Bisa dapat  banyak berkat dilimpahkan maka oleh sebab itu harus berebut
hingga titik darah penghabisa.

On Thu, Jan 30, 2020 at 8:35 PM 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl
[GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> wrote:

>
>
>
>
> --
> j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>
>
>
> https://news.detik.com/kolom/d-4879492/perang-saudara-berebut-wagub-jakarta?tag_from=wp_cb_kolom_list
>
> Kolom
>
> 'Perang Saudara' Berebut Wagub Jakarta
>
> Adi Prayitno - detikNews
> Kamis, 30 Jan 2020 17:30 WIB
> 2 komentar
> SHARE URL telah disalin
> Ilustrasi: Edi Wahyono/detikcom
> Ilustrasi: Edi Wahyono/detikcom
> Jakarta -
>
> Hilal politik soal posisi Wagub DKI Jakarta mulai menemui titik terang.
> Gerindra dan PKS sepakat mengusung jagoan masing-masing bersaing secara
> terbuka. Gerindra menjagokan Ahmad Riza Patria dan PKS mendorong Nurmansyah
> Lubis untuk bertarung. Dua sosok yang dinilai sebagai titik temu kompromi
> politik dari deadlock tak berkesudahan. Ini layak disyukuri karena Jakarta
> dalam waktu dekat punya wagub setelah sekian lama ditinggal Sandiaga Uno
> maju pilpres.
>
> Secara politik, munculnya nama calon dari Gerindra dan PKS ibarat 'perang
> saudara' berebut posisi Wagub DKI Jakarta. Dua partai pengusung utama Anies
> Baswedan dan Sandiaga Uno. Dua partai yang selama lima tahun memamerkan
> kemesraan sembari menegaskan sikap oposisi terhadap pemerintah. Bahkan di
> level daerah, partai besutan Prabowo Subianto dan Sohibul Iman ini kerap
> menjadi penantang utama calon yang diusung partai koalisi Jokowi. Keduanya
> solid sukar digoyang berbagai manuver politik apapun.
>
> Setelah Prabowo membawa Gerindra masuk koalisi Jokowi, suasana politik
> berubah total. Hubungan keduanya mulai memanas. Tak lagi mesra seperti
> beberapa waktu lalu. Hubungan tak mesra ini salah satunya berdampak pada
> posisi Wagub DKI Jakarta yang menjadi 'jatah' PKS. Keadaan seketika berubah
> dramatis. Di tengah kebuntuan, Gerindra mengusung Ahmad Riza Patria
> bertarung melawan jawara PKS Nurmansyah Lubis. Alasannya sederhana; dua
> sosok nama yang disodorkan PKS sebelumnya, yakni Ahmad Shaikhu dan Agung
> Julianto ditolak politisi Kebon Sirih.
>
> Dari sinilah cerita pecah kongsi dimulai. PKS menuding Gerindra sejak awal
> tak pernah ikhlas memberikan posisi wagub ke PKS. Bahkan dalam berbagai
> kesempatan, sejumlah elite PKS meyakini ada peran signifikan Gerindra
> menolak dua calon yang dipatok harga mati itu. PKS menuding Gerindra
> bermanuver agresif agar paripurna DPRD Jakarta tak pernah kuorum. Intinya,
> itu siasat menolak memilih Ahmad Shaiku dan Agung Yulianto sebagai wakil
> Anies Baswedan.
>
> Publik melihat PKS terlampau percaya Gerindra soal posisi Wagub Jakarta.
> Mestinya PKS sejak awal sadar golden ticket wagub tak jatuh dari langit,
> tapi harus diperjuangkan. Butuh lobi meyakinkan semua fraksi di Kebon Sirih
> memilih dua jagoan yang mereka usung. Politik bukan lagi soal pasrah atas
> kehendak dan takdir Tuhan. Tapi ada ikhtiar serupa rekayasa dan negosiasi..
> Itulah sejatinya politik. Asketisme politik PKS yang cenderung pasrah
> takdir Tuhan dalam banyak hal membuat partai dakwah ini kesulitan merebut
> posisi Wagub DKI Jakarta.
>
> Nasi sudah jadi bubur. PKS tak perlu larut meratapi tiket wagub yang
> terpaksa harus dibagi ke Gerindra. Tak ada pilihan lain bagi PKS selain
> harus kerja maksimal mengkapitalisasi semua sumber daya politik memenangkan
> 'perang saudara' ini. Meski berat melawan Gerindra, dalam politik apapun
> bisa terjadi. Tak ada pemenang sebelum ada keputusan definitif. Layar sudah
> terbentang pantang mundur surut ke belakang.
>
> Beradu Kuat
>
> Publik cuma bisa meraba-raba soal siapa yang kemungkinan besar berpeluang
> menang. Secara umum, head to head antara Ahmad Riza Patria dan Nurmansyah
> Lubis relatif sepadan. Saling mengungguli dan saling mengalahkan. Riza
> Patria merupakan sosok politisi matang. Anggota DPR Gerindra dua periode
> yang sosoknya menasional. Tentu bekal pengalaman politiknya berlimpah.
> Meski begitu, Riza Patria selama ini dinilai tak terlampau engage dengan
> urusan Jakarta yang rumit. Lebih banyak fokus urusan nasional.
>
> Sementara Nurmansyah Lubis mantan anggota DPRD DKI Jakarta dua periode.
> Dinilai ahli di bidang anggaran. Supel, gaul, dan pecinta kopi. Ia
> merepresentasikan potret kader PKS yang fleksibel terbuka bagi semua
> kalangan. Meski sosoknya tak menasional seperti Riza Patria, namun
> kemampuan memahami seluk beluk Ibu Kota tak perlu diragukan. Ia tumbuh
> besar mengabdi untuk Jakarta.
>
> Pada level figur, Riza Patria dan Nurmansyah Lubis berimbang. Problemnya,
> pemilihan Wagub DKI Jakarta melampaui kekuatan figur personal kandidat.
> Melainkan sejauh mana gerilya politik Gerindra dan PKS meyakinkan fraksi
> lain untuk memilih jagoan mereka. Inilah medan pertarungan yang
> sesungguhnya. Dalam konteks ini, publik cenderung melihat Gerindra lebih
> diunggulkan. Salah satunya karena Gerindra menjadi bagian koalisi
> pemerintah.
>
> Sentimen satu kolam koalisi pemerintahan bisa dijadikan Gerindra sebagai
> instrumen perekat merangkul fraksi lainnya. Sementara PKS nyaris sendirian
> tak punya partner koalisi sejati. Apalagi PKS punya 'musuh baru', yakni PSI
> yang selalu berseberangan. Paling mungkin PKS bisa meminta bala bantuan PAN
> dan Nasdem yang belakangan terlihat intim dengan PKS. Nasdem sangat mungkin
> diandalkan untuk meyakinkan fraksi lain melawan Gerindra. Bahkan Nasdem
> bisa menjadi faktor kunci yang bisa memenangkan Nurmansyah Lubis.
>
> Oleh karena itu, pemenang berebut posisi Wagub DKI Jakarta masih misteri.
> Belum terlihat siapa yang bakal jadi juara. Semua infrastruktur politik
> terus diupayakan untuk menang. Misalnya, PKS mulai mengusulkan pentingnya
> fit and proper test untuk melihat kompetensi calon. PKS melihat, terutama
> penguasaan panggung debat, Nurmansyah Lubis lebih unggul ketimbang Riza
> Patria yang dalam debat sejumlah di stasiun TV swasta relatif kaku. Perang
> saudara dua partai yang pernah bersekutu ini layak ditunggu. Menarik dan
> pastinya penuh intrik politik.
>
> Pertaruhan Kinerja
>
> Terlepas siapapun yang terpilih menjadi Wagub DKI Jakarta, satu hal yang
> pasti, yakni pertaruhan kinerja menuntaskan berbagai persoalan Ibu Kota.
> Posisi wagub tentu bukan semata 'ban serep' pelengkap posisi politis
> administratif pemerintah daerah, melainkan jaminan bisa berkolaborasi dan
> membantu Anies Baswedan menuntaskan semua janji politiknya. Terutama soal
> keadilan ekonomi distributif serta solusi mengatasi banjir dan macet.
>
> Dua tahun belakangan Anies Baswedan terlihat babak belur sendirian menjadi
> sasaran kritik. Kebijakan politiknya dinilai tak matang, grasa-grusu, tak
> rasional, hingga persoalan banjir yang selalu menjadi komoditas politik
> menyerang Anies. Tak berlebihan kiranya jika ekspektasi publik terhadap
> kehadiran wagub baru begitu besar agar bisa membantu kerja Anies. Bukan
> lagi sebatas wacana berselancar bermain indahnya kata-kata.
>
> Suka tak suka, kemenangan Anies Baswedan dalam Pilkada 2017 menyisakan
> banyak luka. Mengaduk-aduk suasana batin kebangsaan. Memunculkan friksi
> yang terbelah ekstrem. Perang ayat dan tagar tak berkesudahan. Bekas luka
> itu masih membekas hingga saat ini. Sukar diobati. Terus mengeras bagai
> noda yang mendarah daging. Luka efek Pilkada Jakarta terasa menyakitkan
> memang. Karenanya, kerja nyata solusi utama meredam kritik itu.
>
> Tak mengherankan jika kinerja Anies akan selalu dibanding-bandingkan
> dengan Ahok sang rival utama. Anies tentu tak bisa berkelit dengan retorika
> indah. Harus dijawab dengan bukti nyata. Misalnya soal solusi mengatasi
> banjir Jakarta. Dalam konteks inilah posisi wagub dirasa signifikansinya.
> Terobosan apa yang bisa diberikan kepada warga Jakarta mengatasi persoalan
> banjir. Dan tentu isu-isu lain yang bisa menopang janji politik Anies
> Baswedan.
>
> Sekali lagi, wagub terpilih nantinya harus bisa pamer kehebatan membenahi
> Jakarta. Dalam politik, pamer kebolehan tak diharamkan. Bahkan sangat
> dianjurkan sebagai legacy bisa membenahi berbagai persoalan Ibu Kota. Klaim
> kesuksesan tak bisa diukur sepihak, apalagi hanya diukur dengan perasaan;
> fakta dan kerja nyata yang harus bicara. Inilah tantangan utama wagub
> pendamping Anies Baswedan sebagai gubernur 'rasa' Indonesia.
>
> Adi Prayitno Direktur Eksekutif Parameter Politik dan dosen FISIP UIN
> Jakarta
>
> (mmu/mmu)
> wagub dki pengganti sandi
> berebut kursi wagub dki
>
> 
>

Kirim email ke