Setelah minta maaf kepada warga Priok menkumham harus akui bahwa menyuap komisioner KPU adalah tindak kriminal.
- Warga Tanjung Priok kepada Yasonna Laoly: Kami Memang Tatoan, Tapi Kami Bukan Kriminal Rabu, 22 Januari 2020 | 13:34 WIB KOMPAS.COM/WALDA MARISONPara demonstran dari kawasan Tanjung Priok di depan gedung Kemenkum HAM di Jalan RA Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selatan, Rabu (22/1/2020). Mereka protes penyataan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang mengaitkan kemiskinan di Tanjung Priok dengan kriminalitas.Penulis: Walda Marison | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita JAKARTA,KOMPAS.com - Kekecewaan terhadap Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly disampaikan warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, dalam aksi di depan gedung Kemnekumham, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Orator aksi tersebut menyuarakan keberatan atas pernyataan Yasonna yang menyebut Tanjung Priok merupakan wilayah yang sarat akan tindak kriminal. "Badan kita kotor, tapi bukan kami bukan kriminal. Banyak tato di badan kami, tapi kami bukan kriminal," kata sang orator meluapkan orasinya. Sontak orasi tersebut memecah teriakan dari massa. "Enggak seperti bapak menteri, badan bersih tapi mulut kotor," ucap dia seraya disambut teriakan lebih meriah dari massa yang tumpah di jalan. Dia berharap, Yasonna mau meminta maaf atas ucapanya yang menyakiti hati warga Tanjung Priok. Sebelumnya, Yasonna Laoly menilai kemiskinan merupakan sumber tindakan kriminal. Menurut Yasonna, semua pihak harus membantu menyelesaikan masalah tersebut. Hal tersebut dikatakan Yasonna dalam acara 'Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS)' di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta, Kamis (16/1/2020). Dia pun sempat membandingkan antara kawasan Tanjung Priok Jakarta Utara dengan Menteng Jakarta Pusat. Dalam perbandingannya, dia menyebutkan jika Tanjung Priok banyak melahirkan tindak kriminal karena tingkat perekonomian yang miskin. Sedangkan hal sebaliknya terjadi di kawasan pemukiman Menteng.