https://www.suara.com/news/2020/03/12/134140/ahok-diwacanakan-jadi-pendamping-anies-baswedan-di-pilpres-2024?utm_source=izooto&utm_medium=notification&utm_campaign=terpopuler



Ahok Diwacanakan Jadi Pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024
Reza Gunadha | Fita Nofiana
Kamis, 12 Maret 2020 | 13:41 WIB
[image: Ahok Diwacanakan Jadi Pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024]
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat berbincang dengan mantan
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
(Suara.com/Fakhri uadi)
"Ada suara gendang yang lebih kuat sehingga Ahok tampil ulang sebagai lagu
lama dengan arasemen baru," tambahnya.

Suara.com - Rocky Gerung <https://www.suara.com/tag/rocky-gerung> menyatakan
ketidakmungkinan eks Gubernur DKI Jakarta Ahok
<https://www.suara.com/tag/ahok> menjadi lawan Anies
<https://www.suara.com/tag/anies> Baswedan di 2024.

Akademisi *cum* aktivis itu mengungkapkan pernyataan tersebut lewat aku
YouTube resminya, Kamis (12/3/2020).

"Secara sosiologis tidak mungkin, secara antropologis juga ajaib, secara
psikologis semua orang tahu bahwa kekuatan Ahok sebagai pendorong
perubahan, tapi bukan sebagai orang yang memimpin, analisis akademik itu
agak susah," kata Rocky.

Menurutnya, apabila Ahok dipaksakan menjadi kandidat calon di pemilu 2024,
maka ada target tertentu oleh para oligarki.

"Kalau dia dipaksakan, itu artinya ada target jangka pendek yang hendak
dipakai oleh oligarki," kata dia.

"Ada suara gendang yang lebih kuat sehingga Ahok tampil ulang sebagai lagu
lama dengan arasemen baru," tambahnya.

Bagi Rocky, yang lebih memungkinkan adalah menjadikan Ahok sebagai
pendamping Anies Baswedan.

"Kalau kami berpikir sejak sekarng itu berarti Ahok ditaruh di situ untuk
mendamipingi Anies Baswedan," uangkapnya.

Sebenarnya, menampilkan Ahok sebagai kandidat 2024 bukan hal yang tidak
perbolehkan, kata Rocky.

"Enggak ada soal. Ahok tetap warga negara yang boleh memakai hak
warganegaranya. Ada pendukungnya yang menganggap dia bisa menjadi pemimpin
potensial, secara formal enggak masalah," tambahnya.

"Yang jadi masalah itu, ada kasak-kusuknya itu. Begitu mulai kasak-kusuk,
orang merasa ada tagihan politik yang belum lunas antara Jokowi dan Ahok
melalui oligarki yang mengatur orkestrasi," kaya doa lagi.

Sementara itu, Rocky mengklaim bahwa Anies berbeda dengan Jokowi-Ahok
karena memiliki legitimasi yang kuat.

"Bagaimanapun Anies terpilih dalam satu sistem yang demokratis dan dia
punya legitimisasi kuat karena dipilih oleh rakyat bukan oleh survei," ujar
Rocky.

Rocky bahkan menyarankan ada survei antara khusus membahas Ahok - Anies

"Anies Baswedan kan disurvei turun terus, ya walaupun Anies surveinya 0,01
persen tapi kalau pesaingnya 0.0 persen ya sama saja, enggak ada gunanya.

Kirim email ke