-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://manado.antaranews.com/berita/84318/pulau-miangas-terancam-rawan-pangan


Pulau Miangas Terancam Rawan Pangan

Kamis, 26 Maret 2020 21:25 WIB

Kepala Kecamatan Khusus Miangas Sepno Lantaa (1)
Kepala Kecamatan Khusus Miangas Sepno Lantaa
Talaud (ANTARA) - Masyarakat Pulau Miangas, Sulawesi Utara, pulau terluar di 
bagian utara Indonesia yang berbatasan dengan negara tetangga Filipina, 
terancam rawan pangan menyusul keengganan para pedagang bahan kebutuhan pokok 
di daerah tersebut takut keluar, akibat penyebaran virus COVID-19.

"Dengan adanya COVID-19 di Indonesia, kondisi perekonomian di Miangas cukup 
terganggu. Masyarakat yang punya kios dan juga para nelayan, saat ini enggan 
untuk keluar, takut terjangkit virus,  Posisi Miangas sekarang yakni waspada 
kerawanan pangan," kata Kepala Kecamatan Khusus Miangas, Sepno Lantaa, ketika 
dihubungi, Kamis (26/3).

Karena ketakutan tersebut, sambungnya, maka mulai terjadi keterbatasan dan yang 
sudah terasa kelangkaannya yakni   beras, gula dan minyak kelapa. 

Faktor lain yang juga menjadi penghambat masuknya bahan pokok ke pulau 
tersebut, yakni alat transportasi kapal laut yang hanya masuk dua atau tiga 
Minggu sekali.

"Sekarang kapal perintis yang melayani daerah tapal batas Miangans dan Nanusa, 
hanya tersisa dua kapal yakni Sabuk Nusantara 69 dan Sabuk Nusantara 70.. Hanya 
kapal ini saja yang menjadi alat unggulan pengangkut bahan pokok ke 
Miangas,"katanya.

Kendati terancam rawan pangan, tetapi Sepno mengakui masyarakat di daerah 
tersebut tidak sampai kelaparan sama sekali, karena masih ada pangan lokal 
tersedia cukup seperti keladi, singkong, ubi jalar dan laluga, salah satu 
makanan khas di daerah perbatasan Miangas.

 

Dia berharap pemerintah daerah dan provinsi tetap memberi perhatian serius 
dengan  mendistribusikan bahan kebutuhan pokok utama yang sudah terjadi 
kelangkaan.

"Cuaca saat ini di perbatasan kurang baik, ditambah dengan isu virus yang 
semakin menguat, untuk itu kami berharap agar dapat memberi  perhatian serius, 
sehingga tidak terjadi hal paling buruk bagi masyarakat," katanya.

 
Pewarta : Hendry Mangindudu     
Editor : Guido Merung   
COPYRIGHT © ANTARA 2020





Kirim email ke