-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1784-solidaritas-kebangsaan



Selasa 24 Maret 2020, 06:00 WIB

Solidaritas Kebangsaan

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group | Editorial
 
Solidaritas Kebangsaan

MI/EBET
Dewan Redaksi Media Group, Suryopratomo ..

Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir tidak keliru jika 
mengatakan negara memanggil dunia usaha untuk memberi kepada negara. Situasi 
krisis yang sedang kita hadapi akibat pandemi virus korona membuat Indonesia 
berada dalam kesulitan besar. Hanya dengan upaya bersama semua pihak, kita akan 
bisa menjawab tantangan berat ini.

Virus korona memang membuat seluruh dunia dihadapkan kepada kesulitan. Semua 
negara mengerahkan semua kemampuan yang dimiliki untuk menyelamatkan kehidupan 
seluruh warganya. Tidak boleh ada yang berpangku tangan, apalagi lalu mencoba 
mengail di air keruh.

 

Ketika semua negara berupaya menyelamatkan kehidupan warga masing-masing, garda 
terdepan ialah para petugas medis. Mereka perlu dilengkapi semua peralatan yang 
memungkinkan mereka bekerja dengan baik dan tidak membahayakan diri mereka.

Salah satu yang paling dibutuhkan sekarang ini adalah alat pelindung diri atau 
APD. Karena semua negara di dunia membutuhkannya, APD menjadi barang yang 
langka. Di Inggris, misalnya, petugas medis sampai menggunakan kantong sampah 
klinis untuk penutup kepala. Ketika kelangkaan terjadi, otomatis harga pun 
menjadi naik.

Kemarin Bea dan Cukai mendapati APD yang hendak diekspor ke luar negeri. Karena 
harganya yang meningkat, wajar apabila ada yang mencoba menangguk untung besar. 
Namun mereka lupa, bangsa ini juga sedang membutuhkan APD untuk petugas medis 
yang berjuang menyelamatkan warga bangsa.

Tidak salah apabila negara memprioritaskan APD yang hendak diekspor itu untuk 
kepentingan dalam negeri. Apalagi pemerintah pekan lalu sudah mengeluarkan 
kebijakan larangan ekspor sementara untuk produk-produk kesehatan demi 
kepentingan penyelamatan warga bangsa.

Sekarang memang bukan waktunya untuk egois. Sikap hanya mementingkan diri 
sendiri akhirnya akan menjadi bumerang. Sebab, virus korona ini tidak mengenal 
umur, jabatan, pangkat, suku, agama, ras. Siapa saja bisa menjadi korban dari 
virus korona.

Dunia usaha justru bertanggung jawab untuk ikut mencegah penyebaran virus 
korona. Caranya dengan membuat aturan kerja yang bisa membatasi orang untuk 
keluar rumah, membatasi orang untuk bersentuhan, membatasi orang untuk 
berkerumun.

Kalau bisa dilakukan, dunia usaha menutup kantor dan memerintahkan karyawan 
untuk bekerja di rumah. Atau kalau harus masuk dilakukan pengiliran jam kerja 
agar jumlah orang yang keluar rumah dan bepergian bisa dibatasi.

Sekarang ini meski pemerintah sudah menetapkan kebijakan social distancing, 
kenyataannya orang masih banyak keluar rumah dan berdesakan. Di kereta rel 
listrik, belum diterapkan jumlah orang per gerbong. Mereka masih 
berdesak-desakan sehingga berpotensi menimbulkan penyebaran masif kalau ada 
yang menjadi carrier virus korona.

Pasti ekonomi dan bisnis akan terpengaruh virus korona. Seluruh dunia 
dihadapkan kepada persoalan yang sama. Sekarang yang diupayakan setiap negara 
ialah bagaimana menyelamatkannya agar tidak semakin terpuruk.

Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak mengeluarkan paket kebijakan senilai 330 
miliar pound sterling untuk menyelamatkan bisnis di negerinya. Menteri Keuangan 
Sri Mulyani Indrawati sedang menyiapkan paket bukan hanya untuk dunia usaha, 
tetapi juga bagi para pekerja dan keluarga prasejahtera.

Semua paket kebijakan pemerintah tidak akan mencukupi tanpa ada dukungan 
masyarakat dan dunia usaha. Kita melihat kelompok masyarakat mulai bergerak 
untuk mempersiapkan paket bantuan yang memungkinkan orang untuk tetap bisa 
menghidupi keluarganya, meski tidak harus bekerja meninggalkan rumah.

Solidaritas sosial sangat kita butuhkan dalam situasi seperti sekarang ini. 
Kondisi bisnis ke depan memang akan sangat berat. Sekarang waktunya untuk 
mengencangkan ikat pinggang. Namun, kita tetap harus membantu saudara-saudara 
kita yang 'sudah tidak mempunyai pinggang' agar bisa melanjutkan kehidupan 
mereka.

Kita tidak pernah akan bisa tidur nyenyak apabila ada tetangga kita yang 
menangis kelaparan. Sekarang yang perlu kita upayakan bersama ialah bagaimana 
membuat seluruh warga bangsa ini bisa tetap makan. Ada saatnya kita 
berkompetisi, ada saatnya kita berkooperasi. Sekarang waktunya bagi kita untuk 
berkooperasi.
 





Reply via email to