-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://www.antaranews.com/berita/1359166/ribuan-ternak-babi-di-tts-mati-terserang-virus-asf



Ribuan ternak babi di TTS mati terserang virus ASF

Senin, 16 Maret 2020 12:06 WIB

Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Egusem Piether Tahun. (ANTARA/Bernadus Tokan)
Jika dihitung secara ekonomis, maka kematian ternak babi di wilayah itu telah 
menimbulkan kerugian lebih dari Rp3 miliar.
Kupang (ANTARA) - Ribuan ekor ternak babi milik masyarakat di Kabupaten Timor 
Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan mati karena 
terserang virus African Swine Fever (ASF) yang diduga masuk dari Timor Leste.

"Sampai hari ini sudah ada sekitar 1.000 ekor ternak babi yang mati. Angka ini 
tidak termasuk yang belum dilaporkan atau tidak dilaporkan oleh masyarakat, 
terutama yang ada di pedalaman," kata Bupati Timor Tengah Selatan (TTS) Egusem 
Piether Tahun, Senin, (16/3).

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan serangan virus babi Afrika terhadap 
ternak babi di Pulau Timor yang meliputi Kabupaten Belu, Malaka, Timor Tengah 
Utara, Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Kupang dan Kota Kupang.

Bupati mengatakan pemerintah hanya bisa memberikan pemahaman kepada warga untuk 
menjaga lalulintas ternak antarwilayah guna mencegah penyeberan virus tersebut.

Baca juga: Pemerintah provinsi tutup lalu lintas ternak babi keluar masuk NTT
Baca juga: Timor Tengah Utara eliminasi serangan virus misterius pada babi

"Virus ini belum ada vaksinnya sehingga hal utama adalah lalulintas ternak babi 
antarwilayah harus dicegah. Peredaran daging babi dari satu wilayah ke wilayah 
lain juga harus dicegah," katanya menambahkan.

Upaya lain adalah semua tempat pemotongan daging babi harus diperiksa, untuk 
memastikan bahwa babi yang dipotong benar-benar sehat dan bukan babi yang sudah 
tertular virus, karena dapat menjadi media penyeberan virus babi.

Dalam hubungan dengan ini, kerja sama seluruh elemen masyarakat sangat 
dibutuhkan, mengingat petugas tidak bisa melakukan pengawasan secara 
menyeluruh, kata bupati.

Dia menambahkan jika dihitung secara ekonomis, maka kematian ternak babi di 
wilayah itu telah menimbulkan kerugian lebih dari Rp3 miliar.

Angka ini dihitung berdasarkan harga satu ekor ternak babi di daerah itu yang 
berkisar antara Rp3-5 juta per ekor, katanya menjelaskan.

Baca juga: Kementan siagakan 102 posko tangani demam babi Afrika di Sumut
Mewaspadai masuknya virus demam babi ke Sumbar
 

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Rolex Malaha
COPYRIGHT © ANTARA 2020







Kirim email ke