Habis bilang BENER terus OON.... benar2 tidak punya otak. ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :
Hehehehe kalau ini baru BENER!!! Pengin ngakak lihat tingkah laku ente ini!!! Seperti benernya ente dulu ya yang bangga2in Collin powel dan minoritas laen di negara ente shg ente ambil kesimpulan orang2 kulit hitam, Indian, latino seneng setengah mati krn mendapatkan fasilitas minoritas. Hehehehe hidup USA yg begitu beradab memberlakukan minoritasnya!!! Dasar OON!!! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> Sent: Tuesday, September 17, 2019 5:13 PM To: GELORA45@yahoogroups.com Subject: [GELORA45] Re: Putra-putra Papua terbaik di TNI jualan citra, sebenarnya apa luar biasanya 3 putra Papua jadi TNI lha wong cuman 3 orang. ---In GELORA45@yahoogroups.com, <ilmesengero@...> wrote : Selama kurang lebih satu minggu masalah Papua muncul di layar TV dan media cetak. Bersamaan dengan itu muncul juga banyak pemuka rakyat Papua. Ke istana negara, di Jakarta didatangan mereka yang dinamakan ”kepala suku”, suku mana dan siapa mereka itu tidak diumumkan. Dua gubernur Papua tidak dikutsertakan dalam pertemuan di istana itu . Sambutan kepada para ”kepala suku” dilihat dari 'body language' Jokowi dan Wiranto biasa-biasa saja. Kemeja seragam para kepala suku sangat baru, rupanya baru saja dibeli untuk upacara istimewa di istana merdeka itu. Disamping itu di tanah Papua, Pang lima Daerah Militer (Pangdam) XVII Cendrawasih dan XVIII Kasuari diganti dengan putra Papua. Jabatan ini biasanya hanya dipegang oleh non-Papua. Pangdam XVII Cendrawasih (Papua Barat) adalah Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab dan Pangdam XVII Kasuari (Papua) adalah Mayor Jenderal TNI Joppye Onesinmus Wayangkau. Selain media cetak mempertunjukan prajurit putra-putra Paapua terbaik di TNI. Pertanyaannya apakah dengan perkembangan ini akan mengurangi dan menghilangkan tuntutan rakyat Papua untuk referendum seperti dicantumkan dalam persetujuan dan perjanjian yang ditandatangi oleh pemerintah RI dan Belanda di New York 1962, hanya waktu akan menceritakan. Sebagai catatan perlu diekankan bahawa tidak ada pengutukan terhadap rasisme yang dialami oleh warga Papua dari pihak para petinggi rezim, selain dianjurkan rakyat Papua meminta maaf. Suara Pembaruan | | | | | | | | | | | Suara Pembaruan Keharmonisan warga dan Satgas yang terlihat dalam syukuran adat merupakan salah satu bukti kelestarian ragam bud... | | | Tiga Putra Papua Jadi Prajurit TNI, Satgas Yonif 411 Kostrad Syukuran Adat Suara Pembaruan Minggu, 15 Sepember 2019 - 18:25 Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pengamanan Perbatasan Indonesia-Papua Nugini (Pamtas RI-PNG) Yonif MR 411/Pdw Kostrad, Mayor Inf Rizky Aditya melantik tiga putra asli Suku Kanum, Papua, menjadi prajurit TNI AD di Kampung Yanggandur, Distrik Sota, Kabupaten Merauke, Papua, Sabtu, 14 September 2019. Merauke, Beritasatu.com - Suasana sakral dan penuh suka cita sangat terasa pada saat anggota Pos Yanggandur Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI dan Papua Nugini Batalyon Infanteri Mekanis Raider (Yonif MR) 411/Pdw Kostrad mengikuti acara syukuran adat atas dilantiknya tiga putra asli Suku Kanum, Papua, menjadi prajurit TNI AD. Syukuran adat itu digelar di Kampung Yanggandur, Distrik Sota, Kabupaten Merauke, Papua, Sabtu (14/9/2019). "Di Kampung Yanggandur telah dilaksanakan acara syukuran adat yang digelar oleh Suku Kanum atas keberhasilan tiga putra asli Suku Kanum resmi dilantik menjadi prajurit TNI AD,” ujar Komandan Satgas (Dansatgas) Pamtas RI-PNG Yonif MR 411/Pdw Kostrad, Mayor Inf Rizky Aditya di Distrik Elikobel, Kabupaten Merauke, Papua. Dikatakan bahwa rangkaian kegiatan syukuran adat tersebut digelar selama 12 jam, dimulai sejak pukul 18.00 WIT dan berakhir pada keesokan harinya pukul 06.00 WIT. "Dalam kegiatan ini, lima anggota Pos Yanggandur yang dipimpin oleh Danpos Letda Inf Mohamad Rizal DK turut ikut serta dalam rangkaian acara syukuran adat tersebut,” kata Dansatgas. Dansatgas juga menyampaikan bahwa prosesi acara diawali dengan iring-iringan menuju halaman rumah sambil menari Karamo serta bernyanyi dan memainkan alat musik Tifa dengan memegang obor dipimpin langsung oleh Kepala Suku Kanum, Jeremias Dimar. “Keharmonisan warga dan Satgas yang terlihat dalam syukuran adat merupakan salah satu bukti kelestarian ragam budaya di Tanah Papua. Kami, anggota Satgas Pamtas RI-PNG Yonif MR 411/Pdw Kostrad turut bahagia dan bangga atas dilantiknya putra asli Suku Kanum, yakni Prada Florentinus Mayua, Prada Yosep Mbanggu, dan Prada Yohanes Ndiken menjadi prajurit TNI AD," kata Mayor Inf Rizky Aditya. Sementara itu, Kepala Suku Kanum, Jeremias Dimar mengatakan, dalam syukuran adat ini disematkan mahkota kepala sebagai tanda melepas ketiga prajurit untuk mengabdi kepada negara. "Dalam syukuran juga sekaligus mendoakan mereka agar selalu sukses dalam menjalankan tugas,” jelasnya. Jeremias mengatakan, seluruh warga suku Kanum sangat bahagia karena tiga putra asli suku itu telah berhasil menjadi prajurit TNI AD. "Acara syukuran adat ini adalah ungkapan kebahagiaan kami semua. Anggota Satgas Yonif MR 411/Pdw Kostrad adalah bagian dari keluarga kami, bersama-sama dan bersuka cita melalui tarian Karamo,” kata Jeremias. Sumber : Suara Pembaruan +++++, https://www.liputan6.com/news/read/4058741/6-prajurit-tni-terbaik-asal-papua-berhasil-sandang-baret-merah | | | | | | | | | | | Belasan Rumah Rusak dan 2 Mobil Tertimpa Pohon Tumbang di Bogor Belasan rumah rusak dan sejumlah pohon tumbang akibat angin kencang dan hujan lebat di Bogor, Rabu (18/9/2019) s... | | | 6 Prajurit TNI Terbaik Asal Papua Berhasil Sandang Baret Merah Liputan6 10 Sep 2019, 09:45 WIB Liputan6.com, Bandung Barat - Sebanyak 150 prajurit pilihan dari TNI Angkatan Darat resmi menjalani upacara pembaretan di Pantai Permisan, Kabupaten Cilacap, 14 Agustus lalu. Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Selasa (10/9/2019), 150 prajurit anggota pasukan elite TNI AD itu kini melanjutkan pendidikan di Pusdiklatpassus Batujajar, Jawa Barat, untuk spesialisasi atau penjurusan sesuai dengan minat dan bakat masing-masing prajurit. Salah satunya adalah Letda Infantri Naftali Kawari, putra Papua asal Serui. Naftali merupakan salah satu dari enam putra terbaik asal Bumi Cenderawasih yang ikut menjalani pendidikan di Pusdiklatpassus. "Rencana saya ke depan menjaga kedaulatan NKRI dari Sabang sampai Merauke karena Papua adalah bagian dari NKRI," ujar anggota Kopassus Letda (Inf) Naftali Kawari. Selama pendidikan, seluruh kemampuan prajurit Kopassus diasah tanpa membeda-bedakan pangkat. "Pusdiklatpassus ini bekerja dengan prinsip kehormatan sebagai dasar, jadi semua siswa yang melaksanakan pendidikan ini tidak ada perlakuan khusus atau toleransi, semuanya sama," ucap Komandan Pusdiklatpassus Batujajar Kol (Inf) A. Deddy Prasetyo. Sesuai amanat Danjen Kopassus saat pembaretan, seluruh prajurit diharapkan beradaptasi menghadapi globalisasi dan menjadi prajurit profesional.