Hehehee, ... kalau sudah begini tentu tidak perlu diperdebatkan lagi! Siapa baper siapa pede dan siapa mampuus lebih dahulu, ... tunggu dilihat saja bagaimana kelanjutan pertarungan RRT vs AS yang berlangsung makin sengit bagaimana jadinya saja! Katakanlah 5, 10 bahkan 20 tahun berikut! Atau dilihat sampai ujung akhir nafas kita masing-masing, sesaat sebelum menutup mata gak bisa lihat dunia lagi untuk selamanya!

On 13/1/2020 上午9:58, marthajan04 marthaja...@yahoo.com [GELORA45] wrote:
American first apa?
American First Credit Union, American First National Bank,
American First Home Warranty,
Atau apa?
Mengganjal kemajuan Tiongkok? Itu kan bapernya si ko Chan cs saja.
America sudah pede, ga ngurusi orang mau maju apa enggak.
Yg dikuatirkan AS itu China berkuasa maka habislah dunia ini. Liat aja, belum apa2 saja laut china selatan sudah mau dikangkangi.
Saya bilang China ini mau nyari penyakit dimusuhi seluruh dunia.
Mati sendiri kowe.



Sent from my Verizon, Samsung Galaxy smartphone


-------- Original message --------
From: "ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>
Date: 1/12/20 5:00 PM (GMT-08:00)
To: GELORA45@yahoogroups.com, marthajan04 <marthaja...@yahoo.com>
Subject: Re: [GELORA45] Re: {URECA_SGT} Fw: Natuna Gudang Ikan, Kok RI Impor Ikan dari China?

Lho, ... bukankah politik AS didunia ini dengan seruan "American First!" berusaha keras mengganjal kemajuan RRT disegala bidang, ... Dari lancarkan perang-dagang sampai usaha menjegal kemajuan HuaWei! Kenapa masih harus dibuktikan lagi?


On 13/1/2020 上午8:42, marthajan04 marthaja...@yahoo.com [GELORA45] wrote:
Lah, ini apa?

Dan masuk dallam jebakan AS untuk memusuhi Tiongkok"


Sent from my Verizon, Samsung Galaxy smartphone


-------- Original message --------
From: "ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>
Date: 1/12/20 4:17 PM (GMT-08:00)
To: marthajan04 <marthaja...@yahoo.com>, GELORA45@yahoogroups.com
Subject: Re: [GELORA45] Re: {URECA_SGT} Fw: Natuna Gudang Ikan, Kok RI Impor Ikan dari China?

Ternyata masih juga belum menangkap apa yang saya ajukan: "*Tapi, ... saya perhatikan kasus Natuna terakhir ini, lebih banyak dibesar-besarkan dan tedengungkan sekras-kerasnya hanya untuk memanasi-manasi sentimen ANTI-TIONGKOK! Berusaha keras merusak hubungan PERSAHABATAN kedua negara yang sudah tergalang baik selama ini! Dan masuk dallam jebakan AS untuk memusuhi Tiongkok" *

Dimana saya menuduh keterlibatan AS dalam urusan curi ikan di Natuna??? Dan coba perhatikan masalah yang saya ajukan lagi, ...*Begitu juga dengan pemberitaan dibawah RI membiarkan kapal-kapal pencuri ikan asal Tiongkok dan import ikan dari China! Nampak jelas tujuannya hanya untuk menyudutkan Tiongkok saja, dengan tidak menjelaskan dengan tegas ikan jenis apa yaang ditangkap di laut Natuna dan juga tidak dijelaskan ikan beku jenis apa yang dibeli dari China???* *Dengan judul besar **RI impor ikan dari China**, sekalipun sesungguhnya impor ikan beku yang terjadi **mungkin**juga dari China.
*

*
*

On 12/1/2020 下午11:44, marthajan04 wrote:
Loh yg nuduh dong yang harus buktikan. Dimana keterlibatan AS dalam urusan nyolong ikan ini. AS mah senang kalo ada yg nyolongi ikan dari Indo, karena dijualnya di AS juga. Ikan jadi murah. Sekarang nih nyata, sejak Vietnam distop kirim benih udang dari Indo, lobster jadi lebih langka dan jadi mahal di AS.
Bukti nyata merugikan AS.
Sekarang buktikan dimana keterlibatan AS dalam mengusir kapal pencuri ikan di Natuna ini.
Apa AS yg lapir Indo, lalu ikut ngawal ngusir? Apa saya terlewat baca?




Sent from my Verizon, Samsung Galaxy smartphone


-------- Original message --------
From: "ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>
Date: 1/12/20 4:31 AM (GMT-08:00)
To: marthajan04 <marthaja...@yahoo.com>, GELORA_In <GELORA45@yahoogroups.com> Subject: Re: [GELORA45] Re: {URECA_SGT} Fw: Natuna Gudang Ikan, Kok RI Impor Ikan dari China?

Kalau begitu, ... coba saja BANTAH gejala-gejala bikin PANAS masalah Natuna ini sehubungan dengan usaha merusak PERSAHABATAN rakyat kedua negara, Indonesia dan Tiongkok, buktikan sama sekali tidak terkait strategi AS memusuhi Tiongkok!


On 12/1/2020 下午1:13, marthajan04 wrote:
Urusannya kan china nyolong ikan di perairan Indonesia, ketahuan sama orang indonedia sendiri. Diusir tanpa didampingi perwakilan America. Apa ada laporan Amerika yg ngaduin? Ni orang lama2 nyebelin juga. Ketauan, dendam ni yeeeee.., ga karu2 bawa Amerika.  DASAR!




Sent from my Verizon, Samsung Galaxy smartphone


-------- Original message --------
From: "ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>
Date: 1/11/20 7:58 PM (GMT-08:00)
To: yahoogroups <perhimpunanpersaudar...@yahoogroups.com>, DISKUSI FORUM HLD <diskusifo...@googlegroups.com>, GELORA_In <GELORA45@yahoogroups.com> Subject: [GELORA45] Re: {URECA_SGT} Fw: Natuna Gudang Ikan, Kok RI Impor Ikan dari China?

Inilah kenyataan pahit yang dihadapi bangsa kita! Lha, sudah merdeka hampir 75 tahun, sebagai negara kepulauan yang dikarungi lautan begitu luasnya, bukan hanya ikan laut masih harus import, GARAM juga import, ...! Dan entah mengapa pula sampai harus import ikan beku, ... seperti negara-negara daratan yang jauh dari laut dan kesulitan mendapatkan ikan laut segar saja. Sungguh menyedihkan mendengar berita-berita macam ini. Padahal seharusnya nelayan-nelayan Indonesia kalau diatur baik bisa mensuplay rakyat Indonesia makan ikan-ikanan segar yang PASTI jauh lebih enak dan lebih sehat!

Jelas merupakan masalah atau TANTANGAN SERIUS yang dihadapi bangsa Indonesia untuk membenahi diri dan bisa TEGAK BERDIRI DIATAS KAKI SENDIRI, bukan hanya mencukup konsumsi dalam negeri tapi juga membalik menjadi negara pengeksport dalam banyak jenis produksi yang mestinya bisa dikerjakan sendiri!

*Tapi, ... saya perhatikan kasus Natuna terakhir ini, lebih banyak dibesar-besarkan dan tedengungkan sekras-kerasnya hanya untuk memanasi-manasi sentimen ANTI-TIONGKOK! Berusaha keras merusak hubungan PERSAHABATAN kedua negara yang sudah tergalang baik selama ini! Dan masuk dallam jebakan AS untuk memusuhi Tiongkok! *Coba saja perhatikan, dari seolah-olah kapal-kapal nelayan Tiongkok dengan coast Guard nya memasuki wilayah kedaulatan Indonesia, padahal kenyataan yang terjadi diwilayah perairan laut yang tumpang tindih antara ZEE yang jadi dasar Indonesia dan "9 garis putus" yang diklaim Tiongkok. Jadi, BUKAN wilayah teritorial Natuna, kedaulatan RI yang berjarak 12 mil laut, tapi hanyalah wilayah ZEE yang merupakan hak kedaulatan atas kekayaan laut dan dasat laut disitu dengan jarak 200 mil laut dari daratan.

Kemudian tidak tanggung-tanggung ada yang menyatakan Tiongkok telah bangun pangkalan militernya di Natuna. Padahal kenyataan TIDAK BEGITU! Tiongkok sudah membangun pangkalan militernya di beberapa pulau dilaut Tiongkok Selatan, tapi BUKAN pulau NATUNA! Karena pemerintah Tiongkok juga dengan jelas menyatakan pulau NATUNA milik Indonesia! TIDAK perlu diragukan, ...

*Begitu juga dengan pemberitaan dibawah RI membiarkan kapal-kapal pencuri ikan asal Tiongkok dan import ikan dari China! Nampak jelas tujuannya hanya untuk menyudutkan Tiongkok saja, dengan tidak menjelaskan dengan tegas ikan jenis apa yaang ditangkap di laut Natuna dan juga tidak dijelaskan ikan beku jenis apa yang dibeli dari China??? **Dengan judul besar **RI impor ikan dari China**, sekalipun sesungguhnya impor ikan beku yang terjadi **mungkin**juga dari China. *

"Kita impor saya pernah dengar dari India, *mungkin ada dari China*. Keperluan itu adalah untuk industri pengolahan dalam negeri karena mereka (industri pengolahan), dari 660 unit pengolahan ikan itu kekurangan pasok, karena ikan di negeri kita (terbatas)," kata Yugi kepada /CNBC Indonesia, /Kamis (9/1/2020).



On 10/1/2020 下午9:08, Sie Tik Tan sietik....@yahoo.com
Kiriman teman.

Menyedihkan kebijakan maritim khususnya  sector perikanan.
Ikan berlimpah ruah , tapi kapal untuk tangkap ikan ijinnya dipersulit. Galak menghadapi pencurian ikan di Natuna, tapi borong ikan dari yg dianggap pencuri.
Lha, apa yakin ikan2 yg dibeli tsb bukan dari Natuna juga?
Kalau dlm kasus kriminal biasa penadah hasil curian juga kena sangsi hukum, bukan?

    *Verzonden:* vr, jan. 10, 2020 om 9:44
    *Onderwerp:* Natuna Gudang Ikan, Kok RI Impor Ikan dari China?


      Natuna Gudang Ikan, Kok RI Impor Ikan dari China?

    NEWS - Ferry Sandi , CNBC Indonesia
    09 January 2020 16:20




    Natuna Gudang Ikan, Kok RI Impor Ikan dari China? Foto: CNBC
    Indonesia/Muhammad Sabki
    *Jakarta, CNBC Indonesia -* Aksi provokasi nelayan dan coast
    guard China di Laut Natuna membuat hubungan China dan
    Indonesia menghangat. Kawasan Natuna memang strategis karena
    banyak menyimpan sumber daya alam khsususnya perikanan.

    Deputi I Kemenko Kemaritiman dan Investasi Purbaya Yudhi
    Sadewa menyebut, perairan Natuna menyimpan potensi setidaknya
    1 juta ton per tahun.

    Namun, ironisnya Indonesia justru menjadi salah satu negara
    yang  masih impor ikan. Bahkan pasokan ikan impor perikanan
    termasuk terbesar dari China, khususnya ikan beku.


    Menurut Wakil Ketua Umum Kelautan dan Perikanan Kamar Dagang
    Industri (Kadin) Indonesia Yugi Prayanto, keputusan impor ikan
    disebabkan kebutuhan yang mendesak. Jika tidak memilih impor,
    maka kerugian yang dirasa bisa menjadi lebih besar bagi
    industri olahan ikan

    "Kita impor saya pernah dengar dari India, mungkin ada dari
    China. Keperluan itu adalah untuk industri pengolahan dalam
    negeri karena mereka (industri pengolahan), dari 660 unit
    pengolahan ikan itu kekurangan pasok, karena ikan di negeri
    kita (terbatas)," kata Yugi kepada /CNBC Indonesia, /Kamis
    (9/1/2020).

    Terbatasnya stok ikan yang dihasilkan oleh nelayan dalam
    negeri disebabkan sulit keluarnya izin kapal di atas 30 GT
    (gross tonage). Sehingga, nelayan banyak yang memilih untuk
    tidak melaut karena tidak memperolehnya izin tersebut.

    "Karena izin kapalnya lama dan (bisa) sampai 7 bulan pada
    waktu yang (periode) lalu belum keluar. Jadi mereka harus ada
    kepastian pasok dengan dukungan Kemenperin (Kementerian
    Perindustrian), mereka (industri pengolahan ikan) boleh impor
    supaya pabrik tidak tutup," sebut Yugi

    Dia juga menyebut sulit keluarnya izin kapal sangat
    menyulitkan. Padahal, ekosistem di industri perikanan tetap
    harus berjalan, baik dari nelayan maupun pengusaha yang berada
    di hilirnya.

    "Hampir 1900 kapal yang sampai sekarang belum keluar (izinnya)
    walau sudah dicek ulang. (Kriteria) pemiliknya lokal, kapalnya
    lokal dan buatan dalam negeri. Itu masih terganjal izinnya,"
    sebut Yugi


    Kesulitan itu membuat Indonesia harus bergantung pada impor
    ikan dari China. Data Trademap menunjukkan bahwa impor
    berbagai macam jenis komoditas perikanan RI dari China
    nilainya mencapai US$ 71,6 juta atau setara dengan Rp 1
    triliun dengan asumsi kurs Rp 14.000/US$. Jumlah tersebut
    setara dengan 25% dari total nilai impor sektor perikanan RI
    2018 yang mencapai US$ 290,8 juta (Rp 4,07 triliun).

    Indonesia mengimpor berbagai macam hasil perikanan dari China
    mulai dari ikan hidup, ikan beku, ikan segar, crustacean,
    moluska, hingga ikan yang sudah diolah. Impor terbesar hasil
    perikanan Indonesia dari China adalah ikan yang dibekukan.
    Nilainya mencapai US$ 61,9 juta pada 2018. Bahkan pada 2017
    jumlahnya lebih tinggi dari itu, mencapai US$ 77,3 juta.

    Proporsi ikan beku yang diimpor dari China mencapai 41% dari
    total impor ikan beku Indonesia pada 2018. Tercatat impor ikan
    beku Indonesia dari China periode 2014-2018 telah tumbuh 11%.


      Selain Impor 40% Ikan Beku, RI Juga Impor 49% Cumi dari China

    NEWS - Tirta Citradi, CNBC Indonesia
    10 January 2020 07:33


    Selain Impor 40% Ikan Beku, RI Juga Impor 49% Cumi dari China
    Foto: KKP
    *Jakarta, CNBC Indonesia - *Ketegangan di Laut Natuna memang
    sudah mulai mereda, setelah sebelumnya sempat aksi provokasi
    kapal-kapal nelayan dan coast guard China sejak 3 Januari 2020
    lalu. Laut Natuna memang punya potensi sumber daya ikan yang
    besar, sehingga wajar jadi incaran para pencuri ikan dari
    kapal-kapal asing.

    Deputi I Kemenko Kemaritiman dan Investasi Purbaya Yudhi
    Sadewa menyebut, perairan Natuna menyimpan potensi 1 juta ton
    ikan per tahun di wilayah pengelolaan perikanan Indonesia
    (WPP-RI) 711.



    "Di kawasan Natuna yang direbut, 500 ribu ton per tahun, ini
    hanya ikan" katanya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa
    (7/1/2020).
    Sayangnya dari potensi yang besar itu, Indonesia masih
    bergantung dengan ikan impor, terutama dari China. Setidaknya
    hingga 2018 China termasuk salah satu pemasok komoditas sektor
    perikanan di Indonesia.

    Data Trademap menunjukkan bahwa impor berbagai macam jenis
    komoditas perikanan RI dari China nilainya mencapai US$ 71,6
    juta atau setara dengan Rp 1 triliun dengan asumsi kurs Rp
    14.000/US$. Jumlah tersebut setara dengan 25% dari total nilai
    impor sektor perikanan RI 2018 yang mencapai US$ 290,8 juta
    (Rp 4,07 triliun).

    Pada periode 2014-2019 impor hasil perikanan RI terus
    mengalami pertumbuhan. Pada periode tersebut impor Indonesia
    telah naik 38%. Sementara pada periode yang sama total impor
    perikanan RI dari China mengalami fluktuasi dan cenderung naik
    2% secara point-to-point.

    Indonesia mengimpor berbagai macam hasil perikanan dari China
    mulai dari ikan hidup, ikan beku, ikan segar, crustacean,
    moluska, hingga ikan yang sudah diolah. Impor terbesar hasil
    perikanan Indonesia dari China adalah ikan yang dibekukan.
    Nilainya mencapai US$ 61,9 juta pada 2018. Bahkan pada 2017
    jumlahnya lebih tinggi dari itu, mencapai US$ 77,3 juta.

    Proporsi ikan beku yang diimpor dari China mencapai 41% dari
    total impor ikan beku Indonesia pada 2018. Tercatat impor ikan
    beku Indonesia dari China periode 2014-2018 telah tumbuh 11%.

    RI juga mengimpor crustacean dan moluska dari China. Walau
    nilainya tak sebesar ikan beku, tetapi dua komoditas ini
    menjadi dua hasil perikanan yang nilai impornya masuk tiga
    terbesar. Pada 2018 saja data Trademap menunjukkan impor
    crustacean RI dari China mencapai US$ 4,6 juta sementara untuk
    moluska mencapai US$ 4,8 juta.

    Indonesia tercatat mengalami kontraksi nilai impor untuk
    komoditas crustacean dari China sebesar 19% sepanjang
    2014-2018. Namun pada periode yang sama impor moluska seperti
    cumi-cumi justru mengalami lonjakan yang tajam hingga 37%
    secara point to point, walau sempat anjlok di tahun 2015-2016.

    Secara keseluruhan, proporsi impor ikan beku dan moluska dari
    China memiliki kontribusi yang signifikan jika dibandingkan
    dengan total nilai impor dua komoditas tersebut. Sebagai
    catatan China memasok 41% kebutuhan ikan beku dan 49%
    kebutuhan moluska impor ke Indonesia.


    *(hoi/hoi)*
    TAG:natuna <https://www.cnbcindonesia.com/tag/natuna> china
    <https://www.cnbcindonesia.com/tag/china>





Kirim email ke