https://money.kompas.com/read/2020/02/25/123200726/indonesia-didapuk-jadi-negara-maju-pengusaha--kita-sih-bangga-tetapi-?page=all#page2


Indonesia Didapuk Jadi Negara Maju, Pengusaha: Kita Sih Bangga, tetapi...

Kompas.com - 25/02/2020, 12:32 WIB BAGIKAN: Komentar (2)



Lihat Foto Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia
Bidang Hubungan Internasional, Shinta Kamdani (KOMPAS.com/ Ambaranie Nadia)
Penulis Rully R. Ramli | Editor Erlangga Djumena


*JAKARTA, KOMPAS.com* - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri ( Kadin)
Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani menilai status
Indonesia yang bukan lagi negara berkembang belum sejalan dengan kondisi
nyata perekonomian nasional.


Meski Amerika Serikat (AS) lewat Kantor Perwakilan Perdagangan atau Office
of the US Trade Representative (USTR) di Organisasi Perdagangan Dunia (
WTO) mengeluarkan Indonesia dari daftar negara-negara berkembang, namun
menurut dia, pemerintah masih perlu melakukan banyak pembenahan.


"Kita sih bangga ya (Indonesia berstatus negara maju), bangga aja. Tapi
kita mesti lihat riilnya apa kita benar naik kelas? Saya rasa kita masih
banyak PR ya, kita jangan lihat statusnya tapi masih banyak substansi yang
harus dikerjakan," tutur dia di Jakarta, Senin (24/2/2020).


*Baca juga*:* RI Dikeluarkan dari Daftar Negara Berkembang, Ini Kata Sri
Mulyani* Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja disebut sebagai salah satu
kebijakan yang perlu dikebut penyelesaiannya agar Indonesia benar-benar
bisa dikategorikan sebagai negara maju.


"Kami mendukung supaya ini bisa membantu dari segi kepentingan, kebutuhan,
bagaimana Indonesia saat ini over regulated. Kita perlu dengan
perbaikan-perbaikan ini," ujarnya.


Walaupun tidak lagi dikategorikan sebagai negara berkembang, Shinta
menambah, Indonesia masih berpotensi mendapatkan fasilitas Generalized
System of Preferences (GSP) dari AS.


*Baca juga*: *Kemendag Klaim Perubahan Status RI Menjadi Negara Maju Tak
Pengaruhi GSP*


Kebijakan USTR mengeluarkan Indonesia dari daftar negara berkembang disebut
hanya berlaku untuk status di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).  "Untuk
naik kelas tidak ada pengaruh ke GSP. Itu tidak pengaruh menurut Amerika,"
kata dia. Shinta menyebutkan, saat ini pihaknya tengah menunggu keputusan
keberlanjutan fasilitas GSP melalui hasil review eligibility.


"Jadi kita masih menunggu hasil keputusan AS, tapi tidak ada pengaruh ke
naik kelasnya itu. Ini supaya clear," ucap dia.


*Baca juga*: *RI Dicoret dari Negara Berkembang, Ini Permintaan Pemerintah
ke AS *


*Baca berikutnya Sri Mulyan*i: Beberapa Kantor Kemenkeu…

Penulis : Rully R. Ramli
Editor : Erlangga Djumena
  • [GELORA45] IndonesiaDidapuk J... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]

Kirim email ke