Kedaulatan Bahasa Indonesia Harus Kembali Ditegakkan

Suara Pembaruan
Selasa, 29 Oktober 2019 - 14:27


Jakarta, Beritasatu.com - Kemendikbud akan terus berkomitmen untuk
menegakkan kedaulatan bahasa Indonesia di Tanah Air dengan melestarikan
bahasa dan sastra daerah. Salah satunya dengan menyelenggarakan
kegiatan rutin, Bulan Bahasa dan Sastra (BBS) sejak 39 tahun lalu.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim,
yang diwakili oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Dadang Sunendar mengatakan, seiring dengan perkembangan yang terjadi di
masyarakat, bahasa dan sastra Indonesia juga terus berkembang.

Beliau mengatakan perkembangan bahasa dan sastra Indonesia berlangsung
secara alami atau pun terencana sesuai dengan garis haluan kebahasaan
yang menjadi kebijakan nasional. Hal tersebut dimaksudkan agar
perkembangan bahasa dan sastra Indonesia dapat selaras dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat dalam berbagai bidang.

"Baik dalam bidang sosial, budaya, politik, ekonomi, hukum, ilmu
pengetahuan dan teknologi, komunikasi massa, pemerintahan maupun
bidang-bidang lain," kata Mendikbud dalam kata sambutan yang diwakili
oleh Dadang Sunendar, di Hotel Bidakara Pancoran, Jakarta Selatan,
Senin (28/10/2019).

Oleh karena itu, Nadiem lewat kata sambutannya menyampaikan apresiasi
kepada Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan yang telah mempersiapkan
dan menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangka menyemarakkan Bulan
Bahasa.

Pengembangan bahasa di Tanah Air, katanya, harus terus dilakukan oleh
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Perlindungan terhadap bahasa
dan sastra daerah juga harus secara paralel dilakukan bersama dengan
pemuda di Indonesia.

"Karena pelindungan ini berarti pula perlindungan terhadap keberagaman
Indonesia yang multietnis dan multilingual," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pembinaan Badan Bahasa, Hurip
Danu Ismadi, mengatakan BBS merupakan kegiatan kebahasaan dan
kesastraan yang secara rutin di laksanakan setiap Oktober sebagai bulan
lahirnya Sumpah Pemuda.

"Sumpah Pemuda memiliki tiga ikrar yang sangat sakral. Termasuk ikrar
ketiga yaitu menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Hal
ini menandakan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa
Indonesia," tutur Hurip Danu.

Kegiatan yang mengambil tema "Maju Bahasa dan Sastra, Maju Indonesia"
ini tidak hanya digelar untuk memperingati 91 tahun Sumpah Pemuda,
tetapi juga untuk membina dan mengembangkan bahasa dan sastra
Indonesia, serta bertekad memelihara semangat dan meningkatkan peran
masyarakat luas dalam menangani masalah bahasa dan sastra.

Dengan misi tersebut, maka Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
menggelar berbagai kegiatan kebahasaan dan kesastraan. Salah satunya
adalah meluncurkan beberapa beberapa produk inovatif seperti Kamus
ASEAN, Kamus Vokasi, dan KBBI Disnetra.

Tak hanya itu, masih ada beberapa produk lain yang diluncurkan meliputi
Buku Seri Penyuluhan, Buku Sastrawan Berkarya, Bahan Belajar Bahasa
Asing, Bahan Diplomasi Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA),
Bahan Terjemahan Pendukung Diplomasi Kebahasaan, Buku Gerakan Literasi
Nasional (GLN), dan Aplikasi Layanan Ahli Bahasa.

"Produk-produk perbukuan ini sangat inovatif, berguna bagi masyarakat
serta bisa meningkatkan literasi bahasa dan sastra di Tanah Air, "
jelas Hurip.

Raih Penghargaan
Untuk meramaikan BBS 2019, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
menggelar berbagai kegiatan kebahasaan dan kesastraan. Beberapa di
antaranya, Simulasi dan Layanan Kebahasaan, Pameran Kebahasaan dan
Kesastraan, dan Penilaian Penggunaan Bahasa Media Massa Cetak.

Surat kabar Suara Pembaruan kembali masuk urutan 10 besar dalam ajang
penilaian penggunaan bahasa Indonesia pada media massa cetak. Selain
Suara Pembaruan, media massa cetak lain yang meraih penghargaan adalah
Republika, Tribun Jabar, dan Bisnis Indonesia.

Hurip mengatakan, penghargaan ini diberikan kepada media massa yang
secara konsisten menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Selain itu, kegiatan ini juga dimaksud untuk mendorong media massa agar
meningkatkan kualitas bahasanya.

"Peran media massa sangat penting untuk mensosialisasikan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik kepada masyarakat luas," terangnya.


Sumber : Suara Pembaruan

Kirim email ke