-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>

https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/1919-evakuasi-kemanusiaan


Evakuasi Kemanusiaan

Penulis: Media Indonesia Pada: Senin 03 Februari 2020, 05:05 WIB Editorial MI
 

PEMERINTAH mengambil langkah cepat dan tepat dengan mengevakuasi warga negara 
Indonesia (WNI) dari Wuhan, Tiongkok, tempat asal virus korona tipe baru 
mewabah.

Disebut cepat karena pemerintah langsung memutuskan untuk mengevakuasi WNI dari 
Wuhan hanya sesaat setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa 
penyebaran infeksi virus korona jenis baru itu sudah dalam tahap darurat 
kesehatan global.

WHO mengumumkan virus korona sebagai darurat global pada 30 Januari. Pengumuman 
WHO itu langsung ditanggapi Presiden Joko Widodo dengan menggelar rapat 
terbatas. Rapat pada 30 Januari itu memutuskan segera mengevakuasi WNI yang ada 
di Wuhan.

Proses evakuasi 238 dari 245 WNI di Wuhan kemarin berjalan lancar. Dari 245 WNI 
tersebut, ada empat orang yang menyatakan tidak bersedia dievakuasi atas 
kehendak sendiri. Tiga WNI lainnya tidak lolos uji pemeriksaan yang dilakukan 
pemerintah Tiongkok.

Harus tegas dikatakan bahwa evakuasi WNI itu sebagai langkah yang tepat. 
Disebut langkah tepat karena pemerintah memenuhi kewajiban untuk melindungi 
setiap warga di mana pun ia berada. Bukan hanya memenuhi kewajiban, evakuasi 
itu sekaligus pemenuhan hak asasi warga negara yang diperintahkan konstitusi.

Pemerintah patut diacungi jempol telah mengambil keputusan cepat dan tepat 
melakukan evakuasi WNI. Tugas pemerintah selanjutnya ialah memastikan tidak ada 
penularan virus yang terbawa dari Wuhan. Karena itulah, seluruh proses 
pemulangan WNI tersebut telah sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku, 
dari proses penjemputan, penerbangan, hingga observasi kesehatan setiba di 
Tanah Air.

Observasi kesehatan dilakukan melalui karantina di pangkalan militer Natuna, 
Riau. Dikarantina untuk pemantauan ketat selama 14 hari sesuai dengan masa 
inkubasi virus tersebut.

Sesuai protokol kesehatan, tempat karantina harus jauh dari permukiman. 
Pangkalan militer di Natuna, selain memiliki rumah sakit dengan fasilitas yang 
memadai, juga berjarak sekitar 6 kilometer dari permukiman penduduk setempat.

Jujur diakui bahwa persiapan evakuasi di tingkat pusat telah berjalan baik. 
Meski demikian, pemerintah tetap diminta meningkatkan koordinasi, sosialisasi, 
dan komunikasi sehingga upaya pencegahan bisa lebih optimal.

Koordinasi yang belum sempurna itulah yang memicu penolakan warga Natuna atas 
langkah pemerintah menjadikan daerah mereka sebagai tempat karantina WNI yang 
dievakuasi dari Wuhan.

Pengakuan Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti, membuat kita prihatin. 
Prihatin karena disebutkan bahwa pemerintah pusat tidak berkoordinasi dalam 
memutuskan Natuna sebagai tempat karantina bagi WNI yang dievakuasi dari Wuhan.

Koordinasi mestinya tidak menjadi persoalan jika semua institusi bekerja sesuai 
dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan 
dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan 
Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia.

Diktum pertama Inpres 4/2019 secara eksplisit memerintahkan 24  institusi, 
mulai menteri sampai bupati/wali kota, untuk mengambil langkah-langkah secara 
terkoordinasi dan terintegrasi sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan 
masing-masing.

Koordinasi bisa saja tidak berjalan sempurna karena hanya ada waktu tiga hari 
sejak diputuskan sampai evakuasi dilaksanakan. Karena itu, elok nian bila 
pejabat pemerintah dari pusat sampai daerah tidak baper, bawa perasaan, apalagi 
merasa tidak diajak berkoordinasi.

Mestinya, setiap institusi yang ditugaskan dalam Inpres 4/2019 mengambil 
inisiatif untuk menyatukan derap langkah dalam kebijakan pusat terkait dengan 
penanganan dampak virus korona. Pemerintah daerah jangan pasif, apalagi menjadi 
penonton dalam proses evakuasi yang merupakan tugas kemanusiaan.

Tugas pemerintah daerah ialah menginformasikan kepada warganya bahwa tempat 
karantina di pangkalan militer itu masih aman untuk warga sehingga mereka tidak 
perlu cemas. Cara menghilangkan kecemasan warga ialah membangun komunikasi yang 
lebih baik.
 




Kirim email ke