September 19, 2019 1:01 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Re: Putra-putra Papua terbaik di TNI

 

  

Gak ada mutunya, benar2 tidak punya otak.

 

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote :

Aduh OON nya keluar lagi deh, baca aja ndak bisa gimana mau goblok2in dan 
pinokio2an orang laen?

 

Ini kan 2 tulisan pendapat ente? Moso bukan? BENER KAN?

 

jualan citra, sebenarnya apa luar biasanya 3 putra Papua jadi TNI lha wong 
cuman 3 orang. 

 

Seperti benernya ente dulu ya yang bangga2in Collin powel dan minoritas laen di 
negara ente shg ente ambil kesimpulan orang2 kulit hitam, Indian, latino seneng 
setengah mati krn mendapatkan fasilitas minoritas.

 

Lalu setelah BENER, OON nya dimana?

Ya OON nya kedua opini ente bertentangan!

 

Dasar OON! Nulis 2 opini yg saling bertentangan aja gak tahu hehehehehehe!!!!

 

Nesare

 

 

From:  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com < 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Wednesday, September 18, 2019 2:11 PM
To: Yahoogroups < <mailto:gelora45@yahoogroups.com> gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Re: Putra-putra Papua terbaik di TNI

 

 

Habis bilang BENER terus OON.... benar2 tidak punya otak.

 

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote :

Hehehehe kalau ini baru BENER!!!

Pengin ngakak lihat tingkah laku ente ini!!!

 

Seperti benernya ente dulu ya yang bangga2in Collin powel dan minoritas laen di 
negara ente shg ente ambil kesimpulan orang2 kulit hitam, Indian, latino seneng 
setengah mati krn mendapatkan fasilitas minoritas.

 

Hehehehe hidup USA yg begitu beradab memberlakukan minoritasnya!!!

 

Dasar OON!!!

 

Nesare

 

 

From:  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com < 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Tuesday, September 17, 2019 5:13 PM
To:  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com
Subject: [GELORA45] Re: Putra-putra Papua terbaik di TNI

 

 


jualan citra, sebenarnya apa luar biasanya 3 putra Papua jadi TNI lha wong 
cuman 3 orang. 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:ilmesengero@...> ilmesengero@...> wrote :

 

 

Selama kurang lebih satu minggu masalah Papua muncul di layar TV dan media 
cetak. Bersamaan dengan itu muncul juga banyak pemuka rakyat Papua. Ke istana 
negara, di Jakarta didatangan mereka yang dinamakan ”kepala suku”, suku mana 
dan siapa mereka itu tidak diumumkan. Dua gubernur Papua tidak dikutsertakan 
dalam pertemuan di istana itu . Sambutan kepada para ”kepala suku” dilihat dari 
'body language' Jokowi dan Wiranto biasa-biasa saja. Kemeja seragam para kepala 
suku sangat baru, rupanya baru saja dibeli untuk upacara istimewa di istana 
merdeka itu.

Disamping itu di tanah Papua, Pang lima Daerah Militer (Pangdam) XVII 
Cendrawasih dan XVIII Kasuari diganti dengan putra Papua. Jabatan ini biasanya 
hanya dipegang oleh non-Papua. Pangdam XVII Cendrawasih (Papua Barat) adalah 
Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab dan Pangdam XVII Kasuari (Papua) adalah 
Mayor Jenderal TNI Joppye Onesinmus Wayangkau. Selain media cetak 
mempertunjukan prajurit putra-putra Paapua terbaik di TNI. Pertanyaannya apakah 
dengan perkembangan ini akan mengurangi dan menghilangkan tuntutan rakyat Papua 
untuk referendum seperti dicantumkan dalam persetujuan dan perjanjian yang 
ditandatangi oleh pemerintah RI dan Belanda di New York 1962, hanya waktu akan 
menceritakan. Sebagai catatan perlu diekankan bahawa tidak ada pengutukan 
terhadap rasisme yang dialami oleh warga Papua dari pihak para petinggi rezim, 
selain dianjurkan rakyat Papua meminta maaf.

 

 
<https://sp.beritasatu.com/nasional/tiga-putra-papua-jadi-prajurit-tni-satgas-yonif-411-kostrad-syukuran-adat/575219/>
 Suara Pembaruan

 




                

        

Suara Pembaruan


Keharmonisan warga dan Satgas yang terlihat dalam syukuran adat merupakan salah 
satu bukti kelestarian ragam bud...

 

 

 




                

        

Suara Pembaruan


Keharmonisan warga dan Satgas yang terlihat dalam syukuran adat merupakan salah 
satu bukti kelestarian ragam bud...

 

 

 


Tiga Putra Papua Jadi Prajurit TNI, Satgas Yonif 411 Kostrad Syukuran Adat


 
<https://sp.beritasatu.com/nasional/tiga-putra-papua-jadi-prajurit-tni-satgas-yonif-411-kostrad-syukuran-adat/575219/>
 Suara Pembaruan


 
<https://sp.beritasatu.com/nasional/tiga-putra-papua-jadi-prajurit-tni-satgas-yonif-411-kostrad-syukuran-adat/575219/>
 Minggu, 15 Sepember 2019 - 18:25

  <https://img.beritasatu.com/cache/beritasatu/750x520-2/1568541839.jpeg> 
Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pengamanan Perbatasan Indonesia-Papua Nugini 
(Pamtas RI-PNG) Yonif MR 411/Pdw Kostrad, Mayor Inf Rizky Aditya melantik tiga 
putra asli Suku Kanum, Papua, menjadi prajurit TNI AD di Kampung Yanggandur, 
Distrik Sota, Kabupaten Merauke, Papua, Sabtu, 14 September 2019.

Merauke, Beritasatu.com - Suasana sakral dan penuh suka cita sangat terasa pada 
saat anggota Pos Yanggandur Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI dan Papua 
Nugini Batalyon Infanteri Mekanis Raider (Yonif MR) 411/Pdw Kostrad mengikuti 
acara syukuran adat atas dilantiknya tiga putra asli Suku Kanum, Papua, menjadi 
prajurit TNI AD. Syukuran adat itu digelar di Kampung Yanggandur, Distrik Sota, 
Kabupaten Merauke, Papua, Sabtu (14/9/2019).

"Di Kampung Yanggandur telah dilaksanakan acara syukuran adat yang digelar oleh 
Suku Kanum atas keberhasilan tiga putra asli Suku Kanum resmi dilantik menjadi 
prajurit TNI AD,” ujar Komandan Satgas (Dansatgas) Pamtas RI-PNG Yonif MR 
411/Pdw Kostrad, Mayor Inf Rizky Aditya di Distrik Elikobel, Kabupaten Merauke, 
Papua.

Dikatakan bahwa rangkaian kegiatan syukuran adat tersebut digelar selama 12 
jam, dimulai sejak pukul 18.00 WIT dan berakhir pada keesokan harinya pukul 
06.00 WIT. "Dalam kegiatan ini, lima anggota Pos Yanggandur yang dipimpin oleh 
Danpos Letda Inf Mohamad Rizal DK turut ikut serta dalam rangkaian acara 
syukuran adat tersebut,” kata Dansatgas.

Dansatgas juga menyampaikan bahwa prosesi acara diawali dengan iring-iringan 
menuju halaman rumah sambil menari Karamo serta bernyanyi dan memainkan alat 
musik Tifa dengan memegang obor dipimpin langsung oleh Kepala Suku Kanum, 
Jeremias Dimar.

“Keharmonisan warga dan Satgas yang terlihat dalam syukuran adat merupakan 
salah satu bukti kelestarian ragam budaya di Tanah Papua. Kami, anggota Satgas 
Pamtas RI-PNG Yonif MR 411/Pdw Kostrad turut bahagia dan bangga atas 
dilantiknya putra asli Suku Kanum, yakni Prada Florentinus Mayua, Prada Yosep 
Mbanggu, dan Prada Yohanes Ndiken menjadi prajurit TNI AD," kata Mayor Inf 
Rizky Aditya.

Sementara itu, Kepala Suku Kanum, Jeremias Dimar mengatakan, dalam syukuran 
adat ini disematkan mahkota kepala sebagai tanda melepas ketiga prajurit untuk 
mengabdi kepada negara. "Dalam syukuran juga sekaligus mendoakan mereka agar 
selalu sukses dalam menjalankan tugas,” jelasnya.

Jeremias mengatakan, seluruh warga suku Kanum sangat bahagia karena tiga putra 
asli suku itu telah berhasil menjadi prajurit TNI AD. "Acara syukuran adat ini 
adalah ungkapan kebahagiaan kami semua. Anggota Satgas Yonif MR 411/Pdw Kostrad 
adalah bagian dari keluarga kami, bersama-sama dan bersuka cita melalui tarian 
Karamo,” kata Jeremias.

Sumber : Suara Pembaruan

+++++,

 
<https://www.liputan6.com/news/read/4058741/6-prajurit-tni-terbaik-asal-papua-berhasil-sandang-baret-merah>
 6 Prajurit TNI Terbaik Asal Papua Berhasil Sandang Baret Merah

 




                

        

6 Prajurit TNI Terbaik Asal Papua Berhasil Sandang Baret Merah


Liputan6.com

Naftali merupakan salah satu dari enam putra terbaik asal Bumi Cenderawasih 
Papua yang ikut menjalani pendidikan...

 

 

 




                

        

Anthony Ginting Lolos ke Perempat Final China Open 2019


Anthony Sinisuka Ginting menjadi harapan terakhir Indonesia di nomor tunggal 
putra pada ajang China Open 2019.

 

 

 




                

        

Belasan Rumah Rusak dan 2 Mobil Tertimpa Pohon Tumbang di Bogor


Belasan rumah rusak dan sejumlah pohon tumbang akibat angin kencang dan hujan 
lebat di Bogor, Rabu (18/9/2019) s...

 

 

6 Prajurit TNI Terbaik Asal Papua Berhasil Sandang Baret Merah

 

 <https://www.liputan6.com/> Liputan6

10 Sep 2019, 09:45 WIB

 

Liputan6.com, Bandung Barat - Sebanyak 150 prajurit pilihan dari TNI Angkatan 
Darat resmi menjalani upacara pembaretan di Pantai Permisan, Kabupaten Cilacap, 
14 Agustus lalu.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Selasa (10/9/2019), 150 prajurit anggota 
pasukan elite TNI AD itu kini melanjutkan pendidikan di Pusdiklatpassus 
Batujajar, Jawa Barat, untuk spesialisasi atau penjurusan sesuai dengan minat 
dan bakat masing-masing prajurit.

Salah satunya adalah Letda Infantri Naftali Kawari, putra Papua asal Serui. 
Naftali merupakan salah satu dari enam putra terbaik asal Bumi Cenderawasih 
yang ikut menjalani pendidikan di Pusdiklatpassus.

"Rencana saya ke depan menjaga kedaulatan NKRI dari Sabang sampai Merauke 
karena Papua adalah bagian dari NKRI," ujar anggota Kopassus Letda (Inf) 
Naftali Kawari.

Selama pendidikan, seluruh kemampuan prajurit Kopassus diasah tanpa 
membeda-bedakan pangkat.

"Pusdiklatpassus ini bekerja dengan prinsip kehormatan sebagai dasar, jadi 
semua siswa yang melaksanakan pendidikan ini tidak ada perlakuan khusus atau 
toleransi, semuanya sama," ucap Komandan Pusdiklatpassus Batujajar Kol (Inf) A. 
Deddy Prasetyo.

Sesuai amanat Danjen Kopassus saat pembaretan, seluruh prajurit diharapkan 
beradaptasi menghadapi globalisasi dan menjadi prajurit profesional.

 

 



Kirim email ke