Ini sudah bener bahwa Jokowi sedang bermain dalam kapitalisme yaitu diantara 2 kapitalisme dunia: USA dan RRT.
Salah enggak Jokowi begini ini? Ini dulu dijawab. Kalau salah krn alasan ideologi kapitalisme vs komunisme vs sosialisme, silahkan ente berdiri seperti Tatiana. Tetapi selanjutnya jangan menjelek2kan Jokowi/Indonesia kalau ekonominya babak belur, kemiskinan bertambah, korupsi naik, adu domba SARA meningkat dan makan korban dlsbg akibat dihimpit kepentingan luar negeri! Ini sudah dialami oleh bung Karno yg dikalahkan oleh USA dan antek2nya. Kalau ini jalan yg diinginkan ente, sekali lagi ente jangan bawa2 masalah korupsi, ekonomi, HAM, SARA krn kesemuanya ini bisa dibuat oleh nekolim utk memporakporandakan RI. SADAR ENDAK ENTE?!!! Eh ada persoalan didepan mata ekh! Jangan hanya bisa bernalar tetapi miskin tindakan dan implementasi! Terusannya: coba kasih tahu maunya gimana menurut ente? Gak usah kerja sama dgn USA plus begundal2nya dan RRT dgn duitnya? Gimana caranya mau makmur sejahtera, memberantas korupsi dll? Mau berani2an pahlawan2an seperti Venezuela yg sekarang sudah ambruk?!!! BANGUN DARI MIMPI DIMALAM HARI! OH YA BANGUN DARI MIMPI DISIANG HARI SAJA SUDAH SUSAH, APALAGI DIMALAM HARI!!!! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> Sent: Friday, October 25, 2019 11:24 AM To: GELORA45@yahoogroups.com Subject: Re: [GELORA45] utang menjelang periode kedua Dulu, pemerintah Orba punya keran utang bermerk "IGGI". Lalu, awal '90an Soeharto menggantinya dengan keran merk "CGI". Saat krisis moneter '96, CGI mengajak IMF dan WB untuk bancakan Indonesia. Dan, kita tahu semua keran utang itu (IGGI, CGI, IMF, WB) adalah alat nekolim. Sekarang, pemerintah neo-Orba menambah keran utang baru, merknya "OBOR". Sebuah program besar dari kubu neo-nekolim. Itu sebabnya old-nekolim berkepentingan mempertahankan SPG terbaiknya dalam kabinet Jokowi jilid 2 untuk menghadang OBOR. Antara lain dengan tambahan utang untuk mencicil (bunga) utang yang membengkak akibat banyaknya proyek infrastruktur yang ternyata dibangun dengan utang. Jokowi mengakui sendiri bahwa selama ini paceklik PMA. Malah dia sempat marah-marah lantaran proyek PMA di Danau Toba belum juga dimulai. Kenapa investor RRC lebih memilih Vietnam dan Thailand, sudah banyak yang membahas. Selain masalah kepastian hukum rupanya betul ada kebingungan di pihak RRC tentang siapa sebenarnya penanggungjawab program PMA di Indonesia. Terbukti, di periode-2 ini Jokowi akhirnya menambahkan label "menteri urusan investasi" (dan OBOR laut) di punggung LBP supaya tidak ada lagi kesimpangsiuran apa sebenarnya kerja orang ini. Cilaka, melalui 2 menterinya (SMI & LBP) Jokowi justru memastikan tempat Rakyat di tengah pertarungan nekolim-lama vs nekolim-baru. --- lusi_d@... wrote: Urusan utang menjelang akhir jabatan pertama. Rizal Ramli Ke Sri Mulyani: Sekali Ratu Utang Tetap Ratu Utang Posted on Oktober 24, 2019 Comments Kumbanews.com – Tidak banyak yang tahu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 144/PMK.05.2019. Aturan itu berisi tentang perkiraan defisit dan tambahan pembiayaan defisit APBN 2019. PMK itu ditandatangani dua hari sebelum masa tugas periode pertamanya berakhir, tepatnya 17 Oktober 2019. Sri Mulyani saat serah terima jabatan Kamis (24/10) menjelaskan, diterbitkannya aturan itu karena kondisi ekonomi global, sehingga salah satu dampaknya adalah besarnya defisit APBN. Kebijakan Si Mulyani ini mendapatkan sorotan dari ekonom senior Dr. Rizal Ramli. RR -sapaan akrabnya- menjelaskan bahwa aturan yang diterbitkan Sri Mulyani itu terkait erat dengan defisit yang melebihi pagu APBN, sehingga nantinya harus ada tambahan pembiayaan. “Belum apa-apa sudah tambah utang lagi! Tax Ratio rendah, karena beraninya hanya uber yang kecil menengah. Akhirnya ngutang lagi. Sekali ratu utang tetap ratu utang,” demikian komentar RR di akun Twitternya, Kamis (24/10). Lebih lanjut, Menteri Perekonomian era Presiden Gus Gur itu menyebut, hingga saat ini penerimaan pajak negara berada di angka 62,66 persen dari target. Diprediksi, di akhir Desember nanti target pajak hanya bisa mencapai 85 persen. RR meyakini Sri Mulyani akan mengatasi masalah keuangan negara dengan cara menambah utang. “Perkiraan kurang/bolong 15 persen. Menkeu terbalik, ayo ngutang lagi dan tambahin kupon surat utang 0,5-1 persen lagi biar over-subsribed, sekaligus buat nambah beban rakyat Indonesia. Solusinya kan gampang bikin jenis-jenis pajak baru dan naikin harga,” sindir RR.(RM)